"Kak Hu Zi tenang saja. Ketika temanku sudah datang, dia akan memberimu uang. Aku tidak lupa kalau aku pernah berjanji untuk memperbaiki jalan menuju desa ini."
Ujar Jian Xiaoqiao dengan tulus saat melihat raut wajah Hu Zi yang khawatir.
Jian Xiaoqiao dan Gu Yishen bisa pulang ke rumah hanya dengan memanggil teman-teman mereka.
Jian Xiaoqiao cukup memikirkan dua hari yang penuh pelajaran ini. Dia juga tidak tahu kapan dia bisa mengejar ketertinggalan pelajaran sekolahnya.
"Adik Xiaoqiao, aku mengerti maksudmu. Tenang saja, besok pagi aku akan pergi ke kota. Kalian bisa menuliskan nomor telepon itu dan aku akan membawanya." Ujar Hu Zi. Jian Xiaoqiao pun menatap Gu Yishen dan berkata, "Yishen, tuliskan nomor itu untuk Kak Hu Zi."
"Aku punya pulpen dan kertas." Hua Shen berdiri untuk mengambil kertas dan pena, "Ini adalah buku anakku. Kamu bisa menuliskannya di kertas itu." Lanjut Hua Shen.
"Kak Hu Zi, bisa baca?" Tanya Gu Yishen.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com