webnovel

Ayah yang Baru Dikenal (2)

Redakteur: Wave Literature

Xia Wanan berpikir sejenak. Dilihat dari situasi sekarang, mungkin tidak masalah jika ia bertanya akan pergi kemana Han Jingnian setelah ini. Namun ia hanya dapat bekata, "Oh," lalu berjalan menuju kamarnya tanpa menunggu jawaban dari Han Jingnian.

Setelah menutup pintu kamar, Xia Wanan langsung bersandar di pintu. Ia berdiri sebentar untuk meredakan detak jantungnya yang berdegup sangat cepat.

Di balik pintu terdengar sangat sunyi. Xia Wanan mendengarkan suara yang ada di luar dengan begitu saksama. Namun ia tidak mendengar apapun.

Dipikirnya Han Jingnian sudah pergi. Sekarang di rumah besar itu hanya ada Xia Wanan seorang.

Dia masih berdiri selama beberapa saat di depan pintu. Setelah suasana hatinya menjadi lebih baik, ia berjalan menuju ruang ganti.

Di tempat spa tadi Xia Wanan sudah mandi dan merawat kulitnya. Jadi setelah berganti dengan piyama, ia langsung pergi tidur. 

Malam ini pertama kalinya ia bertemu secara tidak sengaja dengan Han Jingnian. Han Jingnian juga punya alasan untuk pulang ke rumah. Meskipun di dalam kepalanya tidak memikirkan apapun, tapi di dalam lubuk hatinya ia masih gelisah. Jadi Xia Wanan hanya berguling-guling di atas kasur selama beberapa saat, baru akhirnya tertidur.

Meskipun terlihat tertidur, namun Xia Wanan tidak tidur nyenyak. Mimpi itu terus bermunculan tanpa henti. Saat usianya 15 tahun, ia memakai gaun indah yang dibelikan ibunya dari Hongkong dan pergi mencari Han Zhijin. Hari itu ia punya janji dengan Han Zhijin dan Song Youman untuk menonton film bersama. Ketika Xia Wanan sudah sampai di depan pintu keluarga Han, Xia Wanan melihat sebuah mobil hitam sedang diparkir di halaman. Ia pikir itu adalah sopir keluarga Han yang disuruh oleh Han Zhijin untuk mengantar mereka ke bioskop. 

Tanpa berpikir panjang, Xia Wanan berlari menuju mobil tersebut. Ia berusaha menarik gagang pintu itu cukup yang lama, namun pintunya tak kunjung terbuka. Xia Wanan tertawa kesal lalu membuat berseru, "Han Zhijin buka pintunya! Jika kamu seperti ini lagi aku akan marah! Kuberitahu ya, aku benar-benar akan marah! Kamu akan kuadukan pada ayahku dan aku tidak akan memaafkanmu!" 

Sebelum ia menyelesaikan omelannya, jendela di bagian depan terbuka. Di dalam mobil ada seseorang yang tampak seumuran dan hampir mirip dengan Han Zhijin. Wajahnya sangat muda, tapi wajah itu jauh lebih halus dan sempurna dari pada Han Zhijin.

Dia menatap wajah itu, yang dalam sekejap membuatnya terpesona seperti orang bodoh. Nyawanya kembali lagi setelah tiga detik kemudian. Wajahnya tiba-tiba berubah merah.

Xia Wanan adalah tipikal orang bersikap keras di rumah, namun bersifat pemalu di luar rumah. Ia memang sudah kenal akrab dengan Han Zhijing, sehingga ia bicara tanpa sungkan padanya. Namun di depan orang lain dia tidak berani berkata apa-apa karena begitu pemalu.

Setelah beberapa saat, Han Zhijing dengan cepat memahami situasi yang ada. Ia segera berkata, "Ini adalah pamanku. Umurnya selisih tiga tahun denganku. Paman, ini Wanan, teman sekelasku."

Di dalam mobil, laki-laki itu tidak merespon apa-apa. Bahkan ia tidak memandang ke arah Xia Wanan sama sekali. Ia hanya mengangguk sedikit ke arah Han Zhijin. Xia Wanan berkata dengan entengnya, "Aku pikir kamu punya ayah baru..."

Kalimat itu diucapkan Xia Wanan sambil menunduk.

Hai Zhijin cepat-cepat menyahut, menimpali Xia Wanan, "Paman, jangan begitu, kamu membuat Wanan jadi malu."

"Ya..." Han Jingnian hanya mengucapkan sepatah kata saja, lalu menoleh untuk melihat Xia Wanan.

Ini adalah pertama kalinya ia melihat mata Han Jingnian. Mata itu sangat indah, sampai membuatnya membeku. Bahkan membuat Xia Wanan takut melihatnya lagi. Keindahan mata yang membuatnya lupa bahwa ia dan Han Zhijin sudah pergi meninggalkan komplek rumah keluarga Han.

Sampai ketika dirinya dan Han Zhijin tiba di bioskop, ia baru bisa bernapas lega. Hari itu Han Jingnian hanya menggunakan kaos putih. Tidak ada yang Xia Wanan pikirkan dan hanya satu kalimat yang ada di pikirannya; siapa laki-laki muda berkaos putih itu? Apa ia bisa berkenalan dengan laki-laki muda berkaos putih itu?

Waktu pun berlalu, dan Xia Wanan akhirnya menikah dengannya. Apakah itu hanya mimpi tentang masa lalunya?

Itu mimpi, hanya mimpi. Xia Wanan berpikir ada yang salah dengan tubuhnya. Dia merasa ada seseorang yang melahap kulitnya dengan begitu kuat. Rasanya terlalu sakit hingga membuatnya hanya bisa mengernyit, kemudian terbangun dari mimpi. Belum sempat Xia Wanan membuka matanya, ia merasa ada sesuatu yang kuat memasuki dunianya.

  -

Nächstes Kapitel