webnovel

1 - awal dari segalanya

Memiliki kecerdasan diatas rata rata membuat Azis cukup mudah mendapat pekerjaan. Banyak tawaran yang datang dari perusahaan untuknya, melihat banyaknya tawaran yang datang, ia memilih bekerja di suatu perusahaan multi nasional.

"Zis, kerjakan laporan pengeluaran " kata atasannya.

Ia disini bekerja sebagai asisten manager, dengan kemampuannya ia dipercaya mengurus berbagai bidang.

"siap pak! " katanya

Setiap hari ia jalani dengan mengerjakan berbagai tugas, tak terasa sudah dua tahun sejak ia masuk perusahaan ini.

Sebenarnya ia sudah sangat lelah karena setiap hati harus bekerja di depan komputer, tapi ia tetap menerima itu karena gajinya cukup besar.

Banyak orang yang melamar agar diterima sebagai karyawan perusahaan itu. Selain karena gajinya yang cukup tinggi, tapi juga karena itu adalah perusahaan terbesar di Indonesia. Perusahaan ini bernama Golden Surya Group.

Ia sudah menahan lelah selama sebulan terakhir dan akan memutuskan untuk berhenti pada bulan ini dan mencoba mencari pekerjaan lainnya.

Ia lebih suka pekerjaan yang tidak membuatnya harus menatap komputer seharian. Membulatkan tekadnya ia mulai membuat surat pengunduran diri yang rencana nya akan ia berikan sehari setelah gajian.

Malam itu ia habiskan dengan memikirkan kembali dan membulatkan pilihannya. Ia tahu jika tak banyak perusahaan yang mau memberikan gaji sebesar itu untuk pegawainya. Setelah merenung berjam jam, ia menguatkan dirinya untuk keluar dari perusahaan itu dan mencari pekerjaan baru.

Beberapa hati sudah berlalu, sekarang waktunya penerimaan gaji bulanan. Disini gaji para pegawai diberikan melalui rekening, jadi tiap pegawai diwajibkan mempunyai rekening di bank yang ditunjuk perusahaan itu.

Masing masing pegawai menerima gaji sesuai yang telah ditetapkan, ada yang sampai belasan juta dan ada yang hanya beberapa juta saja. Semua tergantung dari posisinya di perusahaan itu.

Azis juga salah satu yang mendapat gaji tinggi, bulan ini saja ia mendapat sepuluh juta gaji pokok, belum ditambah bonus yang diberikan padanya.

Keesokan harinya Azis mendatangi kantor atasannya, ia mau mengajukan surat pengunduran diri.

"permisi pak, ada yang mau saya bicarakan" katanya dengan sopan.

"oh, tentu mari masuk"

Azis bingung mau memulihkan dari mana, ia sebenarnya sudah menganggap atasannya itu sebagai kakaknya sendiri. Azis dan atasannya itu sudah sangat dekat, bahkan atasan inilah yang mengangkatnya sebagai asisten pribadinya setelah mengetahui kemampuan Azis.

"ada apa? "tanya atasannya. Meskipun kata katanya terdengar seperti orang yang kesal, tapi itulah sifat atasannya, ia seorang yang serius dan bertanggung jawab tak lupa ia juga sangat handal.

"begini pak. Tapi sebelumnya saya mohon maaf karena mengganggu waktu bapak. "

"tak apa apa"

"....." Azis masih bingung mau mulai dari mana ia mulai pembicaraannya, ia tahu keinginannya itu bukan sesuatu yang diinginkan atasannya itu

"ada apa, kelihatannya penting " atasan Azis semakin penasaran apa yang ingin dia bicarakan. Jika dilihat dari gelagat nya, kelihatannya hal yang mau Azis bicarakan itu sangat sangat penting.

"begini pak, saya mau mengundurkan diri dari perusahaan ini" kata Azis sambil menyodorkan sebat amplop beserta surat pengunduran dirinya.

Atasan Azis kaget dengan kata kata Azis, ia kaget bak tersambar petir setelah mendengar jika Azis mau mengundurkan diri dari perusahaan ini. Banyak yang melamar di perusahaan ini tapi yang diterima hanya satu atau dua orang saja, itupun hanya sebagai pegawai biasa. Dan ia yang sudah menjadi asistennya sendiri malah mengajukan pengunduran diri.

"ada masalah apa? " tanya atasannya. Ia menduga jika Azis mendapat masalah saat bekerja terutama masalah dengan pegawai pegawai lainnya.

"tidak ada masalah apa apa pak" kata Azis

Tentu saja jawabannya itu semakin membuat atasannya itu penasaran sebenarnya ada masalah apa dengan Azis itu.

"terus kenapa mengundurkan diri. Gajimu kurang, kalau kurang tinggal bilang nanti akan kutambah gaji pokokmu. " kata atasannya.

Ia tidak ingin Azis meninggalkan perusahaan ini, lebih tepatnya ia mau Azis tetap menjadi asistennya. Setiap pekerjaan yang Azis lakukan selalu sempurna, dan sangat sulit mencari barat sepertinya. Jika ia sampai meninggalkan perusahaan ini, ia sangat kesulitan mencari pengganti yang setara dengannya.

"bukan itu pak, saya hanya ingin mencari pekerjaan lainnya. Anda tau sendirikan jika saya punya masalah mata, dan jika saya terus menerus menatap komputer tiap hari, mata saya akan semakin bermasalah...." jelasnya.

Itu satu satunya masalah yang dimiliki oleh Azis, sejak masih bersekolah ia sudah kesulitan membaca tulisan yang ada di papan tulis, oleh karena itu ia jarang mendapat peringkat di kelas. Jika saja ia memiliki penglihatan yang lebih baik, ia akan selalu mendapat tiga besar di sekolahannya. Ini karena Azis sangat cepat dalam memahami sesuatu.

"..." atasan Azis tak bisa menyangkal perkataannya, ia sudah tahu sejak lama jika Azis memiliki adalah penglihatan. Ia sebenarnya sudah menyuruh Azis memakai kacamata, tapi Azis menolak perkataannya. Katanya ia merasa risih jika memakai kacamata.

"sekali lagi terima kasih atas pekerjaan yang telah anda berikan pak, saya sangat menghargai pekerjaan yang bapak berikan. Terima kasih " kata Azis.

Ia segera berdiri lalu menuju keluar, ia merasa jika sudah bukan bagian dari perusahaan ini. Tentu saja atasannya segera menghentikannya, ia tak mau kehilangan pegawai berbakatnya, tapi semua usaha nya sia sia, Azis sudah membulatkan keputusannya untuk keluar dari perusahaan itu.

"permisi" kata Azis saat menutup pintu keluar ruangan atasannya.

*******

Atasan Azis itu sangat terpukul karena kehilangan Azis, ia merasa jika ia sudah gagal sebagai atasan, tapi itu semua hanya pendapatnya. Dan bagi pekerja, pendapat itu harus dikesampingkan dahulu, yang harus diutamakan yaitu tanggung jawab.

" aku harus mencari asisten lainnya" ucapnya. Memang benar ia harus mencari asisten baru, tapi disini tak ada pegawai yang sebagus Azis dalam melakukan pekerjaan. Jika ada toh sudah menjadi asisten manager yang lain.

Beberapa hari kemudian ia mendapat asisten baru, memang kali ini tak sebagus Azis, tapi ini sudah cukup untuk meringankan pekerjaannya. Asisten barunya kali ini seorang perempuan dengan rambut hitam panjang yang lurus, bola mata yang berwarna kebiru biruan, dan pembawaan yang tenang.

Yang membuatnya sama dengan asisten lamanya dan asisten barunya, yaitu pembawaan nya yang tenang. Ketenangan adalah kunci utama jika ingin menjadi pegawai yang handal, karena jika kita tenang kita bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik.

Meskipun pekerjaannya masih ada kesalahan, tapi ia juga cepat belajar dari kesalahannya sebelumnya. Semakin hari kelihatan kinerjanya semakin baik dan baik, kesalahan yang ia buat juga semakin berkurang, tapi ia masih cukup lambat dalam mengerjakan pekerjaannya.

Semua hanya butuh waktu, ia yakin semakin lama asisten barunya itu semakin dapat diandalkan.

Nächstes Kapitel