webnovel

Mimpi buruk yang kenyataan

Saat ini Aris sedang menunggu Kiran yang sedang di tangani di dalam oleh dokter di depan IGD.Dia berjalan kesana kemari dengan wajah panik.Bahkan dia sama sekali tak peduli dengan pakaiannya yang basah kuyup.

Di satu sisi Aris begitu khawatir terhadap kiran,namun di sisi lain dia juga begitu sangat cemas dengan keadaan Arjun."Apakah Arjun sudah di temukan apa belum,,,?"Aris berbicara dalam hati sambil berdiri bersandar di tembok depan IGD.

Dia tak bisa membayangkan bagai mana kondisi kiran bilah kehilangan Arjun.Kebencian Aris terhadap Arjun hilang seketika,saat dia menyaksikan bagai mana reaksi kiran melihat Arjun kecelakaan.Gadis itu begitu amat mencintai Arjun.sekarang dia hanya berharap Arjun bisa di temukan hidup-hidup.Dia tak ingin melihat Sahabatnya itu menderita kehilangan suaminya.

Saat Aris sedang sibuk dengan pikiranya,dokter keluar dari ruang IGD.

Sontak Aris langsung mendekati dokter itu dan bertanya mengenai kondisi kiran.

"Bagai mana kondisi teman saya dok,,,?"

Dokter perempuan yang sudah berumur kira-kira hampir 50 tahun itu tersenyum ramah melihat Aris.

"Kamu tenang saja,,,,,teman kamu baik-baik saja.Dia hanya mengalami sedikit guncangan dan masuk angin saja.Tapi mengapa teman kamu itu terlihat begitu sangat terguncang,,,apakah ada sesuatu yang terjadi kepadanya,,,? tanya dokter itu dengan ramah.

Aris menghela napasnya dengan wajah yang lesu."Suaminya mengalami kecelakaan dok.mobilnya masuk kedalam jurang.Kami belum tau apakah dia selamat atau tidak."jawab Aris.

Dokter itu ikut prihatin,pantas saja jiwa gadis itu begitu terguncang."Saya turut prihatin,,,!! ucap dokter itu tulus.

Aris hanya diam dengan tubuh yang kedinginan.

"Lebih baik kamu mengganti pakaian kamu dulu baru kamu menemui temanmu,,,!! suster juga akan memindahkan dia ke ruang rawat." kata dokter itu lagi.

Aris hanya mengangguk sambil tersenyum ramah.

"Di depan tumah sakit ini ada toko pakaian."Kata dokter itu sebelum pergi meninggalkan Aris.

Aris mengangguk lagi."Terima kasih dok."

"Sama-sama,,,," Dokter itu pun pergi meninggalkan Aris.

Setelahnya Aris pergi ke toko pakaian di depan rumah sakit dan segera mengganti pakaiannya di toko itu.Pakaian basahnya dia taruh di kantongan dan menaruhnya di dalam mobil.Setelah itu dia segera masuk kembali ke dalam rumah sakit untuk menemani kiran.Takutnya Kiran tersadar dan kembali histeris.

Tepat pada saat Aris masuk ke ruang rawat,kiran sudah sadar.Aris mendekati tempat tidur kiran.

"Hei,,,,,kamu sudah sadar.Aku senang kamu baik-baik aja."Kata Aris sambil memandangi kiran.Dia sedikit waspada jangan sampai kiran histeris seketika.Namun yang di lihatnya ternyata di luar dugaannya,kiran tak bereaksia bahkan Kiran hanya diam saja.

Kiran yang memang belum sepenuhnya sadar meringis sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.Dia belum teringat tentang Arjun.

"Kamu baik-baik saja kia? mengapa apa kepalamu terasa sakit? "Tanya Aris dengan cemasnya sambil memegangi pundak kiran.

Kiran menggeleng dengan lemah sambil terus memegang kepalanya yang belum juga hilang rasa sakitnya.

"Ris aku kenapa dan aku ada di mana ini,,,? kepalaku terasa sangat sakit.Aku juga mengalami mimpi buruk yang sangat menakutkan.Mas Arjun aku lihat mengalami kecelakaan.Di mana mas Arjun,,? mengapa aku tak melihatnya..?" Kata Kiran yang mengira bahwa kecelakaan Arjun hanyalah mimpinya saja.

Aris sangat terkejut mendengar perkataan kiran.dia belum mengingat yang terjadi.

Sekarang Aris bingung mau berbuat apa,menceritakan yang sebenarnya bahwa itu bukan mimpi atau dia diam saja.Dia takut kalau kiran tau itu semua nyata gadis itu akan histeris.Apa yang harus dia perbuat sekarang,,?

"Kamu tenang dulu kia,,!! Arjun akan baik-baik saja.Sekarang kamu harus kuat dulu." Aris mencoba berbicara dengan hati-hati agar kiran bisah tenang.

Mata Kiran menatap tajam pada Aris.Dengan sepontan dia membangunkan tubuhnya untuk duduk.

"A,,,,apa maksud kamu Ris dengan mas Arjun akan baik-baik saja,,? A,,,,apakah itu bukan mimpi Ris?"Tanya Kiran dengan suara bergetar menahan tangis sambil terus menatap Aris.

"Kamu tenang dulu kia,,,!! Arjun akan baik-baik saja."Kata Aris mencoba menenangkan Kiran sambil memegang pundak Kiran dan pergelangan tangannya.

Kiran menggeleng dengan mata yang sudah berkaca-kaca.Dia berharap itu hanya mimpi saja.

"Tidak Ris,,,mas Arjun benar kecelakaan,,,? Aku mau ketemu mas Arjun Ris,,aku mau ketemu mas."Kata Kiran sambil menghempaskan tangan Aris dengan kasar.Air matanya kini sudah mengalir deras di wajahnya.

Kiran mau turun dari tempat tidur dan mencoba untuk melepaskan infus di tangannya namun dengan segera Aris menahannya.

"Kamu tenang kia,,,!! Arjun akan baik-baik saja."Aris menahan kiran yang ingin turun dari tempat tidur.

"Tidak Ris,,,lepasin aku..!! aku mau ketemu dengan mas Arjun.Aku takut mas Arjun kenapa-napa.Lepasin aku ris,,,,lepasin...!!" Kiran meronta-tonta dengan histeris sambil memukul-mukul pergelangan tangan Aris yang menahan tubuhnya.

Aris tak tau harus berbuat apa melihat kondisi kiran yang sudah seperti orang tidak waras.

"Kamu jangan seperti ini kia,,,!!! kamu harus tenang."Ucap Aris yang terus menahan tubuh kiran dengan Kuat.

"Lepasin aku,,,,!!! aku mau ketemu mas Arjun,,,lepaskan aku."Kiran terus berusaha melepaskan dirinya dari Aris namun tak berhasil.

Aris sudah kualahan tak tahu lagi berbuat apa .Kiran terus saja meronta-ronta.Bahkan kini infus yang terpasang di tangannya tercabut yang membuat darah mengalir membasahi baju Aris dan juga baju pasien yang kiran kenakan.

Aris sudah merasa takut melihat darah yang keluar begitu banyak hingga akhirnya dia memanggil dokter dan perawat.

"Dokter,,,,suster....tolong."Aris terus berteriak sampai suster dan dokter yang tadi memeriksa kiran datang.

Mereka sangat terkejut dengan apa yang baru saja mereka lihat.Dengan segera Dokter dan suster itu melakukan tindakan.

"Apa yang terjadi,,,? tanya dokter itu dengan wajah panik.Begitu juga dengan suster itu yang juga ikut panik.

"Lepaskan aku Ris,,,Lepaskan aku.!! Kiran terus meronta tak henti-hentinya.

"Tolong dok,,,lakukan sesuatu..!! Ucap Aris dengan panik.

Dokter itu mengangguk dan segera menyuruh suster untuk mengambilkan suntikan penenang.Dan segera menyuntikan pada tubuh kiran.

Tak berapa lama kiran mulai tenang dengan suara yang masih meracau memanggil-manggil nama Arjun.

"Mas,,,,mas Arjun."Hingga akhirnya kiran tak sadarkan diri.

Suster segera membersikan darah yang bercecer kemana-mana kemudian memasang kembali infus di tangan kiran.

"Dia begitu sangat terguncang.Dia tak bisa untuk menerima kenyataan sebenarnya.Saya takut ini bisa mempengaruhi mentalnya."Ucap dokter itu sambil melihat Aris dan kiran bergantian.

Aris tidak tau harus berkata apa mendengar perkataan dokter itu.Dia terus memandangi kiran yang tertidur dengan pandangan iba.Hanya dengan suntikan penenang sahabatnya itu baru bisa tenang.

Dokter itu menghela napasnya dengan berat.Sebelum akhirnya dia pamit untuk keluar.

"Saya permisi dulu,,,"

Aris hanya mengangguk.Dan kemudian duduk di samping tempat tidur kiran.

"Mengapa kamu sampai seperti ini kia,,,!? aku tak menyangka sebegitu besar rasa cintamu terhadap Arjun."Kata Aris sambil mengelus puncak kepala kiran.Air mata Aris mengalir melihat kondisi sahabatnya itu yang begitu sangat memprihatinkan.

Aris tak sanggup bilah membayangkan gadis yang di sayanginya harus di suntikan obat penenang.Dia hanya berharap arjun di temukan dalam kondisi selamat.

😊😊😊😊😊

😊😊😊😊😊

Nächstes Kapitel