webnovel

Tidak Pernah dan Tidak Akan

Wander berpikir keras, tapi ia teringat akan pusaran dan pelangi hitam itu. Ia perlahan tersenyum.

[Tidak perlu dipikirkan. Jangan berpikir. Jangan sampai tenggelam dalam arus kegamangan.]

Ia membayangkan dirinya dikelilingi pusaran yang perlahan kian melambat.

[Ya. Ia memang berada di pusat badai.

Karena itu... tidak ada salahnya menikmati ketenangan dan kedamaian yang ada sekarang.]

Dengan pikiran itu ia menggenggam Nodachi itu dengan satu tangan dan sarungnya di tangan lainnya, kuda-kudanya menggeser di atas pasir, tubuhnya menjadi rileks, dan Kabut Kelabu mulai menyungkupi tubuhnya.

Sorot mata Yin Yuen menyala-nyala, ia membatin, [Auranya berubah seketika. Luar biasa lain ketimbang saat memegang pisau. Ia seperti gulungan kain basah… Mengembang, berat, tapi saat tergulung sulit untuk ditebas atau dihancurkan. Mengerikan... sayang dia harus... mati.]

* * *

Balutan-balutan perban memenuhi seluruh tubuhnya ketika mereka menyantap makan siang.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel