Teleponnya dengan cepat tersambung, terdengar suara Mo Rou yang sangat resah, "Tuan…"
"Sekarang kamu segera datang ke Perancis, segera!" Austin memberi perintah.
"Uh…" Mo Rou terkejut dan berkata dengan emosional, "Aku tadi masih khawatir, takut Anda akan memarahiku setelah mengetahui kebenaran. Sekarang akhirnya aku tenang."
"Apa?!" Austin mengernyit, "Apa lagi kesalahan yang kau lakukan?"
"Aku sudah naik pesawat yang terbang ke Paris dan sedang bersiap untuk mematikan ponsel, tapi masuk telepon dari Anda." Mo Rou berkata, "Apakah ini termasuk semacam pemahaman diam-diam?"
"Baguslah kalau begitu." Austin menghembuskan napas lega, "Kamu tidak mengecewakan harapanku! Kirimkan nomor penerbangannya kepadaku, aku akan menyuruh anak buah untuk menjemputmu di bandara lalu membahas rencana langkah selanjutnya denganmu."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com