"Barusan…" Han Xiucheng tersenyum menatapnya, "Tenang, aku tidak mencuri dengar percakapanmu di telepon. Setelah kamu mematikan telepon, aku baru kemari."
"Bukan itu maksudku." Qin Xiya merasa bersalah karena berpikiran sempit, "Aku hanya merasa saat ini penampilanku jelek sekali."
"Tidak jelek." Han Xiucheng menggeleng, "Gadis yang terluka karena cinta sangat cantik, karena dia mencintai dengan tulus."
Qin Xiya tersenyum, lalu berkata dengan sedih, "Sayangnya tidak semua laki-laki tahu cara menghargai."
"Kalau dia tidak menghargaimu, dia yang rugi." Han Xiucheng tersenyum, sengaja menenangkan suasana, "Tapi kamu juga harus menerimanya. Mana ada gadis yang di masa mudanya tidak bertemu dengan pria brengsek? Berikutnya akan ada pria yang baik."
"Haha…" Qin Xiya tertawa pelan, lalu berkata dengan tulus, "Kak Xiucheng, aku sungguh berterima kasih kepadamu. Di saat seperti ini, hanya kamu yang terus menemaniku!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com