webnovel

Mencoba mendapatkan Hati Satin..

Pangeran Kusuma Bangsa tidak memaksa kehendak pada Satin, Satin sendiri terlihat ketakutan dengan perlakuan Pangeran Satria Ia berpikir bahwa sang pangeran akan memakannya saat itu juga ternyata Pangeran Satria mencoba untuk bersabar menghadapi Satin.

" kumohon jangan berbuat sesuatu kepadaku kau seorang pangeran seharusnya bisa mendapatkan gadis yang lebih baik lagi aku seorang gadis miskin "ucap satin berkata pada Pangeran Satria Kusuma Bangsa.

" ini bukan lagi keinginanmu, aku telah memilihmu sebagai Ratu ku maka Sudah Selayaknya Engkau tinggal disini bersamaku aku telah berkata kepada para pelayan agar jangan membiarkan siapa pun masuk lagi ke kamar ini atau pun memanggilmu keluar" ucap Pangeran Satria Kusuma Bangsa kedua

" Bisakah kau melepaskanku aku tidak ingin berada di sini biarkan aku pergi ke rumah paman ku dan kakakku Yanto "pinta satin.

" Satin.... saat ini statusmu sebagai Calon Ratuku.. kau tidak berhak lagi berhubungan dengan dunia luar apalagi dengan Yanto, aku tahu dia bukan kakak kandung mu "ucap Pangeran Satria Kusuma Bangsa ke-2

Sementara Yanto di kediaman Tuan Guru sedang gundah Gulana mendapatkan gadis yang ia cintai direbut oleh pangeran Satria Yanto berdiri di depan jendela kamarnya Ia berpikir bagaimana caranya merencanakan untuk menculik salju dari kaputren kediaman Pangeran Satria Kusuma.

"Paman Bagaimanapun caranya aku harus mendapatkan saten kembali Dia tidak boleh dinikahi oleh pangeran Satria ia adalah gadis ku Bagaimana mungkin seorang pangeran main mengambil gadis orang lain?" ucap Yanto yang menggerutu kepada pamannya

"Yanto aku peringatkan kau jangan mempersulit ko Pangeran Satria memiliki kekuatan dan kekuasaan di distrik 100 ini kau tidak bisa merencanakan itu dengan Seenaknya saja" ucap sang paman.

" Paman Apakah kau pernah berfikir dalam posisiku saat ini ku bawa ke sini untuk menambah wawasannya lalu Bagaimana mungkin aku menyerahkannya kepada pria lain meskipun dia seorang pangeran sekalipun"jawab Yanto

" aku tahu tapi sebagai orang kecil kita tidak bisa membantah keinginan Pangeran apalagi adalah putra mahkota dari sebuah kerajaan baru kautahu di tahun 7 bulan ini melawan kepada kerajaan berarti nyawamu akan melayang Apa kau tidak takut pamanmu ini akan dihukum mati" ucap sang paman yang merupakan guru besar di distrik 100 ini.

setelah mendengar perkataan sang Paman Yanto mulai berpikir kembali ia tidak bisa meminta bantuan kepada pamannya ia harus berpikir sendiri bagaimana caranya iya harus membawa saten kembali dan keluar dari listrik 100 ini ternyata rencananya masuk ke dalam distrik ini membawa petaka baginya ia harus kehilangan gadis yang ia cintai.

" Paman begini saja aku tidak akan menyusahkanmu Tapi tolong jangan halangi niat dan tujuanku aku akan melakukannya sendiri tanpa bantuanmu "ucap Yanto

" yowes le..... Sampeyan udah tak nasehati kalau sampeyan masih ngeyel ya rasakan sendiri akibatnya pamanmu ini hanya kasihan padamu "ucap sang Paman.

" Ya sudahlah merestui niat dan tujuanku ini satin aku yang bawa ke district ini bagaimanapun juga aku harus mengeluarkannya dari distrik ini bersamaku sebagai gadisku bukan sebagai wanita milik Pangeran "ucap Yanto

yanto mulai berpikiran licik Ia berpikir untuk menculik satin dari kediaman Pangeran Satria Kusuma Bangsa kedua ia tidak pernah berpikir bahwa Pangeran telah mengetahui niat dan tujuan Yanto yang sebenarnya ia tidak pernah menganggap saat ini sebagai adiknya melainkan sebagai seorang wanita tentu saja mereka tidak memiliki hubungan darah.

rasa Tin saat ini yang berada di kamar sang pangeran masih duduk dengan merengkuh kedua kakinya ia takut Pangeran akan menggagahi nya, Satin yang tidak pernah berpikir bahwa nasib malang yang akan berubah dan masuk ke dalam kediaman Pangeran tanpa sengaja.

" apa yang harus aku lakukan aku harus keluar dari kediaman orang aneh ini mengapa dia bernafsu sekali ingin menjadikan ku Ratunya... aku tidak mengenalnya sama sekali dan aku titip benak satin berbicara.

tentu saja Pangeran Satria mengetahui apa yang ada di benak saat ini ia telah banyak menghadapi berbagai macam wanita dan banyak menghadapi pra selera ia tahu bahwa saat ini masih sangat takut untuk menghadapinya Pangeran berpikir untuk bermain dengan pelan dan tidak ingin terburu-buru untuk mendapatkan cinta satin.

" satin Kau tidak perlu berpikiran buruk tentangku Aku tidak akan menyakitimu kau tahu aku seorang pangeran, dan merupakan seorang putra mahkota dari kerajaan negara Lima ini, seorang pangeran tidak akan mengingkari janjinya ataupun ucapannya, Kau tidak perlu takut denganku. Aku tidak akan berbuat kasar padamu... ataupun memaksakan kehendakku padamu Meskipun aku ingin sekali memiliki hati dan tubuhmu "ucap Pangeran Satria Kusuma Bangsa.

Nächstes Kapitel