"Geram?" Lilac mengerutkan dahinya.
"Aku bisa merasakannya melalui ikatan pikiran." Tordoff menghela napas dalam, napasnya yang tidak menentu menggema di dalam penjawa bawah tanah ini.
"Marah karena ruangan rahasia itu?" Lilac ingin mengetahui jika ada sesuatu yang bisa ia cari tahu mengenai Jedrek.
"Aku tidak tahu. Mungkin saja." Tordoff menggelengkan kepalanya. "Mungkin karena ia juga kehilangan penyihir itu." Ia menebaknya.
"Ia pasti merasa sangat sedih sekarang..." Lilac menimpali, ia merasa kasihan dengan penyihir itu jika Jedrek benar-benar sudah melakukan sesuatu yang kejam kepadanya, tapi itu bukan waktunya bagi Lilac untuk berbaik hati kepada orang lain ketika denyutan di kepalanya bahkan terasa seakanhampir membunuhnya.
Sakit kepala itu seakan menggebu-gebu di dalam kepala Lilac dan rasa sakit di lengan kirinya yang patah juga hanya membuatnya semakin parah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com