Di meja makan tak terjadi percakapan apapun, aura kemarahan Viona membuat semua orang yang ada di ruangan itu tak ada yang berani membuka suara untuk bicara. Mereka hanya fokus pada maknanannya saja, bahkan Jenny dan Amina yang sejak tadi bersemangat sekali ingin bertanya saol kehamilan sang kakak kini ikut terdiam. Melihat Viona yang diam langsung membuat mereka berdua sadar kalau sang kakak saat ini sedang marah besar, karena itu mereka memilih diam.
Teddy yang baru saja menerima telepon dari profesor Erick melangkahkan kakinya mendekati sang nyonya. "Profesor Erick mengatakan akan sedikit terlambat nyonya,"ucapnya pelan melaporkan apa yang baru saja ia ketahui.
"Kenapa?"tanya Viona singkat.
"Beliau harus mengantar anaknya ke bandara terlebih dahulu Nyonya, saat ini beliau sudah ada dalam perjalan pulang dan sedang menuju kemari." Teddy menjawab dengan sopan pertanyaan sang nyonya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com