Meskipun hanya akan terbang selama 1 jam 35 menit, namun Massimo benar-benar memastikan Gina duduk dengan nyaman di kursinya.
"Terima kasih."
Massimo menggeleng. "Tidak perlu berterima kasih sayangku."
Gina menipiskan bibirnya merespon perkataan Massimo, tidak lama setelah Massimo duduk. Roxy, sang pilot membuat pengumuman untuk segera mengudara. Mendengar suara Roxy membuat Gina tersenyum, setelah mendengar perkataan Massimo yang menceritakan soal Roxy ketika masih ada di rumah bayangannya pada Roxy sangat tinggi. Apalagi mengingat dirinya adalah mantan pilot pesawat tempur angkatan udara Amerika, namun semua bayangan Gina akan sosok Roxy hilang ketika bertemu dengannya secara langsung.
Roxy benar-benar tidak terlihat seperti seorang tentara wanita, sosoknya yang keibuan dan lembut benar-benar sangat menipu. Kalau tidak diberitahu oleh Massimo sebelumnya mungkin Gina akan mengira Roxy adalah pekerja biasa.
"Dimana kau mengenal Roxy?" tanya Gina pelan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com