"Pada prinsipnya seperti itu." Wei Zheng tersenyum sopan. "Sebelum Nona Shen datang, Nona dapat menghubungi Presiden Mo dulu. Presiden Mo akan memberitahu saya, baru saya akan memberitahu bagian resepsionis. Dengan begitu Nona Shen dapat langsung naik untuk menemui Presiden Mo."
Shen Rou menghela napas panjang, sudut bibirnya sedikit berkedut. "Kalau begitu, jika aku naik sekarang, apakah juga perlu membuat janji dulu dengannya?"
"Kalau tidak, begini saja, bagaimana kalau aku akan menelepon Presiden Mo dan bertanya padanya?" Wei Zheng melihat ekspresi marah yang mati-matian di tahan di wajah Shen Rou. Wei Zheng merasa wajahnya penuh dengan kebencian dan sangat menyedihkan.
Sebenarnya, jika Presiden Mo tidak menikah dengan nyonya muda, Wei Zheng merasa Shen Rou juga merupakan pilihan yang cukup baik.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com