Mo Yesi yang didorong menjauh memiliki keinginan yang kuat di matanya. Napasnya berat dan menderu. Seperti ada kilatan api yang benar-benar menyala di kedua bola matanya. Mo Yesi melihat tatapan Wen Xiangyang seperti seekor binatang yang sedang menatap seekor domba kecil. Sementara itu, si domba kecil itu menjadi menggigil karena tatapannya.
Mata Mo Yesi yang suram dan berkabut tertuju pada bibir merah muda lembut domba kecil kesayangannya yang telah dibuatnya merah dan bengkak. Matanya kembali gelap. Domba kecil ini jauh lebih lezat dari yang Mo Yesi kira. Begitu mencicipinya sekali, langsung membuat kecanduan. Jika Qiao Mianmian tadi tidak mendorongnya, ia mungkin tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com