webnovel

Penghalang Pelayan (2)

Aku dan pelayan baruku segera turun dan beranjak ke sebuah tempat yang sangat besar. Tempat yang berbau sangat tidak sedap.

Tempat peternakan manusia. Disana para manusia di pelihara seperti binatang. Seperti kehidupan manusia pada umumnya, mengunakan hewan untuk makanan.

Untuk ras vampir, manusia adalah makanan. yah seperti hubungan rantai makanan. Di dunia ini ras vampir menguasai segalanya dan kepala rantai makanan.

_

_

_

Aku menatap dengan mata dingin ku, bau makanan dan darah menguar kemana mana.

Di dalam ruangan besar itu terdapat kamar kamar yang berisi banyak manusia. Para manusia tidak dimandikan mereka selalu diberi makanan , dan tentu saja sangat bau.

Aku mengedarkan mataku pada para manusia yang memandangku memohon belas kasihan.

"Bem sama, manusia manakah yang anda inginkan hari ini?, persediaan teh darah anda akan habis" seru suara wanita yang terdengar keras ditengah teriakan teriakan manusia ini.

Aku menengadah ke sekeliling, melihat dengan kedua mata merah ku mencari yang mana manusia yang cocok.

Para manusia terlihat ketakutan. Mereka memandangi ku seperti memandang Monster. Padahal mereka tau sendiri, siapa yang menjadi Monster.

Bertindak sebagai pemilik segalanya, kerakusan dan tipu daya. Hah, memang aku tidak akan bisa menyukai siapapun.

Mataku terhenti pada sosok manusia yang tampak cukup gemuk di sebuah kamar. Aku berjalan perlahan.

"Kau" seruku singkat. Tatapannya menuju ke arahku. Matanya seketika berlinang melihat ku memilihnya.

"Ja.. jangan aku, kumohon. aku ingin hidup!!" serunya memelas.

Aku memandang dengan tatapan datar, walaupun manusia itu sudah memohon , dan menangis meminta pengampunan dariku.

_

_

_

Srek..

Tiba tiba ada yang menarik kakiku. Aku melirik dengan datar. Dan seketika sebuah benda tajam mengarah ke dadaku.

Sosok manusia wanita dengan raut wajah menakutkan. Ia ingin membunuhku. Tetapi aku tetap tenang.

BRAK

BRAK

Pelayan ku segera memukul wanita itu dan memandang dengan mata sinis. Dia segera melukai tangannya hingga berdarah.

"Monster Monster!!, kalian kalian kejam" teriak Wanita itu menyumpahi ku. Aku hanya menatap dengan datar. Sudah banyak hinaan yang kudengar.

Aku sudah terbiasa, mereka hanya ketakutan. Saat ketakutan, pasti siapapun akan kehilangan akal.

_

_

_

Aku menatap ke arah sosok monster yang bertubuh manusia. Dia sedang mengiring manusia makanan yang dipilih.

"Terima kasih nine" seruku,

pelayan itu sama sekali tidak menatapku. Dia benar benar tidak menyukai ku.

"Itu tugasku sebagai pelayan" serunya lagi. Kemudian mengurus makanan ku.

Aku melihat nya dari jauh. Pelayan itu seakan memiliki penghalang, penghalang yang benar benar tidak memperbolehkan ku masuk ke dalam dirinya.

_

_

_

Nächstes Kapitel