Liang Haoming buru-buru keluar dari pintu halaman. Tiba-tiba ia melihat seorang pria berjalan dalam kegelapan, sambil menggendong seorang gadis di punggungnya. Pria itu berjalan ke arah rumah keluarga Liang.
Liang Haoming menghentikan langkahnya dan berjalan ke seberang.
"Heh… Heh… Heh… Kakak keempat?" Liang Yixuan terengah-engah, tenaganya sudah habis. Ia jarang merasa kelelahan seperti ini, tapi sekarang ia begitu terengah-engah, bahkan meskipun ia memiliki tubuh yang besar.
Bibir Liang Haoming yang tadinya terbuka sekarang tertutup. Ia menatap si adik bungsu dengan canggung. Akhirnya, ia memelototi Liang Yixuan dan mengambil gadis itu dari punggung adiknya.
Ini pertama kalinya Liang Haoming melakukan kontak fisik dengan Sang Istri. Tentu saja, kekerasan fisik yang dilakukan Sang Istri di masa lalu tidak dihitung. Meskipun Sang Istri punya berat badan yang luar biasa, tapi kenapa kali ini ia bahkan bisa mengangkatnya dengan begitu mudah. Setidaknya hanya dengan satu tangan.
Ada kesedihan di wajah Liang Haoming, tapi dengan cepat ia membuang perasaan itu.
"Kakak Keempat?" Dari jauh Liang Yuening bertanya.
Saat itu, Liang Yuening sedang duduk di atas tumpukan kayu di halaman. Ia melihat kakak laki-lakinya yang keempat kembali sambil membopong Dong Huiying, ia diam dan terpaku. Sejak semalam, ia dan kakak keempat sibuk mencari Liang Yixuan, meskipun ia melihat Dong Huiying dibopong oleh Liang Haoming, tapi Liang Yuening seolah tidak peduli dengan keadaan Dong Huiying.
"Panggil dokter!" Seru Liang Haoming, sama sekali tak menoleh.
"Tapi … bukankah Dokter Xiao tidak ada? Dia tidak ada di desa."
Haoming menaikkan alisnya. Ia menunduk, memandang gadis di pelukannya. Saat itu Dong Huiying mengenakan baju yang tipis dan tubuhnya masih demam. Lengan Haoming terasa hangat.
"Ayo, pergi!"
Setelah berjalan beberapa langkah, Liang Haoming membalikkan badan untuk memastikan bahwa Liang Yixuan mengikutinya dari belakang.
Beberapa saat kemudian, Ia menatap adik keenam dengan wajah tegas, kemudian berkata dengan wajah tanpa ekspresi, "Yixuan, kau tetap tinggal di rumah untuk berjaga-jaga. Yuening, kau ikut denganku mencari Lin Shenzi. Kita akan meminjam gerobak sapi kepada keluarga Lin, untuk mengantar Sang Istri pergi ke kota!"
Bibir Liang Yuening tampak sedikit bergerak, seakan ingin mengatakan sesuatu. Tetapi, saat ia melihat sikap Liang Haoming yang begitu tegas, ia diam-diam mendesah.
Dalam pikiran Liang Yuening, pergi ke kota merupakan sesuatu yang mengganjal. Sebab, mereka tidak ada uang kecuali uang tembaga milik Liang Haoming. Semua uang di tabungan juga sudah diambil oleh Zhou Dachun.
Ada beberapa hal yang dipikirkannya. Salah satunya mengenai keberadaan kakak pertama sampai kakak ketiga yang ada di kota. Selain itu, ia juga ingin mendiskusikan permasalahan yang dikabarkan oleh kepala desa kepada kakak pertama dan kak kedua.
Mengenai Kakak Ketiga, saudaranya ini punya sakit perut yang cukup parah selaini itu ia juga sedikit ceroboh. Liang Yuening menjadi enggan bertemu dengannya dan merasa bahwa ia tak bisa diandalkan.
***
Setelah meminta kepada kepala desa, gerobak sapi sudah bisa digunakan menuju Kota Taihang. Selama perjalanan menuju kota, Dong Huiying sama sekali tak tertidur. Ia bisa mendengar suara dari luar, tapi ia tak bisa membuka matanya. Matanya seolah-olah terasa berat.
Sebelum Liang Haoming berangkat, ia secara khusus meminta Liang Yuening mengambil alkohol di rumah. Ia menuangkan alkohol itu ke dalam cangkir untuk menurunkan demam Dong Huiying. Bau alkohol selalu tercium oleh Dong Huiying selama perjalanan.
Sebenarnya Liang Haoming sama sekali tidak mengerti tentang obat, namun ia bersikap seolah-olah tahu dan mengerti tentang obat. Ia hanya berpikir ia bisa menggunakan alkohol untuk menurunkan demam gadis itu. Sebab berdasarkan pengalamannya, alkohol itu bisa digunakan kepada Lao Er [9]1, yang memiliki fisik lemah dan sakit-sakitan, maka Lao San [10]2 dan Lao Liu bertanggung jawab terhadap tugas Lao Er.
Liang Haoming hanya menyeka wajah dan tangan Dong Huiying, mungkin karena gadis itu seperti boneka ketika ia diam. Ia jadi berpikir jika Sang Istri sekarang seperti boneka hitam dan jelek.
Bila diperhatikan dengan seksama, wajah dan tangan Dong Huiying sangat kecil.
Dengan ragu-ragu, Liang Haoming meremas tangan kecil dan mungil Dong Huiying. Tangan gadis itu sepertinya lemah dan tak bertulang. Demam telah naik ke lehernya.
"Kakak Keempat?" Liang Yuening memanggil dengan suara yang sangat tenang, ia duduk di depan gerobak sambil memandang kakaknya dengan tatapan aneh.
Liang Haoming hanya merespon dengan cara diam, sejujurnya ia merasa cemas dengan Sang Istri.
Saat itu Liang Yuening juga tidak mengatakan sepatah kata pun saat melihat ekspresi kakaknya.