Aqila tentu terkejut dengan seseorang yang membawakan bakso untuknya. Laki-laki yang berparas tampan, berpostur tubuh tinggi bak seorang mode, aroma tubuhnya juga wangi. Tentu saja menjadi idaman para perempuan. Tadinya ia pikir laki-laki ini sudah menyerah ketika melihatnya bersama dengan Fadhil Waktu itu. Ternyata laki-laki itu belum menyerah juga. Entah apa tujuannya. Dan entah apa istimewanya Aqila, sehingga dosen sesempurna Pak Edo ini bisa menyukainya.
"Kok bengong? Boleh saya gabung sama kamu?" tanya Pak Edo kepada Aqila. Aqila pun hanya bisa mengangguk. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi speechless rasanya. Melihat seorang Edo duduk di sampingnya. Yang tentu saja membuat tatapan iri mahasiswi yang mengidolakannya.
"Bapak tidak mengajar?" tanya Aqila untuk mengalihkan pembicaraan karena dia tidak ingin Edo sampai membicarakan masalah pribadi mereka.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com