Keesokan harinya, terlihat Shunta sedang berbicara dengan Sutradara. Saat melihat kedatangan Takeru, Shunta langsung pergi menghindarinya.
Takeru : Eh? (bingung)
**************************
Pada saat jam istirahat makan siang, Takeru yang sedang meminum sekaleng kopi berdiri di depan mesin penjual minuman otomatis. Takeru melihat sekilas ke arah Shunta karena menyadari keberadaan Shunta yang sedang makan makanan siangnya sambil ngobrol bercanda dengan artis lainnya yang duduk di dekat sana.
Syuting selesai. Takeru membuka pintu dan pada saat mau pulang pun, dilihatnya Shunta berlari kecil melewatinya tanpa menyapanya. Dia merasa aneh tapi dia tetap cuek.
Keesokan harinya lagi, untuk pertama kalinya Takeru yang duluan menyapa Shunta.
Takeru : Kanzaki-kun.
Shunta menoleh ke arah sumber suara dan sedikit gugup menjawab sapaan Takeru.
Shunta : Uh, i-iya?
Takeru : (melihat reaksi Shunta yang aneh, sedikit tersentak kaget lalu menghela nafas kecil) Tentang adegan kita selanjutnya, (membuka buku skenario) untukku akan lebih baik jika kita memainkannya daripada pergi--- (datang mendekati Shunta dan berhenti tetap di depan Shunta)
Shunta : Ugh... (sedikit menutupi wajah dengan tangannya)
Takeru : (menghentikan perkataannya) Huh? (menatap Shunta dengan bingung) Oi, apa kau mendengarkanku? (maju sedikit ke depan)
Shunta : Uhk, y-ya, aku dengar! (mundur sedikit ke belakang) Kalau gitu, aku akan melihat buku skenarionya nanti! (pergi)
Takeru : Oh (hanya melihat Shunta pergi begitu saja)
Takeru : (Seperti dugaanku, dia aneh selama beberapa hari terakhir ini)
Takeru mengingat kembali masa lalu dimana saat pertama kali Shunta memaksanya untuk pergi minum di sebuah bar elit (kilas balik lihat di ep 2 dan 3)
Takeru : (Meski sampai saat ini, setiap kali dia melihat wajahku, dia akan menerkamku. Kemana rasa nafsu seksualnya yang tak biasa itu? Kenapa dia tiba-tiba tenang seperti itu?)
Dilihatnya Shunta sedang membaca buku skenario. Tanpa sadar dia bergumam dengan suara kecil.
Takeru : Membuatku kesal saja.
Dari belakang tiba-tiba sutradara memanggil dan datang menhampirinya untuk bertanya sesuatu tentang Shunta kepadanya.
Sutradara : Saitama-chan, apa pendapatmu tentang Kanzaki-kun akhir-akhir ini?
Takeru : (tidak menyadari yang memanggilnya adalah sang sutradara) Mana kutahu! Aku tak tahu masalahnya! (merasa kesal)
Sutradara : Lah? Apa kau sedang badmood? (tersenyum kaku)
Takeru : (menoleh ke belakang) Eh? (tersentak kaget) Sutradara?! Maaf! (merasa canggung)
Sutradara : (menyodorkan sekaleng kopi) Tak apa. Mau kopi?
Takeru : Terima kasih (menerima sekaleng kopi)
Sutradara : (berdiri di samping Takeru) Dia terus menjadi lebih baik dari hari ke hari, kan? Aku pikir dia benar-benar memiliki kesempatan untuk memenangkan penghargaan untuk aktor terbaik.
Takeru : (meminum kopi) Entahlah. Jika dia mendapatkannya dengan mudah, aku akan cemas.
Sutradara : (tertawa) Rupanya kau seorang mentor yang keras ya.
Shunta yang tengah sedang fokus membaca buku skenario, tiba-tiba kedatangan seorang staff penata rias yang memanggilnya.
Penata rias : Kanzaki-kun, boleh aku membenarkan rambutmu?
Shunta : Oh, terima kasih (tersenyum ramah)
Shunta tersentak kaget melihat Takeru yang tengah sedang menatapnya. Dia langsung menoleh ke depan menghindari tatapan mata Takeru.
Takeru : Ck! (merasa tersinggung)
Sutradara : Wah, dia jelas menghindari tatapanmu.
Takeru : Eh?
Sutradara : Apa kalian berdua sedang bertengkar? (kepo) Aku belum melihat kalian berkeliaran akhir-akhir ini seperti biasanya.
Takeru : Aku tidak tahu. Tapi itu melegakan bagiku karena anak bodoh yang besar itu tidak mengganggu dan mengikutiku seperti anak anjing lagi.
Sutradara : Hee, apa benar begitu? Padahal kalian berdua menjadi ciri khas dari syuting ini. Aktris lain selalu menantikannya juga.
Sedangkan diluar itu, Takeru dan sutradara yang dari tadi berdiri di depan mesin penjual minuman otomatis terus menatap ke arah penata rias yang sedang merapikan rambut Shunta. Mereka berdua fokus mendengarkan pembicaraan Shunta dengan penata rias tersebut.
Penata rias : Rambutmu sangat berkilauan, Kanzaki-kun.
Shunta : Benarkah?
Penata rias : Apa yang kau gunakan pada rambutmu?
Shunta : Aku tidak melakukan sesuatu yang khusus untuk itu.
Penata rias : Benarkah? Tapi rambutmu benar-benar berbeda sampai membuatku iri!
Sutradara : (tiba-tiba bersuara) Apa jangan-jangan kalian berdua sedang dalam tahap masa kejenuhan? (biasanya terjadi pada sepasang kekasih)
Takeru : (tersentak kaget mendengar ucapan sutradara) *membelalak mata* (Hah?! Tahap masa kejenuhan?!)
Seketika Takeru masuk ke dalam alam bawah sadarnya sendiri. Dia langsung berpikir keras.
Dalam kamus pikiran batin oleh Takeru
"tahap masa kejenuhan" adalah masa dimana-mana dua pasangan sudah bosan satu sama lain. Ini biasanya digunakan untuk menggambarkan pasangan yang sudah menikah.
Beberapa menit setelah itu, Takeru kembali ke dunia nyata.
Takeru : (Tunggu, kami tidak menikah! Aku bahkan tidak menyukainya, atau hal seperti itu!)
Sutradara : Bercanda. Hehe.. Ya, setidaknya rukun satu sama lain sampai kalian bersatu.
Sutradara kebingungan karena Takeru hanya diam saja dan tidak memberi respon kepadanya. Dia langsung melihat ke arah Takeru.
Sutradara : Lah kok? Ada apa, Saitama-chan? (bingung)
Takeru yang masih syok dan sangat kaget tidak bisa berpikiran jernih. Dia tidak mendengar apa pun yang dikatakan sutradara tadi.
Takeru : (Apa?! *masih syok* Apa dia benar-benar sudah bosan denganku? *kaget*)
Sutradara : Saitama-chan? Oi?
Takeru melihat lagi ke arah Shunta yang dari tadi sedang berbicara dengan penata rias.
Takeru : (Memang benar, ibarat penggemar yang gampang tergila-gila dengan aktor cepat kehilangan minat. Sebelumnya dia kan pernah bilang kalau dia juga mengidolaku. Tapi, tetap saja... Oi, eh. Tidak, tidak. Soalnya, dia sangat menyukaiku...)
Takeru tiba-tiba teringat perkataannya yang dulu (kilas balik lihat di ep 7)
Takeru : "Ya. Jika kau bisa memenangkan penghargaan untuk aktor terbaik"
Shunta : "Baiklah! Akan aku lakukan yang terbaik!"
Tanpa sadar Takeru menggigit kaleng minumannya dengan geram. Dan dia masih tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Takeru : (Setelah semua itu, dia tidak mungkin bosan padaku. Iya kan?) *merasa sedikit khawatir*
-Bersambung-
Author : Cieee, yang mulai galau! (menggoda)
Takeru : Thor, katakan dia gak mungkin bosan dan meninggalkanku dengan setelah apa pun yang dia sudah lakukan padaku kan?! KATAKAN ITU BOHONG!!
Author : Makanya lu jangan tsundere-tsundere jadi orang! Sudah ah, sebaiknya lu promosikan dulu nih episode ke para Readers setia kita. Kalau gak, kubuat kau galau sepanjang masa! Hahahaha...
Takeru : Tidaaaakk!! Readers kumohon jangan seperti itu kepadaku 😭 Tolong like/favorite berserta komentar ya. Kali ini komentar yang baik ya. Huhuhu (sedih)
Author : (tersenyum kemenangan)
Sampai jumpa pada next episode (^_^)//