webnovel

Mengetahui 2

Up : Selasa, 12/01/2021 - Pukul 17.00 WIB

_____________________________________________

" Apa istimewanya tempat seperti itu?"

" Lo akan tahu nanti kalo sudah sampai disana!"

" Gue benci pedesaan!"

" Tapi ini beda, bro! Lo akan jatuh cinta dengan suasananya!"

Dua orang pria dengan pakaian resmi sedang berbincang di dalam sebuah mobil, mereka menyusuri jalan yang tidak begitu ramai tersebut. Disepanjang jalan terdapat pepohonan yang sangat rindang dan menyejukkan mata.

" Bisa kita makan dulu? Gue lapar banget!"

" Iya, gue tahu! Kita akan makan di sebuah kedai makan yang menyediakan makanan paling enak di dunia!"

" Serah lo, deh!"

Mobil mereka berhenti di sebuah kedai makanan yang tidak begitu besar tapi pengunjungnya sangat ramai. Mereka turun dari mobil dan mencari tempat yang kosong, diluar telah penuh dengan pengunjung, lalu mereka masuk ke dalam kedai dan kebetulan ada tempat kosong di dalam.

" Gue pesen dulu disana! Lo seperti biasa'kan?"

" Ehm!"

Salah satu dari pria itu berdiri dan menuju ke tempat pemesanan untuk memesan makanan dan membayarnya. Sementara satu lagi menatap ke sekeliling ruangan dan melihat keadaan kedai itu.

" Ayolah, Bay! Aku mau ice cream!"

Deg! Suara itu! batin pria itu. Tubuhnya bergetar, seluruh ototnya menegang.

" Kamu sudah banyak makan tadi, Reva!" sahut Bayu.

" Tapi kan belum makan ice cream!" kata Reva.

" No!" jawab Bayu.

" Bayu pelit!" kata Reva cemberut. Bayu menghembuskan nafas panjang, dia sudah pasti tidak tega jika Reva sudah menekuk wajahnya seperti itu.

" Ok! Sedikit!" kata Bayu sontak membuat wajah Reva berseri-seri.

" Love youuuuu!" kata Reva dengan tangan membentuk hati. Bayu hanya geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan Reva. Kemudian mereka berdua berdiri dan Reva bergelayut manja di lengan Bayu. Mereka berjalan keluar kedai dan menuju ke sebuah kedai ice cream yang biasa mereka datangi.

" Hebat juga ternyata seorang Abiseka!"

Tubuh Reva mendadak bergetar dan berhenti saat mendengar suara itu. Suara pria yang sangat dirindukan dan dicintainya. Suara pria yang telah menyakitinya sedemikian dalam tapi masih saja diinginkannya.

" Ada apa, Reva?" tanya Bayu melihat tangan Reva yang gemetar.

" Apa lo yakin itu anak lo, bro?"

Bayu memutar tubuhnya sedangkan Reva menahan diri untuk tetap membelakangi pria itu.

" Siapa lo?" tanya Bayu tidak suka.

" Gue adalah korban dari kekasih lo itu! Atau istri?"

" Apa maksud lo korban?" tanya Bayu masih tidak mengerti.

" Bay! Kita pulang! Gue mendadak tidak enak badan!" kata Reva pelan.

" Sebentar, Reva! Pria ini telah menghina dirimu!" kata Bayu.

" Apa lo yakin dia wanita baik-baik?" kata pria itu lagi dengan wajah penuh amarah.

" Gue nggak tahu apa masalah lo dengan Reva! Tapi asal lo tahu, dia adalah wanita baik-baik!" kata Bayu membela Reva.

" Hahaha! Wanita baik-baik..."

" Kita pulang saja, Bay!" pinta Reva dengan airmata yang telah menggenang di kedua matanya.

" Tidak ada wanita baik-baik yang tidur dengan pria lain saat dia memiliki tunangan!"

" Apa? Apa lo bilang?" tanya Bayu terkejut.

" Iya! Dia mengkhianati tunangannya dan tidur dengan pria lain, bahkan itu mungkin anak dari pria itu!"

" Cukup!" teriak Reva sambil memutar tubuhnya.

Ditatapnya wajah tampan yang sangat dirindukannya itu dengan pandangan nanar.

" Apa masih kurang semua yang kamu lakukan padaku, Ndra? Apa masih kurang semua penghinaan yang kamu berikan padaku? Apa aku harus mati baru kamu merasa puas?" cerca Reva dengan airmata yang sudah membasahi kedua pipi mulusnya.

" Jangan berlagak kalo lo adalah korban disini!" bentak Andra pada Reva.

" Jadi lo yang namanya Andra? Dasar pria brengsek!" teriak Bayu lalu memukul Andra tepat di wajahnya.

" Lo yang bego! Kenapa lo mau sama wanita yang mengandung bukan darah daging lo!" kata Andra disela perkelahian mereka. Reva yang melihat semua itu merasa sedih, kecewa dan tertekan. Tiba-tiba perutnya terasa kram dan sesuatu membasahi kakinya.

" Bay...yuuuu!" teriak Reva. Andra dan Bayu yang mendengar teriakan Reva, kaget melihat Reva yang sudah jatuh terduduk dengan wajah pucat dan kaki basah. Segera Bayu mendorong Andra yang ada di atasnya dan berlari mendekati Reva.

" Kamu kenapa, Reva? Astaga, kamu..."

Bayu mengangkat Reva dengan sekuat tenaga, lalu membawanya masuk ke dalam mobil. Dia kesulitan membuka pintu mobilnya, tiba-tiba Andra membantunya membuka pintu itu saat Reva telah pingsan tak sadarkan diri.

" Gue mohon, gue akan lakukan apa saja jika lo mau mengantar gue ke RS!" kata Bayu memohon. Entah mengapa hati Andra tiba-tiba melunak melihat perut Reva, dia tidak tahu kenapa dia merasa senang melihat perut Reva.

" Pegang janji lo!" kata Andra lalu masuk ke dalam mobil dan membawa Reva ke RS.

" Please, Reva! Bangun! Kamu nggak boleh kenapa-kenapa! Siapa yang akan menjaga anak kmau jika terjadi sesuatu?" kata Bayu dengan wajah sedih.

Hahaha! Pria bodoh! batin Andra. Tapi sesaat kemudian hatinya tersentil dan merasakan sakit saat melihat Bayu mencium punggung tangan Reva dari kaca spion.

Cuih! Hanya wanita jalang! batin Andra. Tapi kenapa hatinya terasa sangat sakit melihat kekhawatiran dan perhatian Bayu pada Reva.

" Belok kanan!" kata Bayu memberikan petunjuk pada Andra. Akhirnya mereka sampai di sebuah RS besar yang ada di kota itu. Bayu mengeluarkan Reva dari dalam mobil dibantu dengan Andra.

Deg! Deg! Deg! Deg! Jantung Andra berdetak sangat cepat saat menyentuh tubuh Reva. Perasaan rindu itu datang secara tiba-tiba. Tidak! Aku sudah melupakan dia! Aku sudah tidak mencintai dia! Aku sangat membencinya! batin Andra mengingkari perasaannya.

" Tolong dia, Dokter!" kata Bayu saat Reva di dorong masuk ke dalam.

" Berapa usia kandungannya?" tanya dokter itu.

" Hampir 8 bulan, dok!" jawab Bayu.

" Siapa suaminya?" tanya dokter itu lagi. Kedua pria itu duduk hanya diam saling melihat.

" Saya, Dok!" jawab Bayu yang merasa kesal dengan Andra.

" Baiklah! Anda bisa mendaftar ke loket pendaftaran dan anda ikuti saya!" kata dokter itu pada Andra. Andra ingin menolak, tapi hati kecilnya malah menyuruhnya untuk mengikuti.

" Sial! Kenapa gue harus terjebak disini!" kata Andra kesal. Ponselnya berbunyi, diraihnya ponsel yang ada di saku celanya dan nama Ilham tertera di layar ponselnya.

" Halo!" kata Andra. - (" Lo dimana?" tanya Ilham.)

" Nanti gue ke sana! Lo disana aja!" jawab Andra menutup panggilan Ilham kesal.

Andra kesal sekali dengan keadaan saat ini, dia mondar-mandir seperti orang bingung.

" Andra?" sebuah suara menyapa Andra.

" Om!" sahut Andra pelan.

" Mau apa kamu disini?" tanya Valen.

" Saya hanya kebetulan saja disini!" kata Andra.

" Astaga! Sejauh-jauh putri saya pergi, kalian selalu dipertemukan!" kata Valen tidak percaya dengan semua ini.

" Om! Tante!" sapa Bayu.

" Bagaimana Reva, Yu?" tanya Tata khawatir.

" Dokter masih memeriksa, Tante!" kata Bayu dengan wajah sedih.

" Maafkan, Aku yang nggak bisa menjaga Reva!" kata Bayu menyesal.

" Sudahlah! Kamu tidak bersalah! Kita berdo'a saja untuk kebaikan Reva dan bayinya!" kata Valen sambil melirik Andra.

" Saya permisi Om! Tante!" kata Andra.

" Trima kasih! Saya nggak akan melupakan pertolongan kamu!" kata Bayu. Andra berjalan menjauhi tempat mereka dan masuk ke dalam toilet.

" Apa yang terjadi, Bayu?" tanya Valen.

Kemudian Bayu menceritakan semua kejadian yang dialaminya bersama Reva dan Andra.

Nächstes Kapitel