webnovel

Bab 6

Satu Minggu kemudian.

Di tengah lautan luas, sebuah perahu berlayar dengan kecepatan santai.

"Uwaa.. tuan muda.. ternyata berlayar seperti ini membosankan... jika tau seperti ini saya akan menunggumu di rumah saja" Molly berkata dengan nada frustasi dan penuh penyesalan.

"Itulah sebabnya saya tidak ingin meninggalkan rumah... tapi bukan masalah yang terpenting selama saya bisa berlatih sepenuhnya, baik itu di rumah, disini , atau di manapun" Ray menjawab.

"Tapi ini sepenuhnya membosankan... andai saja ada yang memberikan kita hiburan..." Bahkan sebelum lama dia berbicara, Bessara mendekat.

"Tuan muda ada kapal di depan... jika saya tidak salah itu pastinya bajak laut ..."

Namun Ray tidak menjawab hanya menatap Molly dengan aneh.

"Apa.. apa maksud tatapan itu tuan muda??? dan kamu.. apa yang kamu katakan ??? bajak laut??? tidakkkkkkkkkk... cepat pergi.. hindari hindari.. jika tidak kita akan mati" Molly berteriak dengan panik.

"Diamlah.. pelayan bego..... " Teriak Ray.

"Wahhhh.. tuan muda ... ini berbahaya... jika .. jika .. jika mereka menembakkan meriam ke...."

*Booomm

Sebelum menyelesaikannya sebuah ledakan terdengar di samping kapal.

∆∆∆

"Kapten.. saya melihat sebuah ikan kecil di depan... apa yang harus kita lakukan??" Seorang bajak laut berkata kepada kaptennya.

"Hanya ikan kecil??? tenggelamkan" Jawab sang kapten.

"Baik.... semuanya bersiap... tembak" katanya.

∆∆∆

"Baik... apa yang harus kita lakukan??.. apakah ada meriam pada kapal???" Dengan ragu Ray berkata.

"Tidak ada tuan muda... " Jawab Bessara.

"Kalau begitu... Molly .. tenggelamkan mereka .." Ray berkata.

"Tidak... saya tidak mau... saya belum mau mati...." teriak panik Molly.

"Hey Molly .. bayangkan jika kapten bajak laut itu memiliki harga pada kepalanya.. lalu kita membawa kepada angkatan laut... dan dapatkan belly..." sebelum menyelesaikan kata-katanya dia dipotong oleh suara bersemangat Molly.

"Belly???? .. Mengerti.. tenggelamkan dan tangkap uangnya.. ah .. tidak.. kaptennya"

Setelah berkata, dia kemudian menjetikkan jarinya.

*tuk

Udara disekitarnya bergelombang kemudian dia menghilang dari tempatnya berdiri.

Itu adalah salah satu trik yang dibuat oleh Ray setelah melihat Molly berubah menjadi cepat ketika dia bersuara.

"Mungkin saya harus mengikutinya" setelah berkata Ray kemudian larut dalam bayangannya sendiri.

∆∆∆

"Kapten. sesuatu mendekat... tidak.. itu manusia.. seseorang mendekat..." Perwira bajak laut berteriak.

"Apa!!! cepat bersiap untuk serangan"

Tidak lama kemudian sosok wanita tiba tiba muncul pada dek kapal bajak laut.

"Saya bertanya-tanya siapa yang memiliki nyali untuk datang ke kapalku.. ternyata hanya seorang wanita naif" kapten bajak laut berkata sambil tersenyum.

Molly memperhatikan kapten bajak laut, dia mengenakan pakaian berwarna merah dengan corak hitam.

Rambutnya hitam panjang dan juga mengenakan penutup mata sebelah kiri.

"Hugh.. siapa kamu??" Molly bertanya.

"Apa!! kamu tidak mengenal kapten mata satu yang memiliki harga 48 juta Belly??" bukan kapten yang menjawab tetapi perwira di sampingnya.

"48 juta.... Wahhh.. saya akan memiliki banyak untuk dibeli setelah ini" Jawab Molly bersemangat.

"Siapa kamu!" mendengar kata katanya kapten bajak laut menjadi waspada.

"Bukan siapa siapa. hanya orang yang ingin mengambil uang.. ah tidak .. kepalamu" Molly berkata.

"Sial... serang" Setelah kapten bajak laut berkata semua perwira yang berjumlah 13 orang mendekat dan menyerang.

Molly kemudian dikelilingi oleh orang orang dengan berbagai tatapan.

Tetapi demi Belly... Molly tidak panik. dia menjentikkan jarinya kemudian beberapa detik menghilang dan muncul di dekat perwira .

Dengan tendangan, perwira itu melayang meninggalkan kapal dan jatuh ke laut.

Tidak berhenti disitu, Molly terus melakukan itu, menjetikkan jarinya, menghilang dan muncul didekat perwira bajak laut kemudian menendangnya ke laut.

Bahkan belum genap satu menit kapal hanya menyisakan kapten mata satu dan molly.

Mereka kemudian saling berhadapan.

Kapten mata satu, berlari dengan panik kearah molly dengan pedangnya untuk menebas.

Tetapi sayang, yang dihadapinya adalah Molly, salah satu yang memiliki kecepatan tercepat yang bisa menyaingi bahkan laksamana angkatan laut Borsalino atau kizaru (Monyet kuning).

Walaupun masih belum matang, buah suara sudah membuatnya menjadi sangat cepat sehingga kapten bajak laut mata satu tidak berdaya.

Setelah menjentikkan jarinya dan dengan tendangan, kapten bajak laut terhempas menuju dan menabrak dinding kamar kapal.

Kapten bajak laut menjadi pingsan.

Nächstes Kapitel