webnovel

Tugas Pelayan (2)

"Disini Bem sama" seru pelayan itu akhirnya ia berjalan mendahului lalu menunduk menuju arah meja makan.

Aku mengangguk dan menatap ke arah meja pertemuan. Tampak seorang pria bertubuh kekar sedang menunggu disana.

Aku melangkah dengan santai,

_

_

_

"Kau datang sedikit terlambat Bem, seperti nya kau sedikit percaya diri dengan ini" seru sosok Vampir yang sama tingkatnya dengan ku.

"Tidak juga, ini hanya ajakan bisnis. Tidak perlu terburu buru" seruku dengan nada dingin.

Aku duduk dibantu oleh pelayan, dan aku menghadap ke arahnya.

Pelayan membantu menuangkan teh, dan beberapa kali Ryan melihat ke arahnya.

"astaga cantik sekali pelayanmu, kau dapat dari mana?" seru Ryan mengoda pelayan yang sedang menuangkan teh.

aku hanya diam tidak peduli, pelayan itu menepis perlakuan Ryan.

"Berhenti menyentuhku dasar kotor" serunya menatap sinis. Ryan terlihat kaget tetapi ia menatap ku dengan tatapan datarnya.

"Kau seperti nya harus menghukum pelayanmu ini , dia menolakku loh?"

Aku mengambil teh, dan menopang tanganku di Wajahku.

"Bisakah kita mulai ?" seruku tanpa peduli apa yang dia katakan tadi.

"Iya, sebelum itu, biarkan aku memberi hadiah untukmu" seru Ryan sebelum meminum teh ia mengambil sesuatu dari kantong nya.

Sebuah permen darah, aku menatap sebentar lalu meraihnya.

TAK

tiba tiba ada sebuah tangan yang menjatuhkan permen itu, ia mengambil permen itu lalu menelan nya.

aku menatap dengan tatapan datar, mata merahku beralih padanya yang kini hanya berdiri dengan santai.

"Apa yang kau lakukan?"

Pelayan itu, menatapku kemudian menunjuk kearah Ryan yang terlihat kaget dengan sikap pelayan itu.

"Maafkan aku Bem sama, tuan Ryan hampir saja meracuni dirimu dengan permen beracun ini"

BRAK

ryan mendebrak meja sehingga teh jatuh tidak beraturan. Masa minum teh telah berantakan.

"Pelayan kurang ajar , siapa dirimu??, seharusnya kau dihukum mati!!" serunya menarik kerah pelayan ku.

Aku tetap diam, melihat pertengkaran Ryan dan pelayan ku itu. Sosok vampir pelayan itu melepaskan genggaman.

Brak

lalu membantingnya serta mengaitkan kedua tangannya ke belakang dengan tenang.

"Sialan Bem, bagaimana kau bisa diam saja melihat pelayan mu melakukan hal seperti ini???" seru Ryan menatapku.

Aku berdiri melangkahi cairan teh yang membasahi tempat dudukku. Pelayan itu kusuruh menyingkir.

Kemudian aku menatapnya sambil berdiri. Menatap dengan aura yang ku tekankan membuat Ryan bungkam..

"Kau sudah menghancurkan teh yang kusiapkan, dan jika pelayan ku mengatakan seperti itu maka ia benar"

"Kau percaya padanya??"

"Benar, pelayanku ini tidak akan membiarkan siapapun menyakiti tuannya" seruku menatap rendah padanya.

Ryan bungkam. Tatapannya menjadi ketakutan. Sebenarnya aku tau Ryan berniat jahat.Tetapi perbuatan nine jauh dari prediksiku.

Dia patuh sekali pada tugas nya hingga membahayakan dirinya sendiri. Mungkin aku tidak akan melepaskannya..

_

_

BRUK

aku menoleh, pelayan itu terjatuh dengan mulutnya mengeluarkan darah.

Srek.., aku mengambil sebuah obat di kantongku. Obat ini sebenarnya sangat mahal dan langkah.

Tetapi..dia sudah mempertaruhkan nyawa, dia Pelayan yang setia.

Aku mengarahkan obat itu tetapi pelayan itu menolak.

"I..ini tugas saya sebagai pelayan" serunya, aku tidak peduli , ini bukanlah tentangmu.

Aku menunduk, kemudian memaksa tanganku memasukkan obat ke mulutnya.

Ia Menatapku dengan tatapan sedikit menahan rasa sakit. Dan setelah selesai aku segera berdiri.

"..kau.. percaya padaku?" seru pelayan itu kini menatap ku dari bawah.

Aku menatapnya dengan tatapan yang datar, "Kau adalah pelayanku, dan aku adalah tuanmu"

Aku hanya berkata seperti itu dan pergi tanpa peduli apa yang terjadi.

_

_

_

Pelayan itu..cukup hebat..

Mungkin..aku akan menahannya cukup lama...

_

_

Nächstes Kapitel