Setelah memakai kamar kecil, Ye Yan keluar dari ruang baca. Kebetulan Si Qin juga sedang membuka pintu kamar Gong Yuyao dan membujuknya seperti sedang membujuk seorang anak kecil, "Nona Gong, lihat, bukankah Tuan ada di luar? Aku tidak membohongimu, kan?"
Gong Yuyao menjulurkan kepalanya keluar dan melihat Ye Yan lalu mengulurkan tangan kepadanya dengan memelas, dia terlihat seperti seorang anak kecil yang butuh dilindungi dan disayang.
Ye Yan menghampiri dan menggandeng tangannya, lalu membelai-belai kepalanya dengan lembut, "Masa mandi juga mau kutemani? Benar-benar seperti anak kecil."
Gong Yuyao tersenyum malu-malu. Dia lalu memberi tanda kepada Si Qin dengan tangannya. Si Qin pun menundukkan kepalanya lalu keluar, namun matanya memancarkan sinar yang tampak rumit…
"Airnya sudah disiapkan?" Ye Yan berjalan masuk ke kamar mandi dan melihat bak mandi yang telah berisi air. Di atas permukaannya bertebaran kelopak bunga mawar segar, "Ayo cepat mandi."
Ye Yan mendengar suara seseorang sedang berganti pakaian di belakangnya, namun dia tidak terlalu memikirkannya. Dia memeriksa suhu air dan berkata, "Lain kali kamu harus lebih patuh, jangan membuatku terus mengkhawatirkanmu."
Dia lalu menoleh dan seketika terkejut.
Gong Yuyao telah melepaskan jubah mandinya dan mengenakan gaun tidur sutra tipis berwarna putih. Sorot matanya terlihat malu-malu, namun tatapannya terlihat penuh dengan kelembutan.
"Pakai jubah mandinya, jangan sampai masuk angin." Ye Yan mengalihkan pandangannya. Dia sengaja tidak mau melihat Gong Yuyao. Baginya, Gong Yuyao adalah seorang gadis yang cantik, lembut, serta bersih dan murni, bagaikan seorang dewi yang tak tersentuh oleh manusia. Dia tidak pernah memiliki keinginan seperti yang dimiliki seorang pria terhadap wanita kepadanya, mungkin karena dia terlalu mencintainya, atau mungkin juga karena mereka memiliki hubungan darah. Dia tidak mampu melewati garis batas itu.
Gong Yuyao berjalan ke hadapan Ye Yan lalu memeluk pinggangnya dengan penuh cinta seperti biasanya.
"Yuyao…" Ye Yan mengerutkan kening dan hendak mendorongnya.
Gong Yuyao mengulurkan lengannya yang putih dan merangkul lehernya, lalu mencium Ye Yan dengan bibirnya yang merah.
Ye Yan tidak lagi mendorongnya dan pelan-pelan mengangkat tangannya untuk memeluk pinggang gadis itu. Namun mendadak wajah cantik Lan Qianyu muncul di kepalanya. Secara naluriah dia pun menarik kembali tangannya dan tanpa ragu melepaskan dirinya dari Gong Yuyao.
Gong Yuyao terkejut, dia sama sekali tidak mengira kalau Ye Yan akan menolaknya…
"Tidak boleh." Ye Yan menatapnya dengan kening berkerut, "Yuyao, aku tidak bisa menyakitimu."
Gong Yuyao mengangkat wajahnya dan memandangnya, lalu membuat gerakan bahasa isyarat dengan tidak sabar, "Kak Yan, kamu tahu aku bukanlah perempuan yang agresif. Akhir-akhir ini aku baru menyadari, kamu juga adalah seorang laki-laki normal, kamu juga mempunyai kebutuhan jasmani yang sama seperti orang lain. Karena aku tidak dapat memenuhi kebutuhanmu ini, makanya kamu menikah dengan perempuan yang sedang mengandung anakmu itu. Sebenarnya aku juga bisa memberikannya kepadamu, cukup asal aku tidak hamil saja…"
"Bodoh, ini bukan masalah hamil atau tidak hamil, tapi ini tidak benar." Setelah mengucapkan kalimatnya yang terakhir itu, Ye Yan sendiri pun menjadi sangat terkejut.
Seluruh tubuh Gong Yuyao mendadak kaku. Dia menatap Ye Yan dengan terkesiap, air matanya mengalir turun, dan tubuhnya pun gemetar karena terguncang…
"Maaf, maaf, aku salah bicara." Ye Yan bergegas meminta maaf kepadanya. Bagaimana dia bisa berkata seperti itu? Ada apa dengan dirinya?
Gong Yuyao mundur selangkah, lalu membuat gerakan bahasa isyarat sambil menangis tersedu-sedu, "Kalau kamu menganggap hubungan di antara kita tidak benar, mengapa kamu menyukaiku? Bukankah lebih baik kalau kamu menyukai seorang perempuan normal saja? Untuk apa kamu menyukaiku?"