Wajah Pangeran Ketiga sampai merah mendengar namanya disebut begitu saja! Tapi ia berusaha sabar.
"Aku tak peduli apakah ini waktunya tidur atau bukan! Aku ingin menanyakan sesuatu!"
Seonggok rambut jabrik berwarna emas menyembul dari balik selimut, "Khuhuhuhu… Kau akhirnya ingin bertanya sesuatu, ha? Nada suaramu sangat berbeda…. Ketimbang… eh… tiga hari yang lalu. Apa lagi yang terjadi sekarang? Sapi sudah bisa terbang?"
Pangeran Ketiga menahan marahnya sampai kakinya gemetar, "K-kau tidak tahu betapa genting situasinya…"
"Seperti aku peduli saja. Aku cuma narapidana, bukan? Karena itu kau masukkan aku ke sel pengap ini."
"Uh…"
"Apa ini cara memperlakukan mantan gurumu, Kajuki?"
"D-diam! Kau bukan lagi guruku! Kau berniat membunuh ibuku dan melukainya dulu!"
Mendadak suara tawa keras bergema, mengguncang baik sel maupun kerangkeng! Pangeran bahkan harus menutupi telinganya saking kerasnya!
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com