"Venya?" panggil Zahra terburu – buru setelah mengantarkan Disya ke Mbaknya untuk dimandikan. Venya yang sedang menyiapkan makan malam melirik Zahra yang telah duduk di sampingnya setelah berteriak marah.
"Lo tau Ghara itu anak Dera?" tanya Zahra to the point saat Venya kini bertanya dengan matanya.
Sendo yang tadinya sedang di susun Venya terlepas dari tangannya. Matanya membulat, mulutnya ternganga tak menyangka dengan berita mengejutkan yang baru saja didengarnya. "Serius lo?" tanya Venya yang setelah itu langsung berpindah duduk di samping Zahra.
Zahra mengangguk. "Jangan biarin Disya main lagi sama anak Dera dan Gadha," perintah Zahra tajam.
"Tapi bukannya mereka tinggal di Jambi?" tanyanya bingung.
Zahra mengedikkan bahunya. "Gua gak ngerti kenapa dia bisa tinggal di Jakarta. Dan kenapa Indonesia seluas ini dia harus tinggal di Jakarta sih? Heran gua," ucap Zahra sebal.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com