Sehingga setiap kali Jun Shangxie mengeluarkan kekuatannya maka jalan menuju kematiannya juga akan semakin dekat.
Kakek Jun melihat Yin Wushuang yang sedang kebingungan, kemudian ia pun menghela napas dan berkata, "Jun Shangxie adalah satu-satunya Cucuku, di Dunia kultivasi dulu dia sangat terkenal. Dia disebut sebagai anak yang sangat berbakat, di kehidupan manusiawi dia juga seorang tentara yang terhormat. Dia adalah kebanggaanku. Aku sebagai Kakeknya patut mengurusnya dengan baik. Yin Wushuang, tinggalkan dia agar dia bisa hidup lebih beberapa tahun lagi."
Hidup beberapa tahun lagi…
"Apakah ada cara untuk menghapus kutukannya?" Yin Wushuang membuka bukunya berkali-kali tapi ia tetap tidak menemukan caranya.
Kakek Jun menggelengkan kepala, "Aku sudah tua, aku juga tahu tidak boleh merusak hubungan orang lain. Tapi tidak ada cara untuk menghapus kutukan tersebut, meskipun Jun Shangxie mengupas totem itu dengan pisau tetap saja tidak akan bisa."
Yin Wushuang tidak percaya dengan apa yang dikatakan kakek Jun. Kemudian ia pun membaca lagi dan mencari buku lain yang ada di rak buku.
Kakek Jun menggelengkan kepalanya saat melihat Yin Wushuang sibuk mencari buku.
"Selama ini, Jun Shangxie hanya berkorban untuk Ibunya saja. Kamu adalah satu-satunya perempuan yang membuat dia jatuh hati. Aku dengar dari direktur Shengxian Meng kalau Cucuku juga rela memberikan separuh jantungnya untukmu."
Mendengar ucapan Kekek Jun itu, Yin Wushuang berhenti mencari buku.
"Ibu Shangxie adalah siluman besar, Xue Ran. Kamu seharusnya juga sudah tahu. Karena identitas Ibunya sangat spesial, sehingga kekuatan Jun Shangxie bisa meningkat dengan sangat cepat. 10 tahun yang lalu karena Shangxie tidak sangat bandel, ia pergi menolong Ibunya Xue Ran. Tapi ditangkap dan ribut dengan 7 orang master. Demi melindungi Xue Ran di sana, anakku membawa kami keluar dan datang ke kehidupan duniawi, Shangxie telah memutuskan jalan kehidupan menjadi Dewa untuk membawa Xue Ran keluar juga."
Setelah berbicara sampai di sini, Kakek Jun menghela napas, "Laki-laki yang ada di keluarga Jun bukan benih yang bagus."
Jun Tianlan rela meninggalkan posisi pertama, meninggalkan dunia kultivasi dan bersumpah tidak akan masuk ke sana lagi.
Begitu juga dengan Jun Shangxie.
Saat ini usianya masih sangat muda, tapi ia sudah memiliki banyak musuh. Demi menyelamatkan Ibunya, Jun Shangxie rela memutuskan jalan menuju Dewa dan merasakan kesakitan yang tidak bisa dirasakan oleh manusia biasa.
Sayangnya setelah ia bertemu dengan gadis yang ia sukai malah harus mengurangi umurnya.
Nasib cucunya sangat menyedihkan, bagaimana mungkin seorang kakek tidak kasihan pada cucunya?
Kakek Jun merasa bahwa gadis pilihan Jun Shangxie memang tidak buruk, karena ia sendiri pernah mencari tahu tentang Yin Wushuang. Yin Wushuang merupakan gadis yang sangat hebat, tapi…
Jika cinta mereka harus ditanam menggunakan nyawa…
Ibarat sekuntum bunga yang cantik dan muda, semakin cantik semakin mendekati kematian.
"Yin Wushuang, kalau kamu benar-benar menginginkan cucuku…" Kakek Jun menghela napas panjang dan melanjutkan, "Kamu harus mencabut kekuatanmu di depanku."
"Aku akan membantumu mengurus musuh-musuhmu yang dulu dan aku akan menyelamatkan Adikmu. Walaupun nantinya kamu sudah tidak memiliki kekuatan lagi, keluarga Jun akan menjagamu dan melindungimu seumur hidup. Dengan begini, Jun Shangxie tetap bisa hidup tenang di kehidupan duniawi. Menjadi seorang tentara yang baik dan hidup bersamamu."
...
Yin Wushuang mengerutkan bibir dan berpikir sejenak, "Sebuah ide yang bagus."
Menjadi seorang manusia biasa, bisa bebas bertarung dan terhindar dari segala bahaya, bisa menjadi istri dari keluarga yang terhormat, bisa pergi jalan-jalan dengan dua tiga sahabat atau pergi nongkrong di kedai teh atau menggosipkan artis dan mengeluarkan pendapat sendiri. Ketika suami pulang, bisa membuatkannya masakan yang enak dan menyiapkan segala kebutuhannya. Saat malam tiba bisa berpelukan hangat dengan suami, ketika pagi hari bisa mengantarkan suami ke luar saat suami ingin bekerja. Menjalani hidup tenang dan nyaman.
Kemudian Kakek Jun bertanya, "Jadi kamu setuju?"