"Yuchen, aku harap kamu bisa menepati perkataanmu," ujar Zhuo Yarong yang akhirnya membukakan jalan.
Lu Yuchen menatap dalam mata Zhuo Yarong, lalu berjalan ke dalam rumah. Dia sekarang tidak memiliki waktu untuk menghiraukan perasaan hatinya yang tidak karuan. Perkataan ibunya membuatnya teringat dengan masa kecilnya yang tidak enak. Dia menekan kegelisahan dalam hatinya dan menaiki tangga dengan langkah besar. Setelah sampai di depan pintu kamar, dia mendorongnya dan langsung melihat wanita mungil yang berbaring di ranjang.
Tang Xinluo memejamkan mata di atas ranjang dengan kening yang mengerut, sehingga terlihat tidak tenang. Dia tampak kurus, kecil dan lemah, wajahnya juga pucat seolah tidak terlihat darah, bahkan di atas wajah yang sebesar telapak tangan itu terlihat bekas air mata yang belum kering. Dia… Menangis? Batin Lu Yuchen.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com