webnovel

Tidak usah khawatir

Sudah hampir satu jam,namun kiran masih belum menghentikan tangisannya.Gadis itu masih menangis di dalam pelukan Aris membenamkan kepalanya di dada bidang pria itu.Air matanya sudah membasahi baju kaos yang di pakai Aris.

Kiran bahkan tak segan untuk menyeka ingusnya di baju Aris.Aris pun membiarkan saja,dia sama sekali tak merasah jijik sedikitpun.

Mereka telah menjadi pusat perhatian sedari tadi oleh orang-orang yang sedang berjalan-jalan di sekitar taman.namun tak di pedulikan oleh mereka dan Aris pun mengabaikan saja tatapan orang-orang.

Aris terus memeluk punggung kiran mencoba untuk menenangkan gadis itu."Sudah kia,,,kamu jangan menangis terus seperti ini,,!! aku tidak bisah melihatmu terus bersedih seperti ini kia."Aris menghapus air mata kiran dengan jari telunjuknya.

Kiran perlahan mulai meredahkan tangisannya dan mengangkat kepalanya dari dada Aris.

Kiran menatap Aris dengan mata sayu dan bengkak.wajahnya begitu sembab.Air matanya masih membasahi pipi mulusnya.

Aris pun kembali menghapus air mata kiran kemudian memegang pipi kiran dengan kedua tangannya menatap gadis itu dengan sangat dalam."Aku gak akan maksa kamu buat cerita ke aku.Aku tahu,,,pasti sangat berat untukmu sampai kamu terlihat begitu sangat tersiksa dan sangat bersedih.Tetapi yang harus kamu tahu,,aku akan selalu ada di sampingmu kapanpun kamu membutuhkanku.Aku tak akan membiarkan siapapun untuk menyakitimu bahkan berlaku untuk suamimu juga kia." kata Aris sambil menatap kiran dengan sangat lembut.

Air mata kiran kembali mengalir mendengar kata-kata yang di keluarkan oleh Aris.namun dengan cepat dia menghapus air matanya.Dia memegang kedua tangan Aris yang masih memegang kedua pipinya,menurunkan tangan pria itu yang begitu sangat lembut.

"Aku jangan ngomong ke Aris tentang masalah mas Arjun yang menghamili Rena.Bisa-bisa Aris akan segera ngamuk ke mas Arjun dan mereka akan berantem.pikir kiran dalam hatinya.Dia hanya berharap semoga saja masalah ini tak di ketahui oleh Aris dan keluarganya.

Kiran menghela napas berat sambil memandangi Aris yang juga sedang memandanginya.

"Maaf ya Ris,,baju kamu jadi kotor dan juga itu,,,ingus aku."Kata kiran merasa malu melihat bekas air matanya dan juga bekas ingusnya yang menempel di baju kaos berwarna hitam yang di pakai Aris.

Kiran menundukan kepalanya sambil meremas-remas jari-jarinya merasa tak enak.

Aris malah tertawa sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah kiran.Sudah hampir satu jam dia menunggui gadis itu menangis dengan perasaan campur aduk.Begitu berbicara gadis itu hanya mengenai meminta maaf cuman gara-gara bajunya yang kotor.Dasar gadis konyol.Kalau saja kiran belum menikah,sudah dia pastikan dia akan mencium bibir mungil itu yang begitu sangat menggemaskan.

"Dasar gadis konyol,,Aris mengacak pelan rambut kiran."Hari ini kamu tak masuk kuliah.kata lila kalian sedang ujian semester."Kata Aris tanpa melihat ke arah kiran matanya menatap lurus kedepan.

Kiran mengangkat wajahnya dengan mata yang sudah terbuka lebar mendengar perkataan Aris barusan.

"Astaga Ris,,,aku gak ingat sama sekali kalau hari ini kami udah ujian semester.kenapa aku bisah lupa si,,!? wajah kiran langsung berubah menjadi cemas memikirkan dirinya yang tak akan mendapatkan nilai hari ini.Dia terlalu memikirkan masalahnya sampai lupa segalanya.

Aris menarik napas panjang kemudian menengok kesampingnya melihat ke arah kiran.

"Tidak usah khawatir seperti itu,! kamu masih bisah ikut ujian perbaikan.jelas Aris.Kiran langsung tersenyum senang.setidaknya dia masih bisah ikut ujian susulan.

Aris pun ikut tersenyum melihat kiran yang sudah bisah tersenyum kembali tak sedih seperti sebelumnya."Aku akan selalu buat kamu tersenyum kia." gumam Aris dalam hati.

Aris kemudian berdiri dari duduknya dan memberikan tangannya kehadapan kiran."Ayo kita ke panti sekarang,ibu pasti khawatir karena kita perginya gak pamit dulu pada ibu."

Kiran baru sadar dan mengangguk kemudian memegang tangan Aris dan langsung berdiri dari duduknya.

"Ayo kita pulang,,,kata kiran sambil tersenyum.

"Lah tadi kan emang aku ngajakin kamu pulang,,!? ucap Aris.Kiran malah cengengesan.

Mereka pun segera kembali kepanti.di sepanjang jalan menuju panti,Aris dan kiran terus berbincang.Terlihat kiran yang sudah bisah lebih ceria lagi,wajahnya sudah tidak terlalu muram.

Aris sedikit tenang,setidaknya kiran bisah sedikit melupakan masalahnya.Dia sama sekali tak ingin bertanya tentang apa yang terjadi.yang dia tahu penyebab kesedihan kiran adalah Arjun.

😊😊😊😊😊

Nächstes Kapitel