webnovel

PENDARAHAN

Sesampainya di apartemen, Ayu langsung masuk ke kamar dan mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sakit semua. Dia bahkan tak ingat mengucapkan terima kasih pada Bella karena sudah mengantarnya. Begitu masuk kamar, dia men-dial nomor Kakaknya, karena sudah berjanji akan menghubungi Kakaknya hari ini. Satu nada panggilan dan langsung di angkat.

"Mas ...."

"Hi lil' sis ... Di mana?"

"Apartemen."

"Gak kerja?"

"Masih cuti karena pernikahan Sandra."

"Oke Mas ke sana."

"Eh?! Enggak usah!"

"Kamu nggak suka Mas main ke sana? Emangnya enggak kangen?"

"Eh ... Bukan gitu."

"Oke berikan alamatnya. Mas ke sana sekarang."

David memutuskan panggilanny. Dengan terpaksa Ayu mengirim alamatnya kepada David, lalu dia mengirim pesan juga pada Ibunya agar beliau tidak khawatir. Ayu sebenarnya takut bertemu David, tapi dia juga membutuhkan teman bicara dengan apa yang baru saja dia alami. Dan Ayu rasa David adalah pilihan tepat karena Kakaknya orang yang berpandangan bebas dan tidak pernah menghakimi begitu saja perbuatan seseorang sebelum mengetahui fakta sebenarnya.

Ayu merebahkan diri dan langsung tanpa terasa langsung tertidur. Hingga berapa lama kemudian suara bel yang nyaring dan tak mau berhenti membangunkannya.

Ayu berjalan dengan tertatih-tatih lalu membuka pintu. Di sana David berdiri dengan tatapan terkejut.

"What happen?" Tanya David melihat keadaan adiknya yang berantakan. Ayu tak menjawab. Ia langsung menghambur kepelukan David dan menangis keras sambil mencari kenyamanan yang biasa di berikan Kakaknya itu.

David menutup pintu dan menggendong Ayu menuju sofa dan memangkunya sambil mengelus rambutnya sayang. Hal yang selalu di lakukan saat adik-adiknya menangis dulu.

"Ssshhhh udahhh ... jangan menangis lagi. Mas di sini Dek ... Mas enggak akan biarkan siapa pun menyakitin kamu!"

Ayu masih tetap menangis walau tidak sekencang tadi. Wajahnya yang pucat makin pucat. "Mas, bisa bawa aku liburan bentar gak? Aku butuh refresing."

David mengerutkan keningnya memikirkan kata-kata adiknya yang tiba-tiba. Dia juga memperhatikan lebih teliti wajah adiknya yang terlihat pucat dan berantakan. Dan ... tunggu dulu! Apa di lehernya itu kissmark?

Seketika wajahnya mengeras. "Siapa yang lakukan itu?" David menujuk dengan dagunya kearah leher adiknya.

Ayu terkejut dan langsung menutup lehernya dengan tangan. Tapi David lebih cepat. Di robeknya baju adiknya hingga tersisa pakaian dalamnya.

Di sana, di seluruh tubuh adiknya, penuh dengan kissmark. Dan itu membuat david makin murka.

"SIAPA?!?!" David membentak. Dia memang brengsek, tapi dia tak akan membiarkan adiknya jadi rusak juga.

Ayu mengkerut takut melihat wajah kakaknya yang sangat dingin.

"KAMU DI PERKOSA?!" Ayu menggeleng. Air mata kembali jatuh dari matanya. David mengembuskan napasnya dan berusaha mengontrol kemarahannya.

"Lalu siapa yang melakukannya? Kakak tahu pasti bukan tunanganmu. Karena dia sedang di luar negeri," ucap David memelankan suaranya.

Ayu mendongak heran dari mana kakaknya tahu dia sudah bertunangan dan saat ini tunangannya di luar negeri.

"Jangan kamu pikir, karena Mas jauh, Mas gak ngawasin kalian!!"

Ayu tersenyum. Kakaknya itu emang over protektif.

"Ayu!! Cerita Yu!!! Jangan diam aja!!" David mulai tidak sabar.

Ayu menundukkan wajahnya malu. Tapi akhirnya dia mulai menceritakan kejadian semalam. Tentu saja dipersingkat bagian dia keenakan hingga pingsan.

"Jadi kamu pergi ke Club?! Astaga Ayu!! Kalau kamu penasaran ama Club, kenapa gak bilang ama Mas?! Mas bakal temenin kok. Pasti Boss sialan kamu itu kerja sama ngejebak kamu!!"

"Nggak mungkin, Mas. Mbak Bella itu baik banget."

"Terserah! Yang penting, kamu! Mulai sekarang, berhenti kerja dengan dia dan kerja aja dengan Kakak."

"Nggak bisa gitu, Mas. Nanti aku kena denda. Kontrak kerjaku masih setengah bulan lagi."

"Mas, yang ganti dendanya!" ucap David enteng.

"Dasar tukang perintah!"

"Udah, sekarang kamu bangun. Makin berat aja! Cepat pakai baju! Katanya pengen refresing? Lagian, nggak takut kalau Mas jadi nafsu, apa?"

PLAK.

Satu pukulan mendarat di lengan David.

"Gue adik lo bego!" Ayu berseru.

"Tapi kan cewek juga. Apalagi dadamu lumayan," kata David sambil memperhatikan dada Ayu yang hanya tertutup bra.

PLAAAKKKK.

Kali ini Ayu memukulnya dengan keras. "Dasar otak mesum!" kata Ayu beranjak dari pangkuan David. Tapi baru beberapa langkah dia merasakan sakit di area perut bawahnya.

"Masss ...." Ayu merintih memanggil David.

"Kenapa, Yu?" David langsung menghampiri Ayu dan menopang tubuhnya.

"Sakit Massss ...." Ayu memegang perutnya.

"Mana yang sakit?" David bertanya dengan panik dan menggendong Ayu kembali ke sofa.

"Astaga, Ayu!! Kamu pendarahan!!!" David histeris melihat lelehan darah di paha Ayu. David langsung mencari baju di lemari ayu dan memakaikannya.

"Kita ke rumah sakit!!" Kata David sambil menggendong Ayu lagi. Dia benci rumah sakit tapi melihat keadaa Ayu dia rela memasukinya ratusan kali sekalipun. David benar-benar khawatir.

Sedangkan Ayu sudah setengah sadar ketika masuk ke dalam mobil. Dia belum mau mati, itulah yang saat itu dia pikirkan.

Nächstes Kapitel