Arsya menatap langit-langit kamarnya. Setelah Rara tidur, dia.masih terjaga. Hingga tengah malam. Di satu sisi dia bahagia dengan kehamilan Rara. Tapi di sisi lain dia takut. Bayangan masalalu waktu Jihan pergi, membuat dia khawatir akan terjadi lagi dengan Rara. Arsya menangis sendirian. Menangis dalam diam. Ingin sekali dia melupakan kenangan buruk itu. Tapi tetap saja masih menghantui.
Arsya turun dari tempat tidur. Dia mengambil air wudhu dan menunaikan shalat malam. Berjam-jam dia duduk di atas sajadahnya berdzikir dan berdoa. Semoga Allah melindungi istrinya sampai melahirkan. "Ya Allah berikanlah keselamatan dan kesehatan pada istriku selama kehamilan dan saat dia melahirkan. Aku mohon berilah dia panjang umur, agar dia bisa merawat anak-anak kami ya Allah." Doa itu ia panjatkan berulang kali berharap Allah melihat kesungguhan dia dalam berdoa. Dan mengabulkan doanya.
**
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com