webnovel

Apakah Kau Melihat Tunanganku?

Redakteur: Wave Literature

Di suatu malam pertengahan musim panas, keluarga Xu yang merupakan salah satu keluarga terkenal di Kota Yun mengadakan perjamuan makan malam di Hotel Emperor. Bunga-bunga gardenia bermekaran di lantai bawah hotel. Angin sepoi-sepoi bertiup hingga membawa aroma harum dari bunga. Meskipun keluarga Qiao sedang dalam masa kemunduran, Qiao Mianmian menggunakan identitas sebagai tunangan anak dari keluarga Su untuk pergi menemani tunangannya Su Ze menghadiri jamuan malam ini.

Qiao Mianmian menenggak terlalu banyak bir. Ia segera berdiri di balkon luar aula untuk menghirup udara segar sebentar, sampai ia merasa kepalanya sudah tidak terlalu pening. Namun, ketika ia kembali ke dalam aula, ia tidak melihat keberadaan Su Ze. Qiao Anxin, adiknya, yang datang bersama mereka juga menghilang.

Qiao Mianmian mencari ke mana-mana, tetapi mereka tidak ada juga. Ia pun mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Su Ze. Ia menunggu cukup lama, tetapi Su Ze tidak mengangkat teleponnya. Ia juga menelepon Qiao Anxin dan menunggu telepon tersambung cukup lama, tetapi tidak ada juga yang menjawabnya.

Qiao Mianmian menunduk menatap ponselnya dan raut wajahnya sedikit berubah. Ia tiba-tiba teringat saat Su Ze datang ke rumah Qiao Anxin untuk menjemputnya malam ini. Ketika ia berganti pakaian di lantai atas, ia melihat Su Ze dan Qiao Anxin duduk di sofa sambil asyik mengobrol. Keduanya tak hanya terlihat sangat dekat, tapi mereka tampaknya merahasiakan sesuatu. Ditambah lagi, Qiao Anxin sempat mengulurkan tangannya untuk merangkul lengan Su Ze. Memikirkan hal ini membuat wajah Qiao Mianmian sedikit memucat.

Qiao Mianmian memanggil pelayan dan bertanya, "Maaf, apakah kau melihat tunanganku? Dia bermarga Su. Ini fotonya."

Qiao Mianmian menggeser-geser layar ponselnya untuk menunjukan foto Su Ze yang ia ambil. Pelayan itu meliriknya, lalu menatapnya dengan tatapan aneh. Tampak sedikit simpati di matanya, "Anda mencari pria ini? Saya baru saja melihatnya pergi ke sana."

———

Cahaya hangat bersinar menerangi Bumi. Di tepi kolam renang di halaman hotel, terlihat sepasang sosok yang akrab saling berpelukan di bawah pohon besar.

"Kakak Aze…"

Terdengar suara wanita yang lembut dan menawan. Sepasang tangan Qiao Anxin yang putih dan lembut merangkul leher Su Ze selagi wanita itu bersandar di lengannya. Su Ze tampaknya sedikit risih. Ia melihat ke sekeliling, kemudian mendorong Qiao Anxin menjauh. Namun, wanita itu segera merangkul Su Ze kembali.

"Kak Aze, mengapa kau mendorongku…?"

Saat Su Ze melihat ke arah Qiao Mianmian, Qiao Mianmian segera bersembunyi. Lalu, Qiao Mianmian mendengar Su Ze berkata, "Anxin, kau baru saja memberitahuku bahwa kau akan memberiku kejutan. Kejutan apa itu?"

Suara Qiao Anxin terdengar begitu manis dan malu-malu saat ia berkata dengan lembut, "Kak Aze, aku hamil."

Qiao Mianmian merasa bagai tersambar petir saat mendengar perkataan Qiao Anxin. Matanya melebar dan wajahnya mulai memucat.

"Apa?!" pekik Su Ze yang terkejut, "Apa yang terjadi padamu? Ulangi sekali lagi."

"Kakak Aze, aku hamil!" kata Qiao Anxin lagi sambil bersandar di lengan Su Ze. Ia mengulurkan tangan dan memeluk pria itu dengan ekspresi bahagia, "Aku hamil bayi kita. Kau akan segera menjadi seorang ayah. Apakah kau bahagia?"

Su Ze menundukkan kepalanya. Wajahnya dipenuhi tanda tanya dan alisnya sedikit mengernyit. "Kapan itu terjadi?" tanyanya.

"Sebulan yang lalu."

Qiao Anxin bersandar di lengan Su Ze. Ia mengangkat kepalanya sedikit dan melihat ke tempat Qiao Mianmian bersembunyi. Ia menipiskan bibirnya, matanya terlihat dingin, dan terlihat sedikit senyum provokatif di sudut bibirnya. "Hari itu, ketika kakakku pergi syuting, kita melakukannya di sofa dekat jendela."

Sebulan yang lalu, kita melakukannya ketika kakakmu pergi syuting waktu itu? ulang Qiao Mianmian dalam kepalanya. Lalu, ia mengguncang tubuhnya sendiri. Kepalanya seketika pusing.

Jendela di rumah keluarga Su Ze… pikir Qiao Mianmian lagi. Qiao Anxin dulu suka berbaring di atas sofa itu dan membaca buku. Memikirkan hal ini membuat perutnya bergejolak. Qiao Anxin melanjutkan pembicaraannya dengan Su Ze, tetapi ia tidak bisa lanjut mendengarkannya. Pikirannya kini kosong.

Setelah beberapa saat, Qiao Anxin tiba-tiba mendengar Su Ze berkata, "Ayo pergi. Saatnya kembali. Kita sudah terlalu lama keluar dan dia pasti akan curiga."

Nächstes Kapitel