Viona yang kini dipanggil Anji di desa Elora memakaikan selimut untuk sang ibu yang baru saja tidur di ranjangnya dengan penuh kasih, ia merapikan selimut tebal untuk membungkus tubuh sang ibu."Ibu kenapa sejak tadi melamun? apa yang ibu pikirkan?" tanya Viona lembut."Ibu memikirkan takdir, takdir indah yang membawa pertemuan kita nak," jawab ibu Debora pelan, gurat halus di wajah senjanya terlihat semakin jelas saat ia tersenyum."Takdir," ucap Viona perlahan."Iya, malam itu entah apa yang membuat ibu ingin sekali merapikan file lama ibu sehingga ibu menemukan surat dari kak Maria yang akhirnya membawaku bertemu denganmu anakku," sahut ibu Debora pelan sambil meraba wajah cantik Viona yang terlihat lebih fresh dengan rambut pendek sebahunya.Mata Viona berkaca-kaca mendengar perkataan sang ibu, ia lalu mencium penuh hormat ke tangan sang ibu yang sudah berkerut karena dimakan usia.
Gesperrtes Kapitel
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com