webnovel

Vampir Tanpa Emosi (1)

""Nine..Nine..kau manis sekali""

Deg

Deg

aku membuka mata perlahan merasakan rambutku yang bertebar berantakan di sekitar kasur.

Kedua mataku mengerjap beberapa kali dan aku bangun dengan rambutku yang cukup panjang menghalau mataku.

"Lagi lagi...mimpi itu" seruku dengan nada gerutu. Aku benar-benar bermimpi tentang tuan vampir itu.

Kenapa aku mengingat dirinya beberapa hari ini. Setiap malam setiap aku menutup mata aku selalu mengingat suaranya.

Kedua matanya saat menatapku, rambutnya yang bergoyang pelan. Bem sama tampak sangat luar biasa.

_

_

Aku bangun merapikan rambutku, oh ya kata Bem sama dia menyukai rambutku yang panjang. Aku memperhatikan rambutku dan kembali merapikannya.

Setelah selesai aku memakai setelan berwarna putih seperti pakaian pelayan sehari hari. Dan memakai topi yang diletakkan di kepala yang berwarna hitam.

_

_

"Selamat pagi Bem sama" seruku ketika menatap sosok tuan yang sedang melintas.

Dia memandangku sejenak dan segera pergi ke ruangan dapur.

Aku memandangi dengan dada bergetar, penampilan Bem sama saat bangun benar benar luar biasa.

Rambutnya yang berwarna coklat terlihat berantakan dengan kedua mata sayu khas bangun tidur.

Sepertinya...aku benar benar tidak membencinya lagi..

_

_

_

Aku menyiapkan teh seperti biasa dan beranjak menuju ruang tamu. Tampak sosok vampir itu sedang duduk dengan anggun melihat ke arah tv yang sedang menyala.

"Bem sama ini teh anda" seruku menyerahkan teh di atas meja.

"Duduk di sebelahku" suruh nya dengan nada datar. Kedua matanya menatapku dengan dingin dan tanpa emosi.

Aku mengangguk dan duduk, aku tetap menunduk berusaha tidak memandang seseorang di sebelahku.

Aura Bem sama membuatku merasa takut, aku tidak menyukai vampir karena hal ini.

Merasakan aura ini membuatku merasakan kenangan lama yang sukar diingat. Kenangan yang membuatku menjadi pembunuh berantai.

Srek.., aku memandang ke sebelah. Vampir yang ada di sebelahku tampak duduk dengan santai.

Kedua matanya jernih dengan warna merah darah. Bem sama jarang mengubah ekspresi wajahnya.

Bem sama Selalu jarang bicara dan selalu dingin menatap ke sekitar. Seolah tidak peduli apapun.

Sebenarnya aku benar benar tidak mengetahui tentang Bem sama, aku bahkan tidak memikirkannya karena aku ingin cepat cepat pergi dari sini.

Tetapi semakin berlanjutnya waktu, bahkan pikiran itu mulai tidak terpikirkan lagi.

Bem sama adalah vampir dan tuan yang baik. Dia menyukai darahku, dan selalu berada di dekatku.

Tetapi Bem sama tidak pernah terlihat memikirkan sesuatu. Ia selalu nampak kosong seperti tidak ada sesuatu yang penting dalam hatinya.

Sangat kosong seperti raut wajah dan Auranya yang sedingin es. Seakan mematikan semua orang dan perasaan di dekatnya.

Aku penasaran apa yang dipikirkan Bem sama tentangku?

_

_

Nächstes Kapitel