Pagi-pagi sekali kiran sudah bangun.Dia berencana ingin jalan-jalan pagi menyusuri desa dan menghirup udara segar di pagi hari.
"Hey kamu sudah bangun,,,udah rapi mau kemana,,? ini baru jam 5 subuh loh."Kata yani yang baru terbangun sambil mengucak matanya.Dia melihat jam di samping tempat tidur.
Kiran tersenyum melihat ke arah Yani.Dia sedang memakai sepatu sambil duduk di kursi meja rias.
"Aku ingin jalan-jalan menyusuri desa sambil menghirup udarah segar. "Kata kiran yang masih memakai sepatunya.
"kalau gitu aku ikut,kamu tungguin aku ya."Kata Yani segera turun dari tempat tidur.
Kiran mengangguk.Dia sudah selesai memakai sepatunya.
Yani segera masuk ke kamar mandi sedangkan kiran keluar mau menunggu yani di ruang tamu.
Kiran melihat ibu yani sedang sibuk di dapur tapi tak melihat pak wahyu.
"Selamat pagi bu,,,"Sapa kiran menghampiri ibu yani di dapur.
Ibu yani tersenyum ke arah kiran.
"Nak Kiran udah bangun toh.Biar ibu bikinin teh anget dulu ya,,," Kata ibunya yani yang mau mengambil gelas untuk membuat teh.
"Ga usah bu,,,Aku dan Yani mau jalan-jalan pagi dulu.Aku ingin menghirup udarah segar di desa ini.Kalau di kota hanya banyak polusi aja."Kata Kiran sambil tersenyum.
"Oh gitu,,,,Ibu senang kamu disini soalnya sangat jarang Yani mau bangun pagi,apalagi harus keluar jalan-jalan sepagi ini."Ucap Ibunya yani sambil mempersiapkan bahan makanan yang ingin di masaknya.
Kiran hanya tersenyum tipis.
"Ayo kiran kita pergi."Kata yani yang sudah menghampiri mereka di dapur.
"Iya,,,,Kita pergi dulu ya bu,,,!?"Kiran berpamit setelahnya dia keluar bersama Yani.
Mereka berjalan sambil mengobrol.Yani sesekali menggosok-gosokan tangannya karna marasa dingin sedangkan Kiran memasukan kedua tangannya kedalam saku switer yang dia pakai.
"Udarahnya sangat dingin badanku terasa seperti di dalam kulkas."Kata Yani masih terus menggosokan kedua telapak tangannya sesekali dia meniupnya agar sedikit hangat.
Kiran hanya tersenyum melihat ke arah yani.Dia juga sama seperti yani merasa kedinginan namun udarahnya begitu sejuk.Sangat jarang bisah merasakan udarah sesejuk ini.
"Apa kamu tak merasa kedinginan,,,?"Tanya yani melirik kesampingnya.
"Dingin,,,,Tapi aku sangat menyukainya."Jawab kiran dengan tersenyum tipis.Dia mendongakkan kepalanya ke atas untuk menghirup udarah merasakan kesegaran.
Untuk beberapa saat Dia bisa melupakan segalah kesedihan di hatinya.
Mereka terus berjalan sambil mengobrol hal-hal kecil.Hari sudah hampir terang,para warga juga sudah terlihat sedang melakukan rutinitas mereka masing-masing.
Ladang yang menghijau membentang luas begitu indah di pandang mata.Para petani sedang sibuk mengurusi ladang mereka masing-masing.
Kiran begitu senang melihat pemandangan yang begitu indah.
Sesekali ada warga yang menyapa meraka lebih tepatnya menyapa Yani.
"Neng yani mau kemana,,?" tanya seorang ibu-ibu.
"Jalan-jalan bu,,,"Jawab yani singkat.
Ada juga beberapa warga yang hanya memperhatikan mereka.
"Tumben jalan-jalan pagi yan,,!?"sapa bapak-bapak yang sedang melewati mereka.
"Iya pak,,,,mari.." jawab Yani dengan halus.
Kiran hanya menyunggingkan senyumannya setiap kali ada yang menyapa mereka.
"Eehh Kia,,,,,gimana kalau kita kesungai,,,,,,kan udah terang juga.." Ajak yani.
Kiran mengangguk dengan senang."Ayo,,,,aku suka sekali main air."
Kiran dan Yani segara berjalan menuju ke arah sungai yang letaknya tidak terlaluh jauh.
Mata Kiran berbinar saat melihat betapa indahnya tempat itu.Air sungai yang mengalir deras dan juga kabut yang masih menutupi pepohonan di sekitaran sungai.Begitu sejuk.
"Ayo kita main air,,,"Kiran langsung menarik tangan Yani.Sedangkan yani mengikut saja sambil geleng-geleng kepala.
Kiran melangkah melompati bebatuan yang besar.Kemudian dia duduk di atas batu besar sambil kakinya menjulur ke dalam air.
Berbeda dengan Yani,melihat Kiran bermain air tubuhnya yang merasa kedinginan sehingga dia hanya duduk di atas batu sambil memperhatikan kiran.
"Sini yan,,,,kita main air."panggil Kiran melambaikan tangannya.
Yani menggelengkan kepalanya."engga ah,,,,dingin tau."
Kiran malah tertawa dan kembali lagi bermain air.
Yani terus melihat kiran yang terlihat begitu senang seakan tak mengingat lagi masalah dalam hidupnya.Namun matanya tak sengaja melihat ke tempat lain di mana ada seorang pria yang sedang duduk juga di atas batu sama seperti mereka.
Yani kemudian berdiri dan berteriak kepada orang itu yang di kenalnya.
"Ka Reyhan,,,,"yani melambai ke arah pria itu.
Pria itu langsung melihat ke arah Yani dan membalas melambai.
Kiran mengerutkan keningnya.Matanya melihat ke arah Yani dan pria itu secara bergantian
"Ka Rey sini,,,,"Panggil Yani.
Reyhan berdiri pergi menghampiri Yani.Reyhan belum memperhatikan wanita yang sedang bersama yani.
Sedangkan Kiran terus memperhatikan pria itu.Dia merasa seperti pernah melihat pria itu.Tapi di mana,,? Kiran tampak berpikir.
"Yani sedang apa di sini,, ?" Tanya Reyhan yang sudah berdiri di hadapan Yani.Reyhan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana pendek berbahan jeans yang di pakainya.
"Aku sedang menemani temanku ka,,,,tuh,,,,"Kata yani menujuk kiran yang masih duduk dengan ujung dagunya.
Reyhan melihat ke arah yang di tunjuk yani.Keningnya berkerut saat melihat Kiran.
"Dia,,,,disini."ucap Reyhan dalam hatinya.
"Kamu kan yang aku tolongin waktu itu,,,ngapain di sini,,,?"Reyhan bertanya dengan suara datar.
"Apa urusan kamu,,,,,,?"Kata Kiran sambil berdiri dan berkacak pinggang seperti orang yang mengajak berkelahi.Dia tidak suka dengan nada bicara Reyhan yang terdengar dingin.
Kiran merasa pria itu berbeda,pertama bertemu saat menolongnya pria itu terlihat ramah.Tapi mengapa sekarang malah terlihat begitu dingin sudah seperti air sungai.Apa karna otaknya sedang kedinginan kali ya,,!? pikirnya.
Reyhan menatap kiran dengan tajam.
"Oh,,,,,ternyata dugaanku benar,,,mobil yang terparkir di halaman rumahku itu mobil kamu.Cepat singkirkan sebelum aku panggil mobil derek untuk mengangkutnya."Kata Reyhan mengancam Kiran.
Kiran mengepalkan tangannya sambil menatap Reyhan dengan tajam.Dia juga tak mengira rumah itu adalah rumah pria itu.Namun kiran kembali berpikir pria itu sangat berbeda.Berbeda 185 derajat.
Yani malah tampak kebingungan melihat Kiran dan Reyhan yang sudah saling kenal.
😊😊😊😊😊