webnovel

Liu Yang dipecat

Uhukkk... Batuk. Batuk.

Melihat Liu Yang yang langsung berlutut dan mengakui kesalahannya dengan tampang anak kecil yang digertak, Yang Chen tidak bisa menahan tawa hingga dia batuk-batuk.

Orang-orang disekitar juga terkejut dengan tingkah Liu Yang. Sebelumnya, dia cukup garang, tapi sekarang dia hampir menangis mengakui kesalahannya.

"Apa, jadi dia dalangnya."

"Orang itu sebelumnya sangat garang dan sok ingin menertibkan kekacauan, tapi siapa menyangka dia sendirilah dalangnya."

"Jika tentara seperti itu bagaimana kita bisa menjamin keamanan kita."

...

Orang-orang yang menonton dari tadi mulai berbicara. Beberapa bahkan berbicara cukup keras.

Para tentara juga tidak bisa untuk tidak bisik-bisik menatap kelakuan Liu Yang. Beberapa menggelengkan kepala mereka, beberapa menatapnya dengan jijik. Jelas mereka terkejut dengan Liu Yang.

Sementara Liu Yang sendiri masih berlutut di depan Shen Xi. Meskipun tampangnya menyedihkan, hati nya dipenuhi dengan kebencian pada Yang Chen.

Shen Xi yang mendengar pembicaraan orang-orang menjadi semakin marah, tatapannya pada Liu Yang menjadi semakin dingin. .

"Lepaskan seragam mu.

Mulai sekarang kamu bukan lagi tentara." Shen Xi berbicara dengan dingin. Suaranya seperti ledakan Guntur di telinga Liu Yang. .

"Komandan, komandan, Liu Kecil salah, Liu kecil salah, jangan pecat Liu Kecil."

Dengan air mata dan ingus di hidungnya. Liu Yang tersedu-sedu meminta pengampunan Shen Xi. Dia tentu tidak ingin dipecat.

Jika itu sebelumnya dia mungkin tidak terlalu peduli, tapi saat kiamat ini, posisinya di militer sangat penting untuk keselamatan nya sendiri.

Sebelum kiamat, dia memiliki latar belakang keluarga kaya. Tapi saat terjadi kiamat, kekayaan tidak lagi berarti. Orang-orang dengan latar belakang resmi atau militer tentunya akan jauh lebih aman.

Ditambah situasi keluarganya juga menjadi tidak jelas karena banyak penatua keluarga yang menjadi zombie. Jadi posisinya di militer sangatlah penting.

Tapi saat Shen Xi melihat tingkah laku Liu Yang, dia menjadi semakin marah. Orang ini benar-benar bertingkah tanpa malu-malu. Memiliki bawahan seperti Liu Yang, Shen Xi merasa bahwa dia kehilangan banyak wajah di depan para penduduk. .

Memikirkan ini, Shen Xi tidak bisa untuk tidak menatap Yang Chen sesaat. Meskipun orang itu cukup lancang untuk menyentuh bokong nya, dia masih prajurit pemberani. . .

Tidak seperti Liu Yang yang cukup berani membuat masalah, tapi saat ketahuan tidak berani menerima hukuman dan malah tanpa malu-malu meminta pengampunan.

"Lepaskan seragamnya, mulai sekarang Liu Yang bukan lagi prajurit.

Dan kalian yang membuat masalah, sebaiknya kalian menyelesaikan hukuman sekarang."

Mengatakan itu, dia berbalik pergi dengan langkah cepat. Dia terlalu malu berada didepan penduduk dengan memiliki bawahan seperti Liu Yang. .

Menerima perintah Shen Xi, para tentara dengan cepat mengerumuni Liu Yang. Mereka mulai melepaskan seragamnya. Beberapa tentara bahkan tidak lupa memberinya beberapa pukulan.

"Ayo pergi." Melihat masalah sudah beres, Yang Chen mengajak semua orang pergi.

"Dan kalian sebaliknya menerima hukuman kalian dengan baik." Dia juga tidak lupa untuk mengingatkan kelompok Dongbei Hu untuk menerima hukuman mereka.

"Baik, kakak Yang." Kelompok Dongbei Hu dengan patuh menyetujui.

Yang Chen, Xinqi, Yanyan dan diikuti oleh kelompok Chen Feng pergi ke tempat lain. Mereka merencanakan membangun tenda di tempat lain.

...

Sekitar satu setengah jam setelah keributan yang dibuat oleh Liu Yang, orang-orang mulai kembali tenang.

Hari mulai gelap.

Para pengungsi yang dibantu oleh beberapa pembuat masalah yang terkena hukuman dengan cepat membangun tenda mereka untuk malam hari.

Para tentara juga sibuk berpatroli dan menertibkan orang-orang.

Terkadang ada suara tembakan yang terdengar di sekitar kantor polisi. Jelas para tentara menembaki beberapa zombie yang mendekati mereka.

...

Di dalam sebuah ruangan kantor, Shen Xi duduk di kursi di belakang meja.

Meskipun masalah Liu Yang membuat suasana hatinya memburuk. Dia tetap bekerja dengan baik dan menyelesaikan setiap masalah. .

Tok. Tok. Tok. Suara orang mengetuk pintu terdengar di pintu kantor nya. .

"Masuk." Shen Xi bersuara dengan dingin.

Pintu kemudian terbuka dan seorang pemuda pembawa laporan masuk ke dalam ruangan.

Setelah masuk ke ruangan, pemuda tersebut memberi hormat terlebih dahulu pada Shen Xi.

"Ada apa." Setelah pemuda memberi hormat, Shen Xi bertanya kepada pemuda tersebut.

"Untuk dua mayat monster elite. Menurut penyelidikan kami, kedua monster tersebut awalnya melakukan pertarungan panjang dan saat kedua monster terluka." Mengatakan itu, dia berhenti sejenak dan menatap ke arah Shen Xi.

"Ada apa dengan kedua monster." Melihat pemuda berhenti melaporkan, Shen Xi tidak bisa untuk tidak bertanya.

"Emmhmm..." Ditanya oleh Shen Xi, pemuda tertegun sejenak lalu melanjutkan.

"Menurut penyelidikan kami, setelah kedua monster terluka, beberapa orang muncul dan membunuh monster tersebut."

Mengatakan itu, pemuda tersebut melirik Shen Xi lagi.

"Ohhh... Apakah kalian tahu siapa yang membunuh monster tersebut." Mendengar ada orang yang membunuh monster elite, Shen Xi penasaran siapa mereka.

"Ini, ini adalah kelompok Yang Chen." Mengatakan bahwa itu adalah kelompok Yang Chen, pemuda itu sedikit gugup.

Karena masalah Liu Yang beberapa saat lalu, pemuda itu juga menjadi tahu siapa Yang Chen setelah bertanya ke beberapa prajurit. Dia tahu kalau Yang Chen dikeluarkan dari tentara karena menyentuh bokong Shen Xi.

Jadi saat menyebutkan nama Yang Chen di depan Shen Xi, dia menjadi gugup.

Memikirkan bahwa Yang Chen berani menyentuh bokong Shen Xi, pemuda itu juga tidak bisa untuk tidak melihat ke arah bokong Shen Xi.

Meskipun seragam militer itu agak lebar, itu masih terlihat jelas tonjolannya. .

"Mmmhm.

Apakah masih ada yang ingin kamu laporkan."

Tapi tidak seperti yang di harapkan pemuda tersebut, mendengar bahwa itu Yang Chen dan antek nya yang membunuh dua monster elite, Shen Xi hanya mengangguk sedikit dan menerima laporan seperti biasa.

"Mmmhm, masih ada. Menurut..."

Pemuda itu lalu terus melanjutkan laporannya sementara Shen Xi mendengarkan dengan wajah dingin dan sesekali bertanya.

...

Nächstes Kapitel