webnovel

Lubang Intip

Redakteur: Wave Literature

Saat ini, raut wajah Fang Zheng tampak sangat suram.

Dia terus melihat Sun Yushu di belakangnya dengan sangat serius.

Sun Yushu sangat cemas dan gelisah. Ia khawatir jika nanti tak bisa menyelamatkan ibunya, tapi Fang Zheng justru berhenti.

Karena berada di bawah tekanan, Sun Yushu terpaksa memberi tahu semuanya pada Fang Zheng secara rinci. Fang Zheng mengemudi sambil mendengarkan penjelasannya.

Setelah mendengarkan seluruh ceritanya, Fang Zheng tidak menyangka bahwa ternyata Sun Yushu adalah orang yang seperti itu! 

Orang tua Sun Yushu adalah pemilik usaha kecil. Meski begitu, hidup mereka berkecukupan sehingga tidak perlu khawatir tentang uang.

Oleh karena itu, Sun Yushu tidak pernah mengalami kesulitan sejak dia masih kecil. Dia juga terlihat tampan, jadi dia selalu dikelilingi oleh gadis-gadis muda. 

Tetapi Sun Yushu justru tidak tertarik pada gadis-gadis muda ini. Ia berpikir bahwa gadis-gadis sangat naif, membosankan, dan sangat emosional. 

Pada saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah, dia menyukai seorang wanita dewasa berusia dua puluhan yang pola pikirnya sudah dewasa.

Saat kuliah, dia menyukai wanita dewasa, bahkan istri seorang pria yang berusia tiga puluhan.

Setelah lulus dari universitasnya, ia mendapati bahwa gangguan mentalnya semakin buruk. Ia bahkan mulai mencari wanita yang berusia empat puluhan. 

Sat itu, Sun Yushu berusia 25 tahun dan ia belum pernah berpacaran sama sekali. Orang tuanya mulai cemas tentang pernikahannya dan mengatur berbagai kencan buta untuknya. Mereka ingin segera memiliki cucu, tapi Sun Yushu tidak menyukai gadis muda.

Saat Tahun Baru Imlek, keluarga Sun Yushu mengatur kencan buta lagi untuknya. Ketika dia memasuki rumah gadis itu, dia terkejut karena ternyata ibu gadis itu pernah berkencan dengannya!

Ayah gadis itu sering bepergian untuk urusan bisnis, jadi mereka berdua sering berkencan.

Sun Yushu sangat mengenal wanita itu, jadi dia tidak mungkin salah mengenali orang. 

Saat Sun Yushu datang, ibu gadis itu juga langsung mengenalinya. Sontak ibunya langsung bingung, begitu pun dengan Sun Yushu.

Dia tidak bisa tidur semalaman karena tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi hubungan itu. 

Keesokan harinya, mayat ibu gadis itu terbaring di meja pembedahan. Di tubuhnya, terdapat banyak lepuhan sehingga tubuhnya terlihat membengkak. 

Hari itu tanggal 2 Maret.

Festival Lentera Tahun Baru Cina.

Ibu gadis itu mengantar orang tuanya pergi ke rumah. Setelah makan bersama, ia sendirian mengantar orang tuanya kembali ke rumah mereka. Pada saat perjalanan kembali ke rumahnya, mobil yang dikendarai wanita itu jatuh ke sungai saat melalui jalan Jembatan Tongjiang. Dia langsung meninggal pada saat itu juga. 

Mungkin tubuhnya melepuh dan membengkak karena terlalu lama terendam di air sungai. Mayatnya dibedah dan diperiksa sendiri oleh Sun Yushu.

Sehari sebelumnya, wanita itu masih hidup, tapi keesokan harinya ia sudah meninggal. Sun Yushu merasa sangat terpukul.

Hari itu, diam-diam dia menangis sepanjang malam.

Sun Yushu merasa frustasi dan tertekan. Pikirannya juga tidak fokus lagi pada wanita. Dia hanya fokus pada pekerjaannya. Di siang hari, ia disibukkan dengan pekerjaannya, dan hanya di malam hari lah ia bisa menenangkan hatinya.

Lambat laun, semuanya telah berlalu.

Sun Yushu menutup masa lalunya dan akan menghabiskan sisa hidupnya dengan damai dan tenang.

Tapi!

Kemarin, kehidupan Sun Yushu yang damai ini terusik.

Jiwa yang mati itu sekarang telah bangkit!

Ibu gadis itu datang mencari Sun Yushu!

Kemarin, Sun Yushu bekerja lembur sampai jam 10 malam. Sekitar jam 11.30, dia kembali ke apartemen tempat tinggalnya sendiri dan mandi.

Tiba-tiba, ada suara ketukan di luar pintu.

Tok. 

Tok, tok. 

Ketukan pintu tersebut terdengar lembut dan berirama.

Meskipun Sun Yushu ragu-ragu, dia tidak merasa curiga. Dia berjalan menuju pintu, dan ketika dia melihat keluar dari lubang intip, dia hanya melihat darah merah. 

Dia tidak dapat melihat seorang pun yang mengetuk pintu dari luar.

Namun, Sun Yushu masih belum curiga. Dia hanya berpikir bahwa ada seseorang yang iseng mengecat lubang intip di pintunya dengan cat warna merah. Dia berencana untuk melaporkan ini dan meminta jasa industri untuk memperbaiki lubang intip ini keesokan harinya. Ketika Sun Yushu hendak berjalan kembali, tiba-tiba! 

Tok. 

Tok, tok. 

Terdengar suara ketukan pintu lagi. Sun Yushu sangat marah. Ia mengira bahwa ada yang mengerjainya. Ia segera berbalik dan melihat lewat lubang intip.

Tetap saja dia tidak bisa melihat apa-apa di luar sana.

Kali ini Sun Yushu tidak langsung pergi, tapi ia tetap melihat lewat lubang intip itu tanpa bergerak. Mata kirinya terus menatap lubang intip itu. Ia mencoba untuk mencari tahu siapa yang ingin menjahilinya di luar sana.

Sedetik,

Dua detik,

Tiga detik...

Sun Yushu menahan napas dan melihat keluar dari lubang intip, tapi ia tidak mendengar ketukan lagi.

Tepat ketika Sun Yushu akan menyerah, tiba-tiba!

Ada benda berdarah yang berkedip di lubang intip itu!

Sun Yushu melihatnya dengan jelas. Dia merinding ketakutan. Ternyata, benda berdarah itu adalah bola mata!

Ada seseorang di luar yang juga sedang mengintip ke dalam melalui lubang intip itu.

Sun Yushu ketakutan hingga terjatuh dan duduk di lantai. Kedua kakinya gemetar.

Saat ini...

Dok. 

Dok, dok.

Ketukan di pintu terdengar lagi.

Sun Yushu sangat ketakutan dan berteriak, "Siapa kau! Siapa yang sedang menjahiliku!" Ketika ia berteriak, ia mengangkat ponselnya dengan tangan yang gemetar. Ia cepat-cepat menghubungi nomor telepon jasa industri ini. Ia panik dan mengatakan bahwa ada seseorang yang mengetuk pintunya dan mengintip ke dalam rumahnya melalui lubang intip di pintu.

Namun ketika penjaga keamanan tiba, ia tidak menemukan orang lain di luar. Penjaga keamanan juga memeriksa lubang intip di pintu itu, namun tidak menemukan cat warna merah seperti yang diceritakan Sun Yushu.

Setengah jam kemudian, setelah penjaga keamanan pergi, Sun Yushu mulai ketakutan lagi.

Dia mulai gelisah.

Dia selalu merasa bahwa hawa di rumah hari ini sangat dingin, terutama di langit-langit di atas kepalanya. Ada perasaan sedih hingga membuatnya merasa sesak dan mudah emosi.

Sun Yushu ketakutan dan menatap langit-langit. Untungnya, ia tidak menemukan apa-apa di sana.

Begitu Sun Yushu menyentuh punggungnya, dia ketakutan sampai berkeringat.

Tiba-tiba, terdengar suara dari jendela, seolah-olah ada sesuatu yang mengorek jendela dan ingin masuk lewat jendela. Untungnya jendela telah dikunci sebelumnya, tapi Sun Yushu masih ketakutan.

Suara tersebut masih ada.

Sepertinya ada seseorang yang ingin mencoba memasuki rumah dan mengintip ke dalam dari jendela. 

Sun Yushu tidak tahan lagi. Akhirnya ia memberanikan diri untuk membuka tirai jendela.

Dia tidak menemukan apa-apa di luar. 

Kemudian dia menutup tirai lagi. Setelah itu, suara itu tidak terdengar lagi. Sepertinya semua itu hanya karena ia panik.

Namun tidak lama kemudian! Dok, dok dok, terdengar ketukan lagi di luar pintu. Mental Sun Yushu hampir runtuh. Awalnya ia ingin membiarkannya, tapi ketukan itu terus terdengar. Ia sangat frustasi dan akhirnya tidak tahan lagi. Ia langsung berlari ke pintu dengan marah. Zrtt! Sun Yushu membuka pintu dengan keras.

Ia tidak menemukan apa-apa di luar pintu.

Tidak ada orang yang mengintai, tidak ada orang yang mengerjainya, bahkan juga tidak ada bayangan hantu.

Sun Yushu merasa lega. Ketika dia hendak menutup pintu lagi, dia tidak sengaja melirik ke samping! 

Wajahnya langsung pucat.

Pada lubang intip di luar pintu, tergantung sepasang bola mata manusia yang meneteskan darah. 

Kali ini, Sun Yushu benar-benar ketakutan sampai hampir terjatuh.

Kemudian, terjadi satu demi satu peristiwa yang aneh, sehingga Sun Yushu menjadi ketakutan. 

Tepat pada saat itu juga, ponsel Sun Yushu berdering. Seorang rekan dari unitnya meneleponnya dan mengatakan bahwa Liang Jian'an telah meninggal.

Liang Jian'an adalah guru Sun Yushu. Dia telah mempraktikkan ilmu forensik selama 30 tahun. Dia adalah orang yang sangat baik, memiliki kepribadian lembut, dan tidak pernah bertengkar dengan orang lain. Dia senang membantu anak muda yang sedang magang di sana. Sun Yushu selalu menganggapnya sebagai mentor dan ayah angkat. Baru-baru ini, karena ada banyak korban kecelakaan di Jembatan Tongjiang, mereka bekerja lembur untuk memeriksa otopsi dan menemukan penyebab kematian mereka. Oleh karena itu, Liang Jian'an tinggal di asrama unit selama setengah bulan terakhir.

Liang Jian'an meninggal di kamar mandi umum asrama unit. Kematiannya sangat menyedihkan. Sepasang matanya telah hilang. Wajahnya berlumuran darah yang mengalir dari rongga matanya.

Sepasang matanya dicongkel oleh si pembunuh!

Dan kebetulan, saat ini ada sepasang bola mata berdarah yang tergantung di depan lubang intip pintu rumah Sun Yushu!

Setelah menghubungkan semua kejadian ini... Tiba-tiba, Sun Yushu merasa sesak napas, dan telapak tangannya berkeringat.

Sun Yushu sangat ketakutan hingga tidak berani tinggal di rumah lagi. Dia ingin melarikan diri dari gedung apartemennya sesegera mungkin. Dia bahkan tidak menutup pintu dan segera berlari ke lift.

Setelah berlari ke lift dan melihat pintu lift tertutup rapat, barulah Sun Yushu menghela napas lega. Tapi, dia mendengar suara aneh lagi. 

Kemudian, mata Sun Yushu terbelalak dengan tidak percaya. Dia melihat bahwa pintu lift yang awalnya tertutup itu sedikit terbuka dari luar. Tiba-tiba, ada lengan dan kaki yang bergerak masuk ke dalam lift. Kaki tersebut tidak mengenakan alas. Sun Yushu melihat wajah seorang wanita dengan rambut hitam yang berantakan. Wajah wanita itu pucat, matanya yang berdarah menatap Sun Yushu lekat-lekat.

Itu dia!

Dia adalah ibu gadis itu!

Sun Yushu mengenali wajah itu. Setengah bulan yang lalu, dia masih terbaring di meja pembedahan. Dia adalah mayat yang melepuh karena terendam di dalam air sungai terlalu lama.

Tapi sekarang, mayat itu telah bangkit.

Dia datang mencari Sun Yushu. 

"Apakah kau... datang untuk membunuhku? Apakah kau yang membunuh mentorku!" Sun Yushu berteriak dengan putus asa. 

Wanita itu masih berusaha untuk masuk ke dalam lift. Tapi sebelum dia bisa masuk, lift telah bergerak ke bawah, sehingga dia terpaksa keluar dari lift itu.

Sun Yushu sangat ketakutan dan ia tidak berani kembali lagi. Dia memilih untuk berjalan di keramaian.

Hanya tempat-tempat yang ramai yang bisa membuatnya merasa sedikit aman.

Sun Yushu berkeliaran di Jalan Wenzhuo pada siang hari.

Kemudian dia mengikuti salah satu penghuni di area perumahan itu dan duduk di pintu gerbang pada malam hari.

Sampai akhirnya...

Dia menerima telepon dari rumahnya, dan ternyata ibu gadis itu datang dan mencari keluarganya! Mayat itu datang!

Sun Yushu hanya seorang dokter forensik biasa. Dia tidak tahu banyak tentang peristiwa Jembatan Tongjiang.

Jadi dia tidak mengetahui seluruh rahasia yang sebenarnya.

Fang Zheng merasa kecewa. Sepertinya dia harus pergi ke rumah orang tua Sun Yushu terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah hantu ibu gadis tersebut.

Nächstes Kapitel