webnovel

Aku Tak Bisa Menahan Tangis Seumur Hidupku

Redakteur: Wave Literature

"Seharusnya di sini …" Dong Huiying sudah merasa yakin dengan lokasi Zhu Xingfang yang ditunjukkan oleh warga tadi.

Dong Huiying bertanya kepada beberapa orang. Tapi dengan situasi yang kelam ini, setiap kali ia menangkap seseorang untuk ditanyai, orang itu menangis ketakutan dan melarikan diri. Meskipun ia menemukan petunjuk yang salah, tapi Dong Huiying menemukan apa yang dicarinya. Namun, untuk keselamatan Liang Yixuan, ia memutuskan untuk mengetuk pintu lebih dulu.

"Siapa di dalam?" Tanya Dong Huiying dengan suara lembut.

Dong Huiying melihat seorang pria keluar dari rumah. Pria itu kemungkinan berusia sekitar dua puluhan tahun. Tubuhnya kurus dan ramping. Matanya dilukis dengan indah, bibirnya dioles dengan pemerah bibir. Bentuknya bagus dan juga memikat.

Sudut bibir Dong Huiying bergetar heran, "Itu … mata yang terlalu menyilaukan!"

Sebenarnya, Dong Huiying mengikuti jejak Zhu Xingfang sepanjang jalan. Ia bertemu banyak orang, Umumnya wanita lebih banyak daripada pria. Namun, ia juga menemukan fakta bahwa wanita benar-benar dihormati, meski terkadang terlalu berlebihan.

Postur tubuh semua pria di Dinasti Yuan lebih pendek daripada wanita dan memakai kosmetik. Riasan mereka terlalu tebal, sehingga pria tampak lebih feminin. Dong Huiying benar-benar tak bisa menerimanya. Di saat yang sama, hatinya juga sangat senang.

Postur tubuh Liang bersaudara sangat tinggi, sehingga bertentangan dengan standar estetika di masa ini. Mereka kelihatannya tak terlalu menarik perhatian, entah itu Liang Yixuan ataupun Liang Yuening. Wajah mereka berdua sangat bersih, tak seperti pria yang mengenakan kosmetik di sampingnya.

"Dong Dabao?" Pria itu terkejut saat melihat siapa yang datang. Tanpa sadar, ia menatap ruangan yang ada di belakang Dong Dabao, dan berkata, "Dong … Nyonya Dong, kapan kau ada di sini?"

"Di mana Zhu Xingfang?" Balas Dong Huiying. 

"Hou...! Sang Istri belum pulang." Jawab suami Zhu Xingfang.

"Jangan membodohiku! Di mana Zhu Xingfang Dan juga Liang Yixuan? Serahkan dia kepadaku!"

Zhu Xingfang terkenal sebagai wanita yang memiliki nafsu seks yang besar. Jika Liang Yixuan jatuh ke tangannya, entah berapa banyak derita yang harus ditanggung Liang Yixuan.

Alis Dong Huiying berkerut, ia menatap pria di hadapannya dengan galak.

Pria itu berseru, "Nyonya Dong, kau benar-benar suka bercanda! Meski Desa Zhujia dan Desa Kaoshan bertetangga, tapi Liang Yixuan adalah penduduk Desa Kaoshan. Meskipun ia menghilang, kau tidak boleh datang ke Desa Zhujia. Lagipula, kudengar kau orang yang keras kepala. Liang Yixuan menghilang karena istriku? Dewa sungguh baik kepadaku. Istriku seharian ini selalu berada di rumah. Aku juga belum keluar rumah selangkah pun!"

Dong Huiying jelas bukan orang bodoh. Pria ini sedang menghalangi dirinya. Dengan wajah galak, ia membentak, "Baiklah, kalau begitu, aku akan mencarinya sendiri!" Dong Huiying melangkah mundur, lalu menendang pintu pagar rumah keluarga Zhu.

Pria itu melompat terkejut. Ia mengedip-kedipkan matanya dan berkata, "Aduh, aduh! Gawat! Pembunuh! Si Setan Dong ingin membunuhku! Istriku, cepatlah kau keluar!"

Pria itu tersedak. Dong Huiying menutup mulutnya. Mendengar keributan di ruang tamu rumah, Zhu Xingfang terkejut dengan kegaduhan itu. Dia buru-buru melihat ke depan untuk mengetahui hal yang baru saja mengusiknya.

"Bajingan! Berani kau Dong Dabao ini berbuat buruk kepadaku, Sang Jagoan Desa Zhujia, hah!?!" Wajah Zhu Xingfang berubah menjadi gelap. Wanita itu mengambil sepotong pakaian kotor dan menyumpalkannya ke mulut Liang Yixuan, kemudian buru-buru keluar.

"Dong Dabao!" Dirinya kembali berseru menantang Dong Huiying.

Ia membuka mulutnya dan berteriak kepada Dong Huiying seperti orang gila, "Aku belum selesai membuat perhitungan denganmu! Baiklah, kau datang kemari untuk membuat onar. Kau kira aku tak berani menghajarmu?"

Dong Huiying juga merasa aneh. "Kau juga kelihatannya tidak bosan di sini. Kutanya kau, di mana Liang Yixuan? Di mana kau sembunyikan dia?"

Zhu Xingfang mengelak dan tidak mengakui, "Mana kutahu? Kau yang keluarganya saja tidak melihatnya. Apa hubungannya denganku?"

Nächstes Kapitel