Rayyan membawakan oleh-oleh berupa surabi dengan kuah kinca yang menggoda selera. Dia juga menenteng kardus mie instan yang dia minta dari pedagang surabi yang masih berada di kawasan bandara. Memiliki pesawat pribadi tidak terikat waktu dan tempat. Setelah semua beres, Rayyan mencari taxi yang tadi dipesannya secara online. Arumi sudah menawarkan agar lelaki itu dijemput sopirnya. Tapi Rayyan tidak mau. Sepanjang perjalanan, senyum tipisnya terukir hingga membuatnya seperti orang yang sedang dimabuk asmara. Rayyan tak sabar ingin bertemu dengan istri dan kedua anaknya.
Tak lama kemudian taxi yang ia tumpangi telah sampai di depan rumah Arumi.
"Assalamualaikum." ucap Rayyan sambil mengetuk pintu yang tidak tertutup.
"Waalaikumsalam." Bu Fatma diikuti si kembar menyambut kedatangan Rayyan.
"Papa..papa.." Axel dan Aqila yang sedang merangkak menarik-narik celana Rayyan. Untung saja Rayyan pakai ikat pinggang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com