webnovel

Berhati-hatilah Sedikit

Redakteur: Wave Literature

Setelah makan, mandi dan bersih-bersih, Zhu Haimei kemudian berbaring dengan nyaman di atas tempat tidur. Ia mulai menghitung uangnya dan menghela nafas saat mengetahui bahwa hasil dari kerja kerasnya selama beberapa hari ini hanya tersisa 20 yuan. Ini sama halnya dengan ia menghasilkan uang sebanyak 3-4 yuan dalam sehari dari berjualan selama beberapa hari ini. Mencari uang benar-benar sulit. Eh, tetapi sepertinya ia sudah sedikit kurus. Lemak di perutnya sudah berkurang banyak. 

Zhu Haimei lalu melompat turun dari tempat tidur untuk mengambil cermin dan melihat pantulan dirinya di cermin. Kenapa semakin dilihat, ia semakin merasa kalau dirinya semakin kurus? Mungkin itu juga karena peran psikologisnya yang ingin cepat kurus. Padahal waktu ia membeli beras, ia sempat menimbang berat badannya dan beratnya masih sekitar 77.5 kilogram. Kalau dilihat dari tinggi badannya, Zhu Haimei harus menurunkan berat badannya hingga mencapai berat 50 kilogram. "Ya Tuhan, kapan berat badanku bisa turun sebanyak 25 kilogram?" Tanyanya sambil tersenyum pahit. 

Hari-hari setelah itu, masih dilalui Zhu Haimei dengan sibuk seperti sebelumnya. Jika besoknya ada 'hari pasar' di desa, Zhu Haimei akan punya waktu luang dan bersantai sepanjang sore, karena tidak perlu berbelanja ke pasar besar. Dan waktu luangnya biasa ia habiskan dengan duduk di sebuah kursi santai yang ada di pinggir sumur. Ia sengaja meletakkan kursi itu di sana, karena di sana sangat sejuk. Zhu Haimei bisanya akan duduk-duduk santai sambil menikmati secangkir teh daun teratai seraya membaca dua novel yang dibelinya di sebuah toko buku tua. Terkadang ia juga menikmati waktu luangnya dengan berlatih yoga, dan meregangkan otot-otot dan tulangnya. Hidupnya kini menjadi sangat nyaman. 

Meskipun bisnisnya setiap hari sangat ramai, tetapi Zhu Haimei masih tetap menyediakan tiga baskom nasi, delapan baskom lauk, dan satu ember besar sup gratis seperti biasanya. Dengan total biaya pembuatan makanannya yang tetap bertahan di angka 15 sampai 20 yuan, Zhu Haimei biasanya mendapatkan untung bersih sebanyak 20-30 yuan. 

Ada banyak orang yang sering kecewa saat datang terlambat dan tidak bisa membeli makanannya, tetapi Zhu Haimei tak punya pilihan lain karena ia tidak mampu untuk menambah porsi dagangannya. Selain itu, ia juga tidak ingin bekerja terlalu lelah. 

Hal yang paling membuatnya bahagia sekarang adalah, badannya yang gemuk itu sudah agak kurus. Berat badannya sekarang sudah mencapai angka 70 kilogram, dan itu membuat pakaian sang pemilik tubuh asli mulai longgar saat ia kenakan. Zhu Haimei harus berusaha mempertahankan ini dengan baik agar pada musim panas mendatang, ia bisa mengenakan gaun yang indah. 

Setelah makan dan bersih-bersih, Zhu Haimei bergegas pulang dengan membawa semangka besar yang sudah dibelinya. Ia sangat bersemangat untuk pulang, karena sprei tempat tidurnya perlu dicuci, kamar mandi di rumahnya juga perlu dibersihkan. Ia juga sudah lama tidak melihat ladang sayurnya. Selain itu, setiap kali ia memikirkan bahwa di dalam tabungannya sudah terkumpul uang sebanyak dua ratus yuan, ia menjadi sangat percaya diri dan bersemangat. Jika Shen Dongyuan kelak tiba-tiba mengusirnya dari rumah, ia tidak perlu takut tidak punya tempat tinggal. 

Hanya saja, cuacanya semakin lama semakin panas, dan berjalan di cuaca terik seperti ini sangatlah melelahkan. Meskipun Zhu Haimei sudah memakai topi jerami, tetapi kulit wajah dan tubuhnya tetap saja terbakar oleh sinar matahari. 

Sesampainya di ladang sayuran, Zhu Haimei mendapati bahwa sayurannya tumbuh dengan sangat baik. Terong-terong kecil itu sudah memanjang, paprika hijaunya juga sudah berkembang, serta bok choy kecilnya juga sudah tumbuh dengan baik. Namun saat Zhu Haimei melihat rumput liar yang juga tumbuh semakin lebat, Ia pun memutuskan untuk mencabuti rumput-rumput liar tersebut. Setelah itu, ia akan mulai memanen bok choy sebanyak 1-2 kilogram. Alangkah baiknya jika ada yang menjual jamur shitake di sini, jadi ia bisa memasak xianggu youcai (tumis bok choy dan jamur). Sayangnya, di sini sangat sulit untuk mendapatkan jamur shitake. 

Sesampainya di rumah, Zhu Haimei lalu membuka pintu dengan membawa bok choy di tangannya. Betapa kagetnya ia saat mengetahui kalau Shen Dongyuan ada di rumah. 

"Sudah pulang ya?" Sapa Shen Dongyuan. 

"Kenapa hari ini kamu ada di rumah?" Tanya Zhu Haimei sambil meletakkan bok choy di dapur. Ia kemudian merendam semangka di dalam air dingin. Sejak pesta makan malam bersama hari itu, hubungan mereka benar-benar mengalami banyak peningkatan. Shen Dongyuan tak lagi punya alasan untuk cemberut pada Zhu Haimei. Meskipun mereka tidak terlalu banyak bicara, tetapi setidaknya mereka tidak bertengkar. 

"Hmm, aku mau makan siang di rumah." Jawab Shen Dongyuan. Lalu Zhu Haimei pun teringat bahwa saat dirinya pulang tadi malam, ia membawa makanan yang ia letakkan di dapur. Shen Dongyuan tidak berpikir kalau Zhu Haimei sengaja memberikan makanan itu untuknya kan? Lupakan sajalah, lebih baik aku diam daripada suasananya berubah menjadi canggung, pikir Zhu Haimei. 

"Ini untukmu." Tiba-tiba Shen Dongyuan menyerahkan sesuatu. 

"Apa ini?" Tanya Zhu Haimei sembari menerima pemberian Shen Dongyuan. Zhu Haimei merasa terkejut setelah melihat tulisan Kupon Kain. Ternyata kupon kain itu bentuknya seperti ini ya, pikir Zhu Haimei. "Berapa harganya?" Tanya Zhu Haimei yang hendak mengeluarkan uang. 

Shen Dongyuan pun segera menjawabnya. "Kamu tidak perlu membayarnya, ini gratis." Mendengar ucapan Shen Dongyuan barusan, Zhu Haimei pun berterima kasih padanya. Ia tidak peduli dari mana Shen Dongyuan mendapatkannya, lagipula Shen Dongyuan adalah suaminya. 

Saat Shen Dongyuan ingin membalas ucapan terima kasih Zhu Haimei, perempuan itu sudah terlebih dahulu membalikkan badannya dan pergi. Tidak lama kemudian, ia bisa mendengar tawa senang dari dalam kamar Zhu Haimei. Shen Dongyuan tanpa sadar juga ikut tersenyum mendengarnya. 

Ketika Shen Dongyuan mengambil bajunya karena ingin pergi ke luar, tiba-tiba ia mendengar suara ceria Zhu Haimei yang menanyakan apakah ia punya baju kotor yang perlu dicuci. Shen Dongyuan pun terdiam sesaat saat melihat wajah Zhu Haimei yang sedang tersenyum. Akhir-akhir ini berat badan wanita itu berkurang sangat banyak, meskipun wajahnya masih terlihat gemuk, tetapi pipinya sudah terlihat sedikit lebih tirus. 

Zhu Haimei takut Shen Dongyuan menjadi salah paham karena lelaki itu terdiam cukup lama. "Aku tidak punya maksud lain, aku hanya ingin membalas budi saja." Jelas Zhu Haimei. 

Ia bahkan tahu cara menggunakan kata 'membalas budi' ini, pikir Shen Dongyuan. Ia lalu menjawab, "Tidak ada, lain kali saja. Aku pergi dulu." Namun Zhu Haimei kembali berkata, "Jika ada kupon lain, bisakah kamu mendapatkannya untukku?" Shen Dongyuan pun membalikkan badannya dengan terkejut. "Kamu masih butuh kupon untuk apa?" Tanyanya. "Kupon untuk membeli sepeda, televisi, dan sebagainya." 

Mendengar itu, wajah Shen Dongyuan pun berubah menjadi menyeramkan. "Gajiku selama sebulan tidak cukup untuk membeli barang-barang seperti itu." Zhu Haimei lalu menghela nafas dalam hati. Ia pikir hubungan mereka bisa mengalami sedikit peningkatan, tetapi ternyata di dalam pikiran Shen Dongyuan, Zhu Haimei masih sama seperti sebelumnya. "Tenang saja, aku akan menggunakan uangku sendiri." 

"Bukan itu maksudku." Jawab Shen Dongyuan dengan nada marah lalu pergi keluar. Zhu Haimei pun berteriak dari dalam rumah. "Makan malam lah di rumah, ada semangka." Tetapi tak terdengar jawaban apapun. 

Kejadian barusan sama sekali tidak mempengaruhi suasana hati Zhu Haimei yang sedang baik. Lagi pula, ia tidak peduli apakah Shen Dongyuan membalas ucapannya atau tidak, yang penting ia sudah mengucapkan terima kasih. Dengan adanya kupon ini, ia akhirnya bisa membeli kain untuk membuat baju. Dan saat memikirkan itu, ia hampir melompat kegirangan. 

Saat sedang mencuci baju, Shen Dongyuan pulang lagi. Namun lelaki itu langsung memalingkan wajahnya saat melihat Zhu Haimei hanya mengenakan kaos dalam tanpa lengan yang bergambar dua sayap putih di atasnya. Shen Dongyuan lalu berkata, "Wu Tianlei bilang nanti malam ingin mengundang kita untuk makan. Ia menyuruh kita untuk pergi bersama ke sana, jadi jangan masak untuk nanti malam." 

Zhu Haimei yang tidak merasa malu sedikitpun kemudian menjawab. "Kalau begitu, aku harus membawa apa kesana?" 

"Tidak perlu membawa apa-apa. Bagaimana kalau kamu kesana untuk membantu mereka menyiapkan makanan?" Saran Shen Dongyuan. 

"Baiklah." Jawab Zhu Haimei. "Bagaimana kalau aku membawa semangkanya ke sana?" Imbuhnya. 

Shen Dongyuan menyetujuinya lalu berpamitan, tetapi sebelum keluar dari pintu ia kembali berkata, "Meskipun di rumah, kamu harus berhati-hati sedikit." 

Zhu Haimei bingung dengan ucapan Shen Dongyuan barusan. Memangnya apa yang harus diwaspadai di rumah? Setelah berpikir lama, ia baru mengerti bahwa yang dimaksud Shen Dongyuan adalah tentang kaos dalam yang sedang ia kenakan. Benar-benar ketinggalan jaman. Di rumah panas sekali, dan di sini tidak ada kipas angin. Kalau tidak mengenakan ini, kulitnya akan terkena ruam karena keringat. 

Kapan di dalam rumah ini ada kipas angin listrik? Pikir Zhu Haimei. Meskipun ia punya uang, tetapi ia tidak punya keberanian untuk membuka tabungannya. Ia masih harus menabung lebih banyak lagi. 

Nächstes Kapitel