Paginya kini Naya bangun sejak subuh, setelah salat gadis itu ke dapur menyiapkan sarapan. Untuk suaminya itu.
"Mas sudah mau masuk kantor hari ini?" Naya melihat suaminya itu turun dengan pakaian yang melihat suaminya itu sudah rapi, dibandingkan dirinya.
"Iya sayang, mas harus menyelesaikan apa-apa yang menjadi tanggung jawab mas sebelum mas menggantikan papa di perusahaan". Suaminya duduk di meja makan.
" Mas, kita cari ART ya, aku juga akan agak sibuk, banyaknya pesanan dan ada karyawan yang libur" . Naya ikut duduk disamping suaminya itu sambil menyendokkan makanan untuk suaminya itu.
" Iya sayang, biar kamu tidak kecapekkan". Firman memang berpikir untuk mencari ART biar istrinya itu tidak kecapekkan nantinya, apalagi istrinya juga ini wanita karir.
Keduanya makan dalam diam, setelah makan firman meninggalkan meja makan. Naya mengumpulkan piring, untuk segera dicucinya.
"Sayang antar mas kedepan yuk". Firman langsung menarik istrinya itu tanpa menunggu jawaban dari istrinya.
"Ada apasih mas?" Naya gemas juga dengan suaminya ini.
" mulai sekarang setiap hari kamu harus antarin kalau mas mau berangkat ke kantor, kamu juga biasakan salim sama mas kalau mas ke kantor atau kamu yang kebutik". Naya hanya menganggukkan kepalanya, itu juga dilakukan maminya di rumah kepada papinya. Sampai di depan pintu Firman memberikan tangannya untuk disalin oleh istrinya.
Kemudian didaratkan ciuman pada kening dan pipi istrinya itu, harum bisik hatinya. Naya menatap kepergian suaminya itu sampai menghilang dari pandangannya. Dalam mobil firman mengamati istrinya itu, lucu sekali wajah istrinya itu. Ternyata begini rasanya kalau berangkat kerja ada yang perhatian. Walaupun semua yang terjadi pagi tadi adalah inisiatif dari dirimnya. Firman terkekeh pelan.
Usai mengantar kepergian suaminya Naya melanjutkan kegiatan mencuci piringnya.
Hari ini ia akan ke butiknya. Ia juga mendapat informasi dari Mbak Diah bahwa persiapan barang mulai sedikit karena banyaknya pesanan akhir-akhir ini.
"Assalamualaikum, mbak gimana butik selama aku tinggal?". Naya sampai di butiknya, gadis yang itu langsung cipika cipiki dengan Diah, asistennya yang dipercayai setelah Aira. Stok barang memang sudah berkurang dibandingkan terakhir Naya ke butik ini. Naya memeriksa pesanan-pesanan yang masuk dan memberi tanda mana yang sudah dikirimi barang mana yang belum. Gadis itu sibuk sampai malam, banyak pekerjaan yang harus dikerjakannya.
"Mbak, ini sudah malam loh? Memang bapak tidak akan marah?. Diah menghampiri bosnya itu, apa bosnya itu terlupa dengan suaminya. Diah hanya menggelengkan kepalanya.
" Makasih yah Diah aku lupa, pasti mas firman sangat khawatir." Gadis itu kemudian mencari-cari Handphone nya, tidak aktif ternyata. Naya menghidupkan Handphone, kemudian mengirimkan permintaan maaf karena telat pulang sama suaminya itu.
Ting!
Firman S.
Share lokasi.
Gila!, sesingkat itu jawaban suaminya. Naya kemudian mengirimkan lokasinya sekarang pada suaminya. Naya kemudian menyimpan handphone nya. Gadis itu kembali fokus pada desain-desain yang ada di depannya. Diah kembali menemui Naya diruangkannya, Naya masih fokus pada pekerjaan nya.
"Bu, bapak sudah ada di luar". Naya membereskan pekerjaannya, gadis itu berpindah tempat dari meja kerjanya ke sofa yang ada di ruangannya.
"Suruh masuk". Diah mengangguk meninggalkan Naya.
Melihat kedatangan suaminya Naya langsung berinisiatif mencium tangan suaminya setelah menjawab salam yang diucapkannya. Firman kemudian memeluk istrinya ini, dan dibalas oleh Naya. Gadis itu memejamkan matanya meresapi aroma suaminya, dan dirinya merasa tenang.
"Maaf ya mas, Naya keasyikan dengan pekerjaan, sampai lupa kalau sudah malam". Gadis itu menatap serius suaminya. Firman menganggukkan kepala dan mengikuti Naya yang menuju sofa.
"Sudah makan sayang?". Naya menggigit bibirnya kemudian menggelengkan kepalanya. Firman mengeluarkan makanan yang tah dibelinya tadi, disiapkannya di atas meja.
"Makasih ya mas, tahu saja kalau istrinya belum makan, heheheh". Naya nyengir kepada suaminya. Firman mengelus kepala istrinya itu, kemudian mengeluarkan sendok untuk mengambil makanan dan disuapkannya pada istrinya.
"Iya, mas saja dilupakan, apalagi makanan kan". Firman kemudian mau menyuap istrinya itu. Tapi Istrinya malah hanya menatapnya dan sendok bergantian.
"Mas, Naya bisa makan sendiri kok, nanti Naya malu kalau Diah melihat mas menyuapkan makanan untuk Naya". Istrinya itu hendak mengambil sendok dari tangan Firman, Firman malah sengaja menjauhkan sendok tersebut.
"Ini hukuman, karena kamu melupakan mas, jadi kamu makan saja. Kamu ambil sendok satunya lagi, mas lapar kamu suapin mas juga ya". Dengan wajah kesalnya Naya mengambil sendok itu. Dise ndokannya makanan tersebut dan disuapkan pada suaminya, Naya juga menerima suapan dari suaminya . Mereka makan dalam diam, Firman tersenyum menatap istrinya itu, walaupun manerima suapan dari firman tapi matanya masih celingak-celinguk takut dilihat karyawannya. Padahal sudah menikah, lebih dari suapnpun, sah-sah saja dapat pahala malah.
Diluar ruangan Diah tidak enak hati mau izin pulang, gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal melihat aksi bos dan suaminya itu. Jiwa jomblonya meronta-ronta, hehehehe. Diah pulang hanya izin lewat pesan via wa yang dikirimkannya kepada bosnya itu.
Sementara itu selesai makan Naya membereskan tempat makannya itu dan membuang bungkus makanannya pada tong sampah. Firman memainkan ponselnya sepertinya ada hal penting yang diperiksanya. Naya kemudian bersiap-siap untuk pulang, gadis itu mengecek handphonenya sebentar, ada chat dari Diah yang mengabarkan untuk pulang terlebih dahulu tanpa menunggu bosnya itu.
"Mas, balik yuk. Aku sudah siap". Naya menghampiri suaminya itu. Firman menoleh pada istrinya itu, ia kemudian menyambar kunci mobil yang ada disampingnya. Mereka berjalan beriringan keluar dari ruang kerja Naya.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, dalam mobil Naya langsung terlelap. Sepanjang perjalanan firman hanya mengamati wajah istrinya itu. Makin cantik dipandangnya, jadi pingin dicium lagi. Firman juga masih meraba perasaannya sendiri apakah dia sudah jatuh cinta pada istrinya itu. Dia senang sih menggoda, mencium istrinya itu tapi itu dilakukannya untuk mengeratkan hubungan mereka, makin hari makin disadari dia senang dengan keberadaan istrinya itu. Tapi masih terlalu cepat untuk melangkah lebih jauh karena istrinya itu masih sangat pemalu untuknya.
Sampai di rumahnya firman tidak tega membangunkan Naya. Dia menggendong istrinya itu, sedikit berat tapi masih bisa diangkatnya. Setelah membaringkan Naya, firman membiarkan gadis itu kemudian kembali dengan pembersih muka, membersihkan muka istrinya itu. Kemudian, dia ikut tertidur disamping istrinya itu.
Tengah malam Naya terbangun karena tangannya yang terasa kebas, membuka matanya sedikit demi sedikit Naya sudah berada di atas ranjang, gadis itu melirik ke arah suaminya. Ternyata kepala suaminya itu yang membuat tangannya kebas, Naya memindahkan sedikit demi sedikit kepala firman, takut tidur suaminya itu terganggu.
Gadis itu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Naya memerhatikan wajahnya di kaca, lebih cerah dan tidak terlihat adanya sisa-sisa make up.
Diperhatikannya pembersih wajah, tempatnya agak berbeda dengan pagi tadi. Naya tersenyum mungkin suaminya itu yang membersihkan wajahnya. Gadis itu kemudian mandi, badannya terasa sangat lengket.
Di atas ranjang firman menggerakkan tangannya mencari orang disebelahnya, kosong. Dia memaksa matanya untuk terbuka, Naya memang tak ada disampingnya. Kemudian terdengarlah gemericik air dari dalam kamar mandi, ternyata istrinya itu sedang membersihkan diri. Setelah istrinya keluar untuk berpakaian firman kembali menutup matanya.
Usai berpakaian Naya kembali ke ranjangnya. Gadis itu tersenyum melihat posisi tidur suaminya yang sudah rapi. Naya tersenyum mengamati wajah suaminya, tanpa disadari tangannya bergerak menuju hidung kening dan mata suaminya itu. Sedangkan firman yang belum tertidur merasa geli dengan kelakuan tangan istrinya itu di wajahnya. Sekuat hati firman menahan dirinya untuk tidak tertawa. Naya tertawa kecil melihat wajah suaminya yang mengkerut dan seperti menahan sesuatu. Apa suaminya ini belum tidur. Naya kemudian makin usil gadis itu memencet-mencet hidung suaminya.
" Mas, bangun oi". Gadis itu menyuarakannya dengan lirih ditelinga Firman. Firman yang tak kuat lagi dengan keusilan istrinya itu lalu secepat mungkin meraih tubuh istrinya dan digulingkan kesamping sehingga posisi mereka sekarang berpelukan. Naya kaget kemudian gadis itu memberikan cubitan pada perut suaminya, tapi bukannya senang Naya malah merasakan tangannya juga sakit karena perut suaminya itu keras. Gadis itu cembrut.
"Mas ihhhh, tidak asik banget sih" . Mau membalikkan tubuhnya tapi Firman justru mengeratkan pelukannya yang membuat Naya tidak bisa bergerak.
"Tidur sayang, besok mas banyak kerja". Firman kemudian memberikan ciuman pada bibir cembrut istrinya itu, sedikit menggoda dia juga memberikan hisapan hisapan pada bibir istrinya itu, bergantian atas dan bawah. Merasakan tubuh istrinya yang kaku, dan dirinya yang mulai panas Firman melepaskan ciumannya. Dirasakannya Naya menyembunyikan wajahnya didada bidangiliknya. Masih saja malu bisik firman, kemudian tangannya naik mengelus-elus kepala istrinya itu. Dia juga ikut memejamkan matanya