webnovel

Bab 12

Di lautan yang luas terlihat sebuah kapal saling berhadapan.

Salah satu kapal terlihat memiliki lambang bajak laut.

"Hahaha... kita akhirnya mendapatkan mangsa... lihat ... ada dua wanita di atas kapal.. salah satunya juga sangat cantik" Terlihat kapten bajak laut tertawa bahagia melihat kapal di depannya.

"Kapten... bisakah kami meminjamnya setelah anda bosan???" Salah satu kru bajak laut berkata sambil tersenyum penuh nafsu.

"Hahaha... tentu" Mengiyakan, kapten bajak laut berkata.

Kapten bajak laut terlihat gemuk, dengan pipi yang mengembung.

Melihat kedepannya, kita bisa melihat Ray berdiri di dek kapal dan dibelakangnya terlihat para kru.

∆∆∆

"Tuan muda... Apakah kamu akan melakukannya lagi?? atau haruskah saya menenggelamkannya??" Molly berkata sambil menatapnya.

"Tidak perlu... walaupun kamu memiliki kecepatan yang sangat cepat,, tapi jika kamu berurusan dengan lalat ini itu terlalu lama"Ya.. walaupun Molly memiliki buah suara, tetapi dia tidak memiliki banyak pengalaman tempur.

Berbeda dengan Ray, walaupun dia hanya bertarung dengan beberapa hewan di dalam hutan di belakang rumahnya, tetapi dia telah mengalami beberapa pengalaman hidup dan mati.

Dia juga telah mengalami berbagai peristiwa sehingga pengalamannya terbilang banyak.

Dia ingat pada saat dia berumur Sembilan tahun dia telah mengalahkan penjaga ayahnya.

Menghela nafas, sambil memegang sabit dengan tangan kanannya Ray kemudian menatap ke arah kapal di depan yang semakin mendekat.

100 m

79m

40 m

Dan pada saat Ray melihat bahwa jarak kapal menjadi 20 meter, matanya berubah dan tubuhnya dipenuhi aura membunuh.

"Sekarang"

"Potong" Berteriak rendah Ray kemudian melambaikan pedangnya dari bawah kiri keatas kanan.

Seketika sebuah cahaya hitam dengan aura menyeramkan menuju ke arah kapal bajak laut.

∆∆∆

"Gawat Kapten... sebuah serangan.. mereka menyerang" Kru yang melihat cahaya hitam mendekat berteriak.

"Berhentilah berteriak... apakah kamu pikir saya buta???... cepat bersiap untuk menghindar... tidak.. melompat dari kapal... cepat" Kapten bajak laut berteriak dengan panik kemudian melompat ke arah laut.

Sayangnya untuknya, cahaya hitam itu membawa aura dingin yang membekukan air laut.

Laut menjadi beku, tetapi apa yang menyeramkan adalah aura dingin itu bukan seperti buah iblis Aokiji.

Tetapi memiliki ciri khas tersendiri, yaitu membawa aura kematian atau lebih tepatnya, serangan Aokiji adalah memiliki elemen Es sedangkan dia memiliki elemen Yin.

Tetapi yang menyeramkan bukan itu saja, pada saat beku melewati bajak laut yang melompat ke arah laut, tiba tiba tubuh mereka menjadi layudan mengering dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang.

Mereka berubah menjadi tua lebih cepat lalu berubah menjadi abu yang berterbangan di udara.

Bukan hanya para kru bajak laut, bahkan kapal dan seisinya berubah menjadi debu tanpa terkecuali.

"Boo... Hartaku...." Molly berkata tertekan.

"Berapa kali pun saya melihatnya hal itu tetap saja menakutkan" Jewelry Bonney berkata dengan ketakutan.

"Benar.. "

"Ya" Baik Bessara dan Koyde mengangguk membenarkan.

Sudah Tiga bulan waktu berlalu setelah keberangkatan mereka meninggalkan Zoro di pulau sebelumnya.

Mereka telah menemui 12 bajak laut beserta beberapa pemburu bajak laut, dan tanpa terkecuali semuanya berubah menjadi debu.

"Baiklah.. lanjutkan perjalanan.." setelah menatap kejauhan, Ray berkata lalu melangkah menuju ke dalam ruangan pelatihan.

Dua bulan lalu, pada saat pertarungannya , buah iblis Ray akhirnya mencapai kebangkitan.

Dia bisa mengendalikan Yin dan Yang.

Yin untuk dingin niat membunuh yang membawa ketakutan dan mengambil vitalitas baik itu makhluk ataupun benda dan Yang untuk api hitam yang membakar segalanya tanpa menyusahkan bahkan abu.

Tetapi selama Dua bulan ini, Ray masih belum mengendalikan apinya, dan masih membakar lautan.

Untungnya bagi laut menetralisir kekuatan buah iblis dan sialnya api itu masih tetap menyala bahkan setelah kepergian mereka.

Daerah yang di bakar oleh Api itu kini di kenal sebagai salah satu zona berbahaya di Lautan Red line.

Bahkan Marinir ataupun bajak laut pernah pergi melihatnya dan mencari penyebab tetapi kembali dengan tangan kosong.

Pernah suatu waktu, seorang kru bajak laut melemparkan sebuah batang kayu, tetapi bahkan sebelum menyentuh api itu, batang kayu berubah menjadi ketiadaan.

Nächstes Kapitel