webnovel

Tuan Mo Mengidap Misogini

Redakteur: Wave Literature

Qiao Mianmian sedikit mengangguk kepada sopir Mo Yesi. Ia tidak terlalu terbiasa dipanggil Nyonya dan selalu merasa aneh jika orang lain memanggilnya seperti itu. Sopir itu membukakan pintu belakang mobil dan menunggu sampai Qiao Mianmian masuk. Setelah itu, baru sopir itu kembali duduk di kursi pengemudi.

Setelah Qiao Mianmian masuk ke mobil, ia tidak menemukan Mo Yesi sehingga ia pun bertanya, "Apakah Tuan Mo masih sibuk?"

"Tuan Mo masih bertemu dengan seseorang untuk membicarakan sesuatu. Tuan meminta saya untuk datang dan menjemput Nyonya terlebih dahulu," jawab sopir itu.

"Oh."

———

Selama perjalanan, Qiao Mianmian merasa bahwa sopir itu selalu melirik ke arahnya. Sebelumnya ia tidak memperdulikan sopir itu, namun ia selalu merasa sedikit gelisah jika orang lain sering meliriknya. Ketika mobil berhenti di lampu merah persimpangan jalan, ia mendapati sopir itu kembali mencuri pandang ke arahnya. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Itu... Kau selalu mengawasiku. Apakah ada yang salah denganku?"

"Hah?" Sopir mendadak itu tersedak karena mendengar pertanyaan Qiao Mianmian. Karena ketahuan, ia menjawab dengan agak gugup, "Jangan salah paham, Nyonya. Saya tidak punya maksud lain. Saya hanya, hanya ingin tahu…"

"Ingin tahu?" ulang Qiao Mian. Apa yang ingin kau tahu? batinnya sambil mengerutkan kening dengan ragu.

"Ya, saya ingin tahu," jawab sopir itu. Ia melirik ke kaca spion lagi, lalu berkata, "Sebelum Nyonya, tidak ada wanita lain di sekitar Tuan Mo. Bahkan, Tuan Mo tidak pernah memiliki hubungan asmara dengan lawan jenis. Sudah tak terhitung berapa banyak wanita yang Nyonya Besar perkenalkan, tapi Tuan Mo tidak mempedulikan satu pun dari mereka. Inilah alasan Tuan Besar dan Nyonya Besar merasa sangat cemas."

"Tidak mungkin! Kau bilang, dia bahkan tidak pernah berpacaran sekalipun?" tanya Qiao Mianmian dengan terkejut. Pria tampan dan kaya seperti Mo Yesi pasti akan sangat menarik bagi lawan jenis sejak pandangan pertama. Bagaimana mungkin Tuan Mo tidak pernah berpacaran? pikirnya.

Sopir itu memandang Qiao Mianmian dari kaca spion dengan ekspresi terkejut, lalu menghela napas. "Nyonya tidak tahu? Tuan mengidap misogini."

"Misogini?!" pekik Qiao Mianmian. Lalu, ia membeku beberapa detik dan berpikir, Penyakit macam apa itu?

Sopir itu langsung menjelaskan, "Misogini itu artinya kebencian terhadap wanita dan tidak ingin memiliki hubungan dengan wanita. Selain dengan Nyonya Besar dan ibu Nyonya besar, Tuan selalu menghindari interaksi dengan wanita lain. Inilah sebabnya Tuan yang begitu mapan masih saja melajang. Penyakit Tuan ini sangat langka dan Tuan sudah diperiksakan ke beberapa dokter, tetapi kondisinya tidak juga membaik. Karenanya, saya terkejut setelah mengetahui bahwa Nyonya dan Tuan sudah menikah."

Qiao Mianmian yang masih sangat terkejut kemudian bertanya dengan heran, "Bagaimana jika dia dekat dengan seorang wanita? Apa yang akan terjadi?"

Ekspresi sopir itu tiba-tiba berubah menjadi serius dan ia mengucapkan kata demi kata dengan serius, "Tuan akan memiliki reaksi alergi yang sangat serius. Dalam kasus ringan, Tuan akan mengalami ruam, muntah parah, kedinginan, dan bahkan pingsan."

Qiao Mianmian tak henti-hentinya terkejut setelah mendengar penjelasan sopir itu. Apa?? Apakah ada penyakit yang aneh seperti itu?? Hei, tapi itu tidak benar! pikirnya. Sebelumnya, Mo Yesi pernah berinisiatif memeluknya dan ia tidak melihat Mo Yesi menunjukkan reaksi alergi.

Seakan sudah menebak isi pikiran Qiao Mianmian, sopir itu kembali berkata, "Sepertinya Tuan tidak memiliki reaksi alergi terhadap Nyonya." Sopir itu lalu berpikir, Inilah sebabnya Tuan Mo tiba-tiba menikah dengannya. Selain itu, wanita muda ini terlihat cantik dan Tuan Mo tampaknya juga menyukainya. Hanya saja... Nyonya Besar dan Tuan Besar sepertinya masih belum tahu tentang pernikahan Tuan. Terlebih lagi, Nyonya Besar selalu ingin menjodohkan Tuan Mo dengan wanita yang bernama Nona Shen Rou. Saya tidak tahu apa reaksi mereka nanti begitu mengetahui semua ini.

———

Sopir mengemudikan mobil menuju sebuah mal. Setelah turun dari mobil, ia berkata kepada Qiao Mianmian, "Tuan Mo bilang bahwa Nyonya bisa berjalan-jalan mengelilingi mal terlebih dahulu. Anggap saja mal ini milik Nyonya sendiri dan Nyonya bisa mengambil apapun jika Nyonya menyukainya."

Nächstes Kapitel