webnovel

Bab 21

Melihat Ray yang mendekati dengan penuh niat membunuh, walaupun takut tetapi tetap berdiri di tempatnya sambil terus meneteskan air mata.

"Tuan muda ...." Dia berkata dengan lembut.

Tetapi sayang baginya Ray mengabaikan dan terus melangkah sambil terus memutar sabit degan tangan kanannya.

"Mati" Setelah mendekat Ray kemudian melambaikan sabitnya untuk menebas Molly.

*Ting

Sayangnya hal yang di inginkan Ray tidak terjadi, karena sabitnya terasa ditahan oleh sebuah tembok baja.

Ray melihat ke arah samping dan melihat Mihawk berdiri memegang Yoru.

Terkejut, Ray melompat kebelakang.

"Mundurlah... dia bukan Ray yang kamu kenal... mungkin itu adalah salah satu efek samping dari buah iblis yang di makannya" Melihat Ray mundur, Mihawk berkata kepada Molly.

"Tapi.... Tuan muda..." Dengan ragu Molly berkata lalu menoleh kearah Ray .

"Hmmm.. kalau begitu berhati-hatilah,, jangan sampai terkena efek serangan kami..." Setelah melihat keraguan Molly Mihawk berkata lalu melangkah menuju Ray dengan langkah perlahan.

Ray yang melihat Mihawk mendekat hanya terus menatapnya.

Walaupun dia merasakan rasa bahaya datang dari orang di depannya, tetapi hal yang dia pikirkan hanyalah, membunuh, membunuh semuanya, dan orang yang berada di depannya tidak terkecuali.

Dia kemudian berlari menuju kearah Mihawk.

"Hiiyyaaaaa" Dengan teriakan dia menebaskan sabitnya.

Yang di sambut oleh suara dentingan pertemuan besi Dangan besi.

Kembali Ray merasakan tembok baja itu, seperti apapun keinginannya dia tidak bisa mendorong maju.

Berbeda dengannya, Mihawk merasakan perasaan tenaganya dengan cepat tersedot jadi dengan cepat mendorong kedepan.

Berkat dorongan kuat dari Mihawk, Ray terdorong mundur beberapa langkah meninggalkan bekas pada lantai dek kapal.

"Saya penasaran... buah apa yang sebenarnya kamu makan... Molly buah apa yang sebenarnya dia makan sebelumnya" Sambil menatap lurus ke arah Ray, Mihawk berkata kepada Molly.

"Saya sebenarnya juga tidak mengetahui apa.. hiks.. hiks... tapi... tapi .. tuan muda pernah berkata kepadaku bahwa buahnya tipe Zoan Mystic , Grim Reaper.." Molly menjawab tetapi tatapannya tetap ke arah Ray.

"Grim Reaper??.. mengapa saya tidak pernah mendengarnya?? apakah itu tipe buah baru??" Mihawk berkata dengan penuh keraguan.

"Tuan muda pernah berkata bahwa Grim Reaper adalah malaikat kematian, di manapun dia muncul disitu pasti akan ada kematian.. " Molly berkata.

" Jadi... apa kekuatannya" Mihawk berkata.

"Untuk kekuatannya.. saya pernah melihat pada saat tuan muda berumur 10 tahun, dia membuat sebuah babi setinggi 3 meter yang secara cepat terlihat tua, kurus, gemetar, lalu menjadi bubuk debu.. lalu dia juga bisa mengendalikan bayangan... ah bukan.. dia bisa mengendalikan kegelapan dia juga pernah berkata bahwa jika dia berada di kegelapan dia merasakan sangat segar bagaikan dunianya sendiri"Molly berkata.

" Dan terakhir ... saya melihat dia membakar sebuah lautan sebelumnya pada saat dia marah karena bajak laut hampir membunuhku... juga dia bisa membekukan lautan.." Lanjutnya.

"Apa.. jadi kejadian itu disebabkan oleh satu orang yang adalah dia?? Jika seperti itu walaupun sekarang saya lebih kuat darinya dan jika dia terus menyerap vitalitas ku dan menjadikan miliknya sendiri, secara langsung hal itu akan menuju ke kekalahan ku.. apa lagi dia bahkan belum menggunakan semua kekuatan buahnya sama sekali.." Mihawk berkata lalu wajahnya berubah sangat sangat serius.

"Hehehehe... Kalian.. waktunya mati.. mati hehehe.." Pada saat mereka berbicara, mereka mendengar Ray berkata dan tertawa.

Mereka kemudian melihat Ray yang memiliki kedap kedip gelap di sekitarnya, dari atas kepalanya kemudian muncul sebuah tudung, lalu di ikuti sebuah topeng tengkorak di wajahnya.

"Sial...." Setelah berkata, Mihawk dengan cepat berlari menuju Ray, kali ini kecepatannya sangat meningkat dibandingkan sebelumnya.

Dia kemudian muncul di belakang Ray yang akan berubah.

Ditangannya tiba-tiba ditutupi warna hitam gelap dan berpose akan memukul.

Pada saat Ray akan merespon, dia telah terlambat karena dia telah terpukul di bagian belakangnya.

Semua kedap kedip gelap kemudian menjadi transparan lalu menghilang dari udara tipis, diikuti oleh Ray yang roboh dan jatuh ke lantai.

"Tuan muda...." melihat itu Molly kemudian berlari menuju Ray.

"Molly....." Secara bertahap mendapatkan kembali kesadarannya, Ray kemudian merasakan tubuhnya sangat lemah.

Walaupun begitu dia merasakan berada di pangkuan Molly dan mendengarnya berteriak walaupun terdengar lemah di telinganya.

Matanya kemudian menjadi berat dan tertutup, dia kemudian menjadi pingsan.

Nächstes Kapitel