webnovel

Aizawa NANA

Di mata Nana, semua laki-laki itu hentai (mesum). Semuanya!

Hoshi-hentai, Lev-hentai, Roman-hentai, Jui-sensei-hentai, Pak Presiden-hentai, Bayi laki-laki-hentai. Semuanya! Bahkan Ayam jantan pun dipanggil hentai.

Kata Nana, kalau manggil cowok gak pake tambahan hentai, rasanya ada yang kurang. Seperti bakso yang kurang micin, rasanya kurang gurih.

Kalau sudah bekerja nanti, apakah bosnya dipanggil hentai juga, ya?

Sudah cukup dengan hentai. Kali ini, aku ingin membahas tentang kekuatan aneh Nana. Tidak ada hubungannya dengan hentai. Buang jauh-jauh kata hentai dalam otak kalian. Hentai itu tidak baik. Kecuali kalau sudah waktunya.

Kekuatan aneh Nana adalah: Ketika ia mendengar suara petir, semua orang di dalam ruangan akan jatuh cinta kepadanya.

Kekuatan aneh Nana pernah aktif satu kali di kelas.

Di suatu hari yang cerah, tiba-tiba hujan meluncur dengan deras. Padahal ramalan cuaca tidak mengatakannya. Roman pun pasrah dan berubah menjadi perempuan.

Awalnya biasa-biasa saja, tidak ada hal aneh yang terjadi. Aku pun tetap mengajar seperti biasa. Namun suasana berubah ketika petir mulai bergemuruh di angkasa raya.

*Jelegurr!!! (Suara petir bergemuruh.)

Tiba-tiba, hatiku cenat-cenut tidak karuan. Wajah Nana terbayang-bayang terus di kepalaku. Aku jadi tidak fokus mengajar. Aku yang harusnya menulis rumus matematika malah menulis alamat rumah Nana.

Sialan.

Aku sudah tidak tahan lagi.

Tanpa pikir panjang, aku berhenti menulis dan pergi mendatangi bangku Nana dan langsung melamarnya.

"Nana, jadilah pengantinku. Sekarang juga!" pintaku dengan serius.

"Waah... Jui-sensei-hentai... aku masih sekolah loh." Si gadis loli menolak dengan halus.

"Kalau gitu, nanti ya pas pulang sekolah!" pintaku lagi.

"Ah, Jui-sensei-hentai ngaco!" Nana kembali menolakku.

Di hari itu, Nana jadi rebutan semua laki-laki. Jam pelajaran sekolah pun berubah menjadi jam istirahat. Semua anak tidak tahan dengan pesona Nana. Tidak ada yang bisa belajar, semua anak ingin berada di dekat Nana.

"Woy, Jui-sensei. Kamu gak boleh ngelamar Nana!" Hoshi berteriak. "Biar aku saja!"

"Eh, Hoshi. Kamu 'kan sukanya sama Akemi. Kenapa deketin Nana?!" Gen protes.

"Itu 'kan dulu, sekarang aku sukanya sama Nana. Kamu malah udah punya pacar. Mau di ke manain?"

"Ah, gampang itu mah. Yang penting bisa dapetin Nana dulu," ucap Gen dengan wajah yang sangat kemerahan.

Beberapa anak ada yang menyatakan secara langsung, beberapa lagi ada yang menyatakan dengan caranya sendiri. Contohnya Hide dan Hashimoto.

"Nana, aku sangat membencimu! Tapi, kalau kau memaksa ingin bersamaku, aku akan terima walau terpaksa," ungkap Hide, si cowok Tsundere.

Hashimoto malah tidak ngomong apa-apa, dia hanya memberi sepucuk surat, lalu duduk lagi.

Tidak hanya anak laki-laki. Anak perempuan pun terkena efek kekuatan aneh Nana. Semua anak perempuan mendekati Nana dan memanjakannya.

Akemi memijat pundak Nana, Sera menyuapinya makanan, Lullin dan Shino mengipasi Nana biar tidak gerah, sementara Maggiana seperti ingin memperkosanya. Nana agak ketakutan melihatnya.

Pokoknya, di hari itu, Nana dilayani layaknya seorang ratu dalam sebuah kerajaan. Para anak gadis mengelilinginya dan memanjakannya. Sedangkan anak laki-laki secara bergantian menyatakan cinta kepadanya.

Meski ditembak para cowok, tentu saja Nana menolak semuanya. Karena Nana tahu, cepat atau lambat efek kekuatan anehnya akan segera menghilang.

***

Di malam hari, ponsel Nana berbunyi setiap detik. Semua anak kelas mengirim personal chat kepada Nana.

Nana kebingungan membalasnya.

Tapi, aku tidak melakukan hal 'cupu' seperti mengirim personal chat kepada Nana. Aku langsung mendatangi rumahnya, dan melamarnya lagi.

"Pak... Bu... izinkan saya untuk menikah dengan anak Bapak dan Ibu." Aku meminta dengan serius.

"Hahaha. Ternyata kekuatan anehmu itu benar-benar ada, ya." Ayahnya tertawa sambil melihat ke arah Nana.

"Iya, Ayah-hentai, aku memang punya kekuatan aneh," ucap Nana yang sedang memakai piyama.

"Kamu gurunya, ya?" Ayahnya menanyaiku.

"I-iya." Aku tertunduk malu.

"Sebelumnya, terima kasih karena telah mendidik anakku." Ayahnya membungkukkan badan tanda berterima kasih.

"Iya, sama-sama. Saya juga berterima kasih, karena sudah dipercaya menjadi guru anak Bapak." Aku juga membungkukan badan.

"Begini, sensei. Hari ini aku tidak bisa menerimamu. Tapi, kalau besok kamu datang ke sini lagi untuk melamar putriku, aku pasti akan menerimanya." Ayah Nana menepuk pundakku.

"Benarkah?"

"Iya, aku berjanji."

"Yatta! Makasih pak. Besok saya pasti datang ke sini lagi. Saya berjanji!!" kataku sambil membungkuk dan memeluk ayahnya Nana. Nana hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Di perjalanan pulang aku senyum-senyum sendiri, membayangkan bisa menikahi gadis impianku, yaitu Nana. Setelah sampai rumah, aku langsung tidur.

***

Besoknya, ketika aku bangun, perasaanku pada Nana sudah hilang total. Aku sudah tidak suka lagi pada Nana. Efek kekuatan aneh Nana sudah habis. Aku sudah berusaha mencoba agar perasaan hari kemarin ada lagi, tapi tetap saja tidak bisa. Perasaanku pada Nana kembali seperti biasanya.

Di hari itu, aku tidak bisa melihat wajah Nana, aku sungguh malu. Nana malah meledekku terus.

"Ayo Jui-sensei-hentai, kita menikah hari ini. Hahaha." Nana terus mengejekku seharian ini.

Di malam harinya, aku datang ke rumah Nana karena sudah berjanji. Tentu saja, bukan untuk melamarnya, melainkan untuk meminta maaf. Nana dan keluarganya pun hanya tertawa saja.

Serius. Itu kejadian yang memalukan!

-------------------------------------------

Murid Aneh 12: Aizawa NANA

Kekuatan Aneh: Love Magic

Letak Bintang: Kening

Nächstes Kapitel