Penjaga kos itu memberi tahu Fadhil kalau di depan ada yang menunggu. Dua orang wanita yang katanya teman Mamanya. Fadhil langsung bisa menebak. Siapa lagi kalau bukan Arumi dan Aqila. Fadhil sedikit canggung tapi alangkah tidak sopannya dia kalau sampai tidak menemui calon mertua dan calon istrinya. Fadhil tersenyum dalam hati setiap kali menyebut dua orang wanita itu sebagai calon mertua dan istri..
"Mas Fadhil koq malah senyum-senyum? ada yang lucu?" Penjaga kos itu tampak heran melihat sikap Fadhil.
"Eh maaf Pak. Ga ada yang lucu koq. Saya akan ke depan Pak. Tapi saya ganti baju dulu ya Pak. Malu pake celana pendek."
"Oh ya Mas Fadhil. Saya ke depan dulu ya. Nanti saya sampaikan."
"Terimakasih Pak."
Penjaga kos itu kembali ke depan. Tepatnya di ruang tamu dimana Arumi dan Aqila menunggu.
"Bu, mbak. Tunggu sebentar ya. Mas Fadhilnya lagi ganti baju. Sebentar lagi juga ke sini."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com