Entah Mo Yesi sengaja melakukannya atau tidak. Setiap kali tubuh Qiao Mianmian bergetar, ia tidak bisa menahannya.
"Kau... Jangan dengarkan Luoluo berbicara omong kosong," kata Qiao Mianmian.
Qiao Mianmian merasakan tatapan kuat yang tertuju di atas kepalanya. Pria yang memeluknya itu menatapnya dengan tatapan panas, seolah-olah bertanya-tanya apakah itu benar atau tidak.
Beberapa detik kemudian, Qiao Mianmian mendengar Mo Yesi tertawa lagi. Mulut Mo Yesi masih menempel di daun telinganya. Dengan nada rendah yang hanya mereka berdua bisa dengar, Mo Yesi berbisik padanya dengan ambigu, "Aku baru saja memeriksanya. Ada C, jadi dia tidak berbicara omong kosong."
Apalagi, Mo Yesi tidak hanya pernah melihatnya malam itu. Ia juga 'menguasainya'. Memang... cukup menawan. Mungkin, lebih dari ukuran C.
"Mo Yesi…" Qiao Mianmian mengangkat kepalanya karena malu dan memelototi Mo Yesi, "Kau... Dasar bajingan!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com