webnovel

Aku Bukan Orang Yang Suka Berkenalan

Marco sedang memeriksa beberapa dokumen keuangan saat papanya masuk ke ruangan setelah pergi makan siang dengan beberapa temannya, tapi beliau tidak sendiri.

"bagaimana kamu sudah menemukan selisihnya ?" tanya tuan Suri begitu memasuki ruangan

"hmmm" jawab Marco datar tanpa mengangkat kepalanya dari dokumen di depannya.

"sebaiknya kamu makan dulu, Jocelyn tadi membungkuskan beberapa makanan kesukaanmu"

Jocelyn yang berdiri di belakang pamannya meletakkan kotak makan siang di meja, "Marco makan dulu, pekerjaan bisa menunggu, kesehatanmu tetap lebih penting" kata Jocelyn dengan manis.

Marco tidak mendongakkan kepalanya, dia mengabaikan Jocelyn. Beberapa saat kemudian di berdiri dan berkata kepada tuan Suri.

"pa aku makan di kantin" tanpa melihat ke arah Jocelyn Marco keluar dari ruangan.

Jocelyn menatap punggung Marco dengan mata berkabut, dia menggigit bibirnya.

"sudahlah abaikan dia, oke karna kamu bilang akan membantu menyelesaikan masalah perusahaan sesegera mungkin, kamu bisa menghubungi sekretaris direktur Anton untuk meminta beberapa data" kata tuan Suri sambil membuka laptopnya. Jocelyn mengangguk dan menjawab oke, lalu keluar menuju ruang sekeretaris.

Marco memasuki kantin dan langsung menuju konter pemesanan, dia menatap semua menu dengan kening berkerut.

"pegawai baru ya ?" sapa seorang pegawai perempuan yang mengenakan kemeja dan rok ketat, kancing kemejanya yang paling atas terbuka dua benjolan putih mengintip dengan penuh godaan. Marco melirik gadis yang tiba-tiba berdiri di sebelahnya dan melihat rok ketatnya hanya menutupi setengah pahanya.

"kamu dari departemen apa ?" tanya Marco dingin

"pemasaran, mau aku bantu memilih menu ?" gadis itu menawarkan dengan senyum menggoda. Dia baru pertama kali melihat pria tampan ini, pasti pegawai baru, atau mungkin pegawai dari kantor pusat yang di bawa sama bos besar untuk audit.

"aku pesan menu terbaik yang di rekomendasikan" kata Marco pada petugas yang menyiapkan makanan.

"aku juga" gadis itu juga berkata sambil tersenyum.

Setelah mendapatkan makanan Marco mencari meja kosong yang tempatnya paling tidak menarik perhatian, namun karna gadis seksi itu mengkutinya justru mereka malah menjadi pusat perhatian. Meski jam makan siang telah lewat tapi masih ada beberapa pegawai yang terlambat untuk makan ada di sana. Gadis yang mengaku dari departemen pemasaran adalah primadona kantor, dia cantik seksi dan marketing paling sukses tahun ini, semua pegawai di kantor mengenalnya.

Marco duduk di sudut dia mengerutkan kening saat gadis seksi itu duduk di seberangnya.

"tidak keberatan kan kalau aku duduk di sini ?" tanya gadis itu, tak lupa dengan senyumnya. "aku Natasya, kamu pegawai baru atau orang dari pusat ?"

Marco mengabaikan gadis itu, dia melirik jam tangannya lalu mengambil ponsel dari sakunya. Sudah jam satu lewat seharusnya Chloe sudah makan, tapi untuk memastikan dia akan mengeceknya. Nada sambung terdengar di ponselnya tapi Chloe tidak mengangkatnya, Marco melakukan panggilan lagi tapi tetap tidak di angkat, ekspresinya jadi berubah gelap, tapi dia mengulang lagi panggilan ke nomor yang sama dan dia sudah siap untuk mengomel saat terdengar suara istrinya

"aku sedang sibuk, banyak pesanan nanti saja telpon, klik" begitu selesai menjawab sambungan langsung terputus. Marco menatap ponselnya terperangah, gadis ini betul betul.

Marco melakukan panggilan lagi, kali ini dia menelpon Stefan

"hallo"

"ini sudah lewat jam makan siang, kenapa dia masih melayani pesanan ?" protes Marco pada sepupunya

"kami dapat pesanan seratus cup kopi untuk arisan dan harus diantar jam dua"

"aku tidak mau tau, suruh dia makan dulu baru selesaikan pesanan kalau kamu membuat dia terlambat makan siang aku akan menaikkan sewa gedungmu, kamu bisa menyelesaikan pesanannya, suruh dia..."

"Stefan berhenti gobrol, jangan mentang-mentang kamu bos bisa bertingkah seenaknya, janjian kencanmu masih bisa menunggu, cepat bantu aku ambil biji kopi, atau aku akan memasukkanmu ke penggilingan " suara marah Chloe terdengar jelas di telinga Marco.

"kamu sudah dengar kan ? aku tidak mau istrimu memasukkanku ke penggilingan, jadi selamat tinggal sepupu" Stefan memutuskan panggilan. Marco meletakkan ponselnya di meja dan mendengus, lalu dia mulai makan. Setelah beberapa suap dia berhenti.

"kamu siapa namamu ?"

Marco mendongak dan melihat gadis seksi itu masih duduk di depannya.

Natasya menatap pria tampan di depannya dengan penuh minat, dia suka cowok yang dingin seperti ini, biasanya cowok tipe seperti ini adalah seorang yang setia.

"apa perlunya tau namaku ?" jawab Marco dingin, Natasya tersenyum

"orang bilang tak kenal maka tak sayang, jadi pertama aku harus tau namamu dulu baru bisa mengenalmu lebih jauh" katanya menggoda

"lupakan, aku bukan orang yang suka berkenalan" Marco mengelap mulutnya dengan sapu tangan lalu berdiri dan berjalan meninggalkan kantin. Natasya menatap kepergian Marco dengan mata menyala, jiwa kompetitifnya merasa tertantang dengan sikap Marco, dia harus mencari tau tentang pria tampan ini, tekadnya.

🍒🍒🍒🍒🍒

Marco berjalan kembali menuju ruangan papanya dan saat melintasi meja sekretaris dia berhenti

"sampaikan kepada direktur semua bagian untuk rapat jam empat, suruh mereka menyiapkan semua laporan selama pertengahan tahun ini"

"baik pak"

"pa apa yang di lakukan Jocelyn di sini ?" tanya Marco begitu dia masuk ruangan dan melihat tuan Suri duduk di balik meja kerja.

"kemarin dia menelpon dan menawarkan bantuan" jawab tuan Suri tanpa mengangkat kepalanya

"dari mana dia tau kalau kita da masalah di sini ?" selidik Marco, ada rasa tidak senang dari nada bicaranya

"kemarin dia telpon papa dan bertanya, papa pikir tidak ada salahnya dia membantu toh ini perusahaan keluarga, dengan prestasinya papa rasa dia bisa memberikan bantuan yang berarti"

Marco hanya diam

Beberapa jam kemudian sekretaris mengetuk pintu

"pak semua sudah siap untuk rapat"

Marco menganggukkan kepala dan memberi tanda untu pergi

"kamu mengadakan rapat ?" tanya tuan Suri

"hmm....papa mau bergabung ? aku sudah menemukan beberapa hal dan kemana dana itu di alirkan untuk menutup jejak dan sudah ada gambaran siapa saja yang mendapat keuntungan dari dana itu" jelas Marco, tuan Suri terperangah

"secepat itu, ini baru dua hari"

"ya" jawab Marco singkat. Sambil membawa laptopnya dia berjalan keluar menuju ruang rapat. Tiba-tiba langkah Marco terhenti dan dia berbalik menhadap papanya "nanti papa yang akan buka rapatnya"

"oke, apa kita perlu memanggil jocelyn ?"

"tidak perlu"

Tapi ketika mereka memasuki ruang rapat Jocelyn telah duduk di sana.

Natasya sangat bersemangat saat direktur mengajaknya untuk bergabung dalam rapat, dia punya feeling kalau dia akan bertemu lagi dengan pria tampan dari kantor pusat, jadi dia terus menatap pintu masuk dengan penuh semangat.

Dan penantiannya tidak sia-sia, ketika Presdir dari kantor pusat memasuki ruangan dia tersenyum pada pria yang berjalan di belakangnya.

"baik semua sudah hadir, silakan di mulai rapatnya saya ingin mendengar laporan semua bagian selama setengah tahun terakhir, mungkin bisa di mulai dari bagian perencanaan"

Dan laporan mulai di presentasikan setelah tuan Suri memulai rapat, Marco mendengarkan sambil tangannya terus mengutak-atik laptop di depannya. Orang yang melihatnya akan mengira dia sedang mengetik laporan tapi tidak ada satu pun yang mengetahui bahwa dia sedang meretas data base perusahaan, mencocokkan semua data yang dia dapat dengan laporan yang dia dengar, dan sudut bibirnya berkedut saat dia menemukan perbedaan kecil dalam laporan, tampaknya ada orang yang memanipulasi data.

Setelah bagian perencanaan mempresentasikan laporannya selanjutnya adalah bagian pemasaran, direktur sejak awal sudah meminta Natasya untuk mempresentasikannya, dan tentu saja dia merasa bangga karna sekarang dia akan mempresentasikan hasil kerja departemen mereka di depan presdir dan pria tampan dari kantor pusat, dia ingin menunjukkan bahwa dia tidak hanya bermodal tampang tapi juga otak yang cerdas.

Namun yang membuat Natasya sedikit kecewa bahwa selama presentasi pria tampan itu sama sekali tidak meliriknya, kepalanya terus menunduk menatap laptop sementara jarinya dengan lincah menari di atas keyboard.

Jocelyn menatap Natasya dengan mata dingin, dia bisa merasakan kalau gadis ini sedang mengincar Marco. Jocelyn mencibir, Marco memang tampan dan memiliki body yang menawan tidak heran kalau kemana dia pergi selalu menarik perhatian kupu-kupu, huh tapi jangan pernah berharap mendekatinya selama aku Jocelyn ada di sampingnya.

Setelah semua mempresentasikan laporan Marco mengangguk pada tuan Suri dengan senyum misterius, lalu Marco bersuara

"oke rapat sampai di sini, tapi saya harap direktur perencanaan, pemasaran dan keuangan untuk tinggal" seketika ruangan menjadi gaduh.

Mereka mendengar desas-desus kalau presdir datang kali ini karna ada penyalahguanaan dana jadi mereka selama ini hanya menduga-duga kira-kira siapa yang berani melakukannya.

"semua harap keluar dengan tenang" suara Marco terdengar tegas dan penuh wibawa, saat dia melihat Natasya berdiri Marco melanjutkan "maaf saya ingin menambahkan sedikit, perusahaan kita bekerja di bidang properti bukan dunia hiburan, jadi tolong perhatikan cara kalian berpakaian, jangan sampai orang mengira perusahaan kita di pandang rendah orang karna cara berpakaian yang tidak senonoh, jadi mulai sekarang berlakukan cara berpakaan sesuai etiket kerja, terima kasih"

Mendengar pengumuman Marco semua mata teruju pada Natasya, dan gadis itu langsung memerah karna malu, dia mengepalkan tangannya dan berjalan meninggalkan ruang rapat dengan sombong. Sesampainya di luar dia berderap ke meja sekretaris di depan ruangan presdir

"siapa laki-laki yang datang dari kantor pusat bersama presdir ?" tanya Natasya pada salah satu sekretaris

"aku juga kurang tau, sepertinya tangan kanan presdir, aku juga baru ini melihatnya" jawab sekretaris "kenapa memangnya ?"

"menyebalkan, sombong sekali dia mentang-mentang tampan, dia bertindak seakan-akan pemilik perusahaan saja" keluh Natasya

"dia pak Marco anak sulung Pak Suri" tiba-tiba sekretaris utama sudah duduk di mejanya

"siapa ?" ulang Natasya tidak percaya

"pak Marco anak sulung pak Suri, jadi jangan mencoba untuk menggaetnya" sang sekretaris melirik Natasya dengan peringatan, tapi Natasya tersenyum licik

"ah....kalau begitu aku akan memaafkan kesombongannya, aku harus mendapatkannya" gumamnya

"urungkan niatmu, apa kamu tidak lihat cincin dia jarinya ? dia sudah menikah"

"memang kenapa kalau dia sudah menikah ?" kata Natasya dengan sombong lalu berjalan meninggalkan meja sekretaris. Para sekretaris menggelengkan kepala, ternyata rumor kalau Natasya suka menggaet para atasan itu benar.

Tapi mereka tidak menyadari ada sepasang mata cantik penuh kebencian mengikuti langkah Natasya yang meninggalkan ruang sekretaris.

🍒🍒🍒🍒🍒

Chloe menyelesaikan pekerjaannya dengan badan remuk, pesanan hari ini memang gila pesanan untuk tiga tempat arisan masing-masing seratus cup belum lagi para pelanggan yang datang untuk menikmati kopi di toko, kaki Chloe rasanya bisa mengakar di tempat karna kelamaan berdiri. Bahkan setelah jam kerjanya habis dia masih membantu Willy untuk menyiapkan beberapa pesanan, Stefan pergi mengantarkan pesanan karna kurir mereka tidak masuk kerja hari ini. Dia belum sempat makan siang dan sekarang sudah jam lima lewat, jadi setelah menyelesaikan pekerjaannya dia mau makan di restoran all you can eat di salah satu mall dekat tempat kerjanya. Setelah pamitan pada rekan-rekan kerjanya dia membawa mobilnya ke mall, saat mobil berhenti di lampu merah Chloe mengambil ponselnya dan menelpon Marco, tadi dia sempat mengabaikan telponnya karna sibuk, tapi ternyata setelah beberapa panggilan Marco tidak mengangkatnya jadi Chloe menyerah, mungkin dia sibuk.

Chloe berputar-putar mencari tempat parkir dan akhirnya dia mendapatkan tempat parkir di basement. Setelah memarkir mobilnya dengan benar Chloe keluar dari mobil, tapi tiba-tiba seseorang menyergapnya dari belakang dan membekap mulut dan hidungnya dengan saputangan dan pelan-pelan kesadarannya hilang.

Nächstes Kapitel