"Apa kamu gila?' tanya Alea dengan nada yang sangat lantang.
"Aku tidak gila, Sayang," jawab Zio.
"Lantas kenapa kamu berkata seperti itu?' tanya Alea.
"Berkata apa? Soal pernikahan?" ungkap Zio.
"Iya, apa yang kamu katakana barusan, seolah semua hanya mainan, seenaknya saja kamu berucap." Alea tampak marah kepada Zio.
"Siapa yang mengatakan semuanya mainan, aku berkata dengan kesungguhanku," ungkap Zio.
"Hah?" Alea mengerutkan dahinya.
"Kamu kan sangat membenci aku kan, Lea, karena aku sudah merenggut kesucian kamu?" tukas Zio.
"Memang benar," lirih Alea tidak bisa di pungkiri.
"Karena itu, aku akan bertaubat, aku meminta maaf kepada kedua orangtua kamu dan melamar kamu untuk menjadi istriku," kata Zio dengan kesungguhannya.
"Zio kamu jangan bicara sembarangan, aku tidak ingin menikah denganmu," kata Alea dengan wajah yang teramat sangat kesal.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com