"Setagen sialan," gerendeng Pendekar 212. Baik dia
maupun Dewa Tuak kini segera merubah sikap. Kalau tadi
mereka cuma main-main dan mengejek lawan mereka,
maka setelah terdesak hebat dan terkurung setagen yang
berbahaya itu, mereka mulai lancarkan serangan-serangan
balasan sehingga pertempuran berjalan semakin hebat!
Dalam tempo yang singkat lima jurus telah lewat.
Nenek Rambut Hitam penasaran sekali melihat kedua
anak buahnya tiada sanggup meringkus lawan masing-
masing, padahal tiga jurus yang ditentukannya telah
berlalu!
"Kalian berdua mundurlah!" bentaknya marah.
Nenek Rambut Biru segera melompat mundur. Namun
karena agak gugup ketakutan oleh bentakan pemimpinnya,
dia menjadi sedikit lengah dan akibatnya ujung selendang–
nya berhasil ditarik oleh Dewa Tuak sehingga robek! Dewa
Tuak tertawa gelak-gelak! Di lain pihak Nenek Rambut
Putih begitu melompat begitu dirasakannya sekujur
tubuhnya tak sanggup digerakkan. Ketika ditelitinya
ternyata lawannya telah melibat sekujur badannya dengan
setagennya sendiri! Pucatlah paras nenek tua ini. Dia
maklum bahwa pemuda itu berilmu tinggi sekali dan kalau
bermaksud jahat pastilah sudah sejak tadi dia kena celaka!
Nenek Rambut Hitam maju ke hadapan kedua orang
itu. "Bagus!" katanya. "Rupanya kalian memiliki ilmu yang
diandalkan! Aku mau lihat! Apakah kalian maju berdua
atau seorang-seorang?!"
Dewa Tuak mendengus.
"Bagusnya berdua sekaligus biar lekas kubereskan!"
Dewa Tuak tertawa lagi dan meneguk tuaknya bebe–
rapa kali.
"Dengar Rambut Hitam," kata Dewa Tuak pula. "Main-
main dengan dua orang anak buahmu itu sudah cukup.
Lain kali saja kau kami hadapi...!"
"Kentut tua bangka! Katakan saja kau tidak punya nyali
menghadapi Nenek Rambut Hitam!"
Dewa Tuak ganda tertawa. Dia berpaling pada Wiro
Sableng dan berkata, "Mari kita pergi!"
Tapi baru saja dia bergerak Nenek Rambut Hitam sudah
melompat ke hadapannya dan kirimkan satu serangan
yang luar biasa dahsyatnya. Kalau saja si orang tua tidak
bersikap waspada pastilah dadanya akan kena jotosan
keras dan mukanya disambar cakaran dahsyat!
Marahlah Dewa Tuak melihat kenekatan si nenek.
"Dasar tua bangka geblek! Masih saja mengikuti amarah
membabi buta!"
"Jangan banyak ribut setan tua! Makan jariku ini!"
Dengan lebih ganas lagi Nenek Rambut Hitam menyerbu
ke muka. Lima jari tangan kanan bergerak ke perut sedang
lima jari tangan kiri mencengkeram ke muka Dewa Tuak.
Angin serangan ini bukan main derasnya. Dewa Tuak
memaklumi bahwa dibandingkan dengan kedua anak
buahnya sekaligus, si nenek yang satu ini jauh lebih
berbahaya! Dewa Tuak melompat ke belakang dan putar
kedua bumbung tuaknya. Maka punahlah kedua serangan
Nenek Rambut Hitam!
Sebelum si nenek menyerang lagi Dewa Tuak berseru,
"Wiro kau layanilah perempuan bongkok jelek ini!"
Terkejutlah Nenek Rambut Hitam dan dua nenek
lainnya sewaktu Dewa Tuak menyebut nama si pemuda.
"Manusia-manusia keparat! Kau berani main-main
terhadapku?!" sentak Nenek Rambut Hitam.
"Siapa yang main-main? Kau tanya aku jawab!" sahut
Dewa Tuak.
"Apakah kau manusianya yang bernama Wiro Sableng?!
Yang bergelar Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212?!"
tanya Nenek Rambut Hitam.
"Ah, perlu apa segala macam nama, segala macam
gelar! Majulah! Kuharap kau yang tua mau memberikan
sedikit pelajaran padaku si bocah hijau!" sahut Wiro pula.
Meski Wiro tidak mengaku terus terang siapa dia
adanya namun Nenek Rambut Hitam yakin bahwa pemuda
itu memang Wiro Sableng si Pendekar Kapak Maut Naga
Geni 212! Sejak berbulan-bulan belakangan ini dia telah
mendengar tentang munculnya seorang pemuda gagah di
dunia persilatan, yang bernama Wiro Sableng berjuluk
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212. Banyak tokoh silat
golongan hitam yang berilmu tinggi mati konyol di
tangannya. Bahkan terakhir sekali, Dewi Siluman Dari Bukit
Tunggul, kabarnya juga telah menemui kematian di tangan
pendekar muda ini! Mau tak mau si Nenek Rambut Hitam
menjadi gentar juga. Untuk mengelakkan baku bantam
dengan si pemuda tapi tanpa kehilangan muka maka
Nenek Rambut Hitam berpaling pada Dewa Tuak dan
berkata lantang, "Kalau kau tak punya nyali untuk
menghadapiku, sebaiknya segera angkat kaki dari sini!"
Dewa Tuak yang sudah dapat menduga hati perempuan
itu tertawa dan berkata, "Aku yang tak punya nyali atau kau
yang takut hadapi kawanku itu?"
Nenek Rambut Hitam tertawa bergetar.
"Orang muda! Tadinya aku hanya berniat untuk
meringkusmu hidup-hidup! Tapi karena kau begitu berani
menantangku, terpaksa umurmu cuma sampai hari ini
saja!"
Sesudah berkata begitu si nenek menerjang ke muka.
Wiro bergerak cepat. Mengelak dan lancarkan serangan
balasan yang anginnya saja membuat si nenek mengeluh!
Tenaga dalam si pemuda jauh lebih tinggi dari yang
dimilikinya. Dalam tempo dua jurus Nenek Rambut Hitam
tak sanggup lagi lancarkan serangan-serangan bahkan
musti mempertahankan diri dan dalam jurus keempat
terdesak hebat ke pojok pondok!
Tiba-tiba si nenek melengking dahsyat! Tubuhnya
lenyap dan jurus permainan silatnya berubah sama sekali.
Serangannya gencar tiada terduga. Gerakan kaki dan
tangannya mendatangkan angin bersiuran dan tipu-tipunya
berbahaya mematikan! Inilah ilmu silat tangan kosong yang
dinamakan Ilmu Silat Delapan Kaki Delapan Tangan yang
telah dipelajari Nenek Rambut Hitam dari mendiang
gurunya!