webnovel

Masakan Angeline

Angeline menutup matanya, menarik napas sedalam mungkin dan menghembuskannya secara perlahan. Kini gadis itu membuka matanya, tatapannya menunjukan keseriusan tingkat tinggi.

Di depannya sudah tersaji beberapa bahan makanan mentah lengkap beserta alat-alat dapur untuk membuatnya.

Angeline membawa seluruh rambutnya ke belakang dan mengikatnya sebentuk pony-tail dengan ikat rambut yang tadinya berada di pergelangan tangan, dan beberapa anak rambut yang tertinggal ia selipkan ke belakang telinga.

Kini Angeline sudah benar-benar siap, dengan tali apron yang sudah terikat sempurna melalui pinggangnya ke belakang, Angeline menekan tombol play pada iPadnya dan menampilkan video seorang chef ternama sedang mempraktikkan cara membuat nasi goreng yang mudah.

Sebelumnya Angeline telah mencari-cari info tentang beberapa masakan yang mudah untuk dibuat dan juga memperkirakan apakah David akan menyukainya.

Angeline ingat David pernah menyindir tentang chef yang bekerja di kafetaria Stockholm Corporation, dia bilang chef itu bernama Chef Juna dari Indonesia.

Dan makanan khas Indonesia yang menurut Angeline paling mudah untuk dibuat adalah nasi goreng.

"Pertama-tama, tumis irisan bawang merah dan bawang putih hingga aromanya tercium."

Angeline memasukkan irisan bawang merah dan bawang putih ke dalam minyak kelapa sawit yang telah dipanaskan dengan api kecil di atas wajan sesuai takaran yang ada di dalam resep. Walau irisan bawang-bawang itu bentuknya tidak karuan.

Bahkan Angeline tidak tahu kalau kulit bawangnya harus dikupas terlebih dahulu, ia hanya langsung mengirisnya menggunakan pisau dapur berukuran besar yang biasanya dipakai untuk mencincang daging ayam atau sapi.

Berkat pisau besar itu, kini ada empat balutan perban di jari-jari tangannya.

Bahkan gadis itu belum mulai memasak, baru sekedar menyiapkan bahan, tapi tangannya sudah terluka.

"Jika sudah tercium bau harum, masukkan wortel dan tumis hingga layu."

Angeline memasukkan potongan wortel berbagai bentuk itu; dari potongan sebentuk dadu yang ukurannya bervariasi, hingga bentuk-bentuk lain seperti segitiga, jajar genjang, bahkan ada yang bentuknya mirip seperti bulan sabit.

Benar-benar ajaib.

"Masukkan sosis dan kocokan telur, aduk hingga telur matang."

Angeline memasukkan potongan sosis sapi beserta telur yang telah ia kocok sebelumnya. Tidak dijelaskan dalam resep apa yang harus dimasukkan ke dalam kocokan telur terlebih dahulu, jadi Angeline memasukkan beberapa sendok garam ke dalamnya tanpa mengetahui berapa banyak yang harus ia tambahkan.

Gadis itu juga ingat bibinya pernah memasukkan sedikit ketumbar ke dalam kocokan telur. Angeline mengikuti nalurinya dan memasukkan beberapa gram ketumbar juga.

Namun bedanya, ia tidak menumbuknya terlebih dahulu. Biji-biji ketumbar itu masih utuh dan yang pasti akan sulit untuk dihancurkan oleh gigi.

Angeline mengerutkan keningnya. Di dalam video, tumisan telurnya terlihat kuning dan menjadi potongan kecil-kecil sebentuk orak-arik, sedangkan yang Angeline buat malah menjadi telur dadar, dengan potongan wortel berbagai variasi, sosis dan biji-biji ketumbar yang masih utuh di atas permukaannya.

Beberapa kali Angeline melihat ke arah wajannya dan iPad secara bergantian. "Katanya tadi diaduk. Apa aku mengaduknya dengan putaran yang salah? Haruskah mengaduknya dengan putaran searah jarum jam?"

Untungnya Angeline sendirian di apartment karena David sedang pergi sejak tadi pagi. Jika tidak, ia pasti habis ditertawakan oleh David karena pertanyaan retoris yang terdengar sangat konyol itu.

"Jika sudah matang, masukkan nasi dan aduk hingga menyatu dengan tumisan."

Angeline membuang keraguan. Dari dalam pemanak nasinya ia mengeluarkan nasi yang lebih mirip seperti bubur. Kali ini Angeline tersenyum, karena ia mengaduk nasi--lebih tepatnya bubur--searah jarum jam.

Alhasil nasi itu berputar searah jarum jam di atas telur dadar. Hingga tanpa sadar bagian bawah telur dadar itu menghitam dan gosong.

"Jika nasi sudah tercampur dengan tumisan, masukkan dua sendok makan sambal terasi, satu sendok makan saus cabai, saus tiram dan saus tomat, beserta setengah sendok makan kecap manis dan kecap asin."

Angeline menambahkan bumbu-bumbu itu sambil berdendang pelan. Ia mulai merasa percaya diri dengan masakan pertama yang akan ia sajikan untuk David ini.

Gadis itu merasa David pasti akan senang dengan masakannya.

Namun rasa percaya dirinya mulai turun drastis saat ia mencium bau gosong yang keluar dari masakannya.

Angeline mematikan api kompordan menaruh pizza itu di atas piring dengan spatula setelah menambahkan garam lagi secukupnya sesuai instruksi dari video tutorial masak yang menjadi pedomannya dari awal.

Ya, bentuknya seperti pizza, dengan bahan dasar telur dadar yang gosong di bagian bawah dan wortel berbagai ukuran, sosis dan biji ketumbar utuh sebagai topping. Ditambah bubur berwarna kemerahan karena campuran beberapa jenis saus dan kecap yang ditumpahkan Angeline sepenuh hati.

Angeline menyelesaikan masakan berpenampilan unik itu dengan menancapkan daun seledri pada puncak pizza unik itu.

Angeline memijit-mijit keningnya, merasa pusing dengan hasil masakannya. Bahkan ia sudah memilih resep yang dirasa paling mudah untuk diikuti, namun hasilnya jauh berbeda dengan yang ada di dalam video.

Setelah mengumpulkan keberaniannya Angeline mengambil sesendok hasil karyanga yang tersaji di atas meja dapur. Dan setelah merasakannya, ia merasa gagal sebagai seorang koki.

Terlebih, Angeline merasa gagal sebagai orang yang mencoba memasak mengikuti video tutorial masak. Bahkan untuk sebuah masakan yang paling mudah dari semua resep makanan.

Tanpa disadari, David sudah memandanginya selama hampir tiga menit dari pintu masuk apartment. Di tangannya ada sebuah kantung yang berisi dua porsi steak daging sapi yang terbuat dari bagian sirloin dengan tingkat kematangan well-done.

Hanya melihat ekspresi Angeline dari kejauhan, David bisa menyimpulkan apa yang sedang istrinya lakukan itu.

David menginjak tuas tempat sampah yang berada di dekat kakinya dan membuang dua porsi steak di tangannya ke dalam tempat sampah tanpa berpikir dua kali.

David berjalan sambil berusaha tidak menghasilkan suara sekecilpun hingga ia berdiri tepat di belakang Angeline. Tanpa basa-basi ia melingkarkan tangannya di pinggang Angeline dari belakang, membuat gadis itu tersentak kaget.

"David, kau membuatku jantungan!" teriak Angeline sambil menoleh, mendapati wajah tampan suaminya yang sedang tersenyum ramah.

"Kau sedang memasak sesuatu? Kebetulan sekali, aku kelaparan."

"Oh, tidak ... " Angeline mengangkat piring hasil masakannya dan berencana membuangnya ke tempat sampah, namun berkat pelukan dari David gadis itu tidak bisa bergerak. "Aku tidak sedang memasak."

"Lalu di tanganmu itu apa?"

"I-ini. Jangan dimakan. Rasanya aneh." ucap Angeline dengan wajah tanpa harapan. David mengambil piring yang berada di tangan Angeline dan menaruhnya kembali di atas meja dapur. "Apa yang mau kau lakukan?"

David mengambil sendok, "Aku kelaparan, dan melihatmu membuat pizza yang lumayan unik ini membuatku ingin mencobanya."

Sebelum David sempat menyendok makanan unik itu, Angeline menangis dengan cukup keras, membuat David menghentikan niatnya.

Separah itukah rasanya? Pikir David dalam hatinya.

Padahal David tidak tahu, Angeline bukannya menangis karena rasa masakannya yang sangat jauh dari kata enak, tapi karena David mengira itu adalah pizza, yang seharusnya nasi goreng.

David pun memasukkan sesendok penuh bubur beserta telur dadar yang bagian bawahnya gosong itu dan mengunyahnya.

Di luar dugaan, demi apapun rasanya membuat David ingin memuntahkannya.

Angeline masih terisak di depannya. Sepertinya gadis itu berusaha menahan tangisannya, ingin melihat bagaimana reaksi David untuk masakannya.

Kini David dihadapkan dengan dua pilihan tersulit dalam hidupnya.

Jika ia memuntahkannya, Angeline pasti akan sangat sedih. Namun jika ia menelannya, mungkin organ pencernaannya akan memakinya dari dalam tubuhnya sendiri. Dan jika David tidak terus memakannya, Angeline akan mengira bahwa David hanya berpura-pura menyukai masakannya.

Walau Angeline sudah tahu, jika David menelannya, itu artinya David hanya bersikap sopan kepadanya. Karena Angeline sudah merasakan rasa masakannya sendiri.

David pun berjalan ke arah kulkas dan mengeluarkan sebotol Jack Daniel's Tennesse Whiskey dan menaruhnya di atas meja makan, kembali ke dapur untuk mengambil piring yang berisikan hasil masakan Angeline.

David duduk di hadapan masakan Angeline dan sebotol wiski.

Ia menarik napas panjang, mempersiapkan mentalnya dan mulai menghabiskan masakan Angeline, dan meminum wiskinya setelah dua atau tiga suapan hingga piring itu kosong tidak bersisa, dan botol wiski itu juga tinggal tersisa setengah.

Angeline hanya terdiam melihat apa yang David lakukan.

Gadis itu bingung harus berkata apa, tidak mengerti apa maksud David melakukan itu.

Ia hanya berpikir memiliki suami yang aneh.

Nächstes Kapitel