webnovel

Pengalaman Pertama Menggunakan Teknik Pengendalian Pedang.

Redakteur: Wave Literature

"Kalian semua... mengantri?" Tanya Su Tianji yang berdiri di samping beberapa murid. Saat itu ia sadar kalau An Huwei dan lainnya juga berdiri di antrian.

Kemudian ia memperhatikan sekeliling toko, dan menyadari kalau tak hanya mereka, tapi masih ada banyak orang yang juga sedang mengantri.

Ia melirik ke arah Nalan Hongwu yang duduk di kursinya, dan tak tahu apa yang sedang ia lakukan.

Apa mungkin orang yang berstatus lebih tinggi boleh duduk sambil mengantri?

"Saudara Taoist Yinlong, Taoist Su, dan Taoist Wang." Panggil An Huwei di samping Nalan Huwei yang bermain The Legend of Sword and Fairy. Lalu ia melanjutkan, "Sekarang masih terlalu pagi, tapi kita harus mengantri. Bagaimana kalau kita makan sekotak es krim Haagen-Dazs dulu sambil menunggu?"

Saat ia melihat mereka yang sedang menatap Nalan Hongwu, ia menambahkan. "Sekarang Tuan Nalan sedang ada urusan, jadi tidak enak kalau mengganggunya."

Fang Qi telah memperingatkan Nalan Hongwu berulang kali, karena berteriak dengan suara keras di dalam warnet, jadi Nalan Hongwu mematikan opsi komunikasi luarnya agar tidak sengaja berteriak saat bertarung. Ia adalah orang tua yang pintar, jadi ia tidak mau membuat masalah lagi di dalam warnet, atau Fang Qi akan marah dan langsung menutup warnet.

"Haagen-Dazs?" Tanya Kakek Yinlang yang tiba-tiba teringat sesuatu. "Kalau tidak salah, Pemimpin kota An sebelumnya pernah bilang kalau Haagen-Dazs rasanya lebih enak daripada buah-buahan spiritual dari istana Taoist Liuyun. Ayo kita coba."

An Huwei tertawa terbahak-bahak. "Bagus kalau begitu. Izinkan saya, Pemimpin kota Jiuhua untuk membelikan kalian semua Haagen-Dazs! Ini adalah makanan khas kota Jiuhua! Rasanya yang enak tak bisa dibandingkan dengan makanan di tempat lain."

Saat ia mengatakan hal tersebut, ia berdiri dan bersandar di kursi Nalan. Kedua tangannya memegang kursi dari belakang. 'Aneh sekali kalau ia tak punya kursi.'

Sementara itu, Su Tianji berpikir dengan kebingungan. 'Bukankah ia adalah Pemimpin kota ini?'

"Xiaoyue!" Panggil An Huwei yang tampak akrab dengan Gadis kecil yang merupakan karyawan di tempat Fang Qi, "Ambilkan tiga es krim Haagen-Dazs."

Lalu mereka melihat seorang wanita kecil berpakaian putih, membawa tiga kotak kecil yang indah.

Saat mereka menyentuh kotak itu, rasanya sangat dingin, seolah ada es di dalam kotak itu.

Mereka pun bertanya dengan nada kebingungan, "Apakah di dalam kotak ini ada es?"

"Cobalah, kalian akan tahu." Ucap An Huwei.

"Apakah Pemimpin kota An tidak makan?" Tanya kakek Yinlang. Ia jadi makin penasaran. 'Kalau makanan ini begitu lezat, kenapa ia tidak memakannya juga?'

"...." An Huwei tampak canggung dan menjawab, "Tempat ini sangat luar biasa, tapi memiliki banyak sekali peraturan. Tiap orang hanya boleh makan satu kotak Haagen-Dazs per hari."

"Ada peraturan seperti itu juga?" Kakek Yinlong adalah orang yang paling tua di sekumpulan orang itu. Ia telah melihat semua lapisan masyarakat. Tetapi saat ini ia penasaran dengan suatu hal, "Menurutku, peraturan itu terdengar tidak masuk akal. Bagaimana bisa membuat peraturan seperti itu?"

"Saya juga berpikiran seperti itu. Saya ingin tahu apakah Haagen-Dazs benar-benar seenak seperti kata Pemimpin kota An atau tidak. Saya sangat kaget saat Pemimpin kota An bilang kalau ini lebih lezat daripada buah spiritual dari istana istana Taoist Liuyun." Ujar Su Tianji yang terlihat tidak senang. Ia akui, meskipun teknik pengendalian pedang adalah kelebihan tersendiri di tempat Fang Qi, tetapi ia tidak setuju kalau istana Taoist Liuyun kalah dalam hal apapun.

Kemudian ia menyendokkan es krim dengan sendok kayunya, dan memasukkan es krim Haagen-Dazs ke dalam mulut Su Tianji.

Saat itulah, matanya terbuka lebar seolah sedang merasakan sesuatu yang sangat luar biasa.

Es krimnya langsung meleleh saat masuk ke dalam mulutnya. Saat itu tepat di pertengahan musim panas, jadi saat ia menyuapkan es krim ke dalam mulutnya, ia merasakan sensasi yang luar biasa. Apalagi saat es krim itu meleleh di mulutnya, aroma vanila yang kuat membungkus lidahnya. Rasa dan aroma yang manis, membuatnya merasa bahagia.

Rasanya tertinggal di lidah begitu lama, bahkan dapat membuat suasana hatinya menjadi lebih baik.

"Lezat sekali! Ini adalah makanan terlezat yang pernah aku makan!" Ujar Kakek Yinglong dan Wang Kuan sambil menikmati kelezatan es krim Haagen-Dazs. Mereka memuji kelezatan es krim tersebut.

"Karena hanya bisa memakannya satu kotak per hari, lebih baik saya memakannya perlahan." Saat Su Tianji bergumam pada dirinya sendiri, ia pun membeku beberapa saat, "Bagaimana bisa aku berpikiran seperti itu?"

Saat itulah ia melihat An Huwei yang masih menatap layar Nalan Hongwu. An Huwei kemudian berkata, "Kemajuanmu sangat cepat, hampir sampai di rumah Liu, kan? Cepat sekali?!"

"Rumah Liu apa?" Su Tianji, Kakek Yinglong dan Wang Kuan terlihat bingung saat mendengar ucapan An Huwei. Lalu mereka melirik ke layar komputer tiap pemain yang menampilkan animasi yang berbeda-beda, tetapi mereka tidak memperhatikan detailnya.

Saat mereka bertiga melihat An Huwei memandang ke arah layar Nalan Hongwu, mereka pun ikut melihatnya.

Di dalam layar komputer Nalan Hongwu, ada seorang pemuda seukuran telapak tangan, sedang melompat-lompat menggunakan teknik langkah ringan. Ia tak berhenti melompat kecuali ketika ia perlu berbicara dengan seseorang.

Dan yang membuat mereka semakin bingung adalah, mereka melihat nama pemuda itu di atas kepalanya.

"Apa itu?" Mereka bertiga terlihat semakin penasaran. Awalnya mereka berpikiran kalau itu adalah sejenis artefak spiritual yang dapat memproyeksikan gambar. Tetapi semakin dilihat, sepertinya bukan itu. Lalu mengapa ada nama di atas kepala pemuda itu?

Tentu saja, Nalan Hongwu bisa mematikan opsi penampilan nama, tetapi sebagai seorang maniak game, menampilkan nama membuat Nalan Hongwu menjadi lebih mudah untuk memainkannya. Sebagian besar pemain lama juga melakukannya. Hanya sebagian pemain baru yang lebih suka mematikan opsi itu, agar terlihat lebih nyata bagi mereka.

"Ini ada game The Legend of Sword and Fairy," ujar An Huwei, "Bukankah kalian bertiga datang ke sini untuk memainkannya?"

"Jadi ini The Legend of Sword and Fairy?" Tanya mereka yang merasa penasaran. Mereka benar-benar terkejut melihatnya. 'Apakah kita benar-benar ketinggalan zaman?'

"Lalu bagaimana dengan Peminum Berpedang Abadi?" Mereka bertiga terkejut saat melihat apa yang ditampilkan di layar. Mereka ingat, semua orang bilang kalau Master Peminum Berpedang Abadi ada di The Legend of Sword and Fairy. "Apakah kita akan menggunakan artefak ini untuk berkomunikasi dengan Peminum Berpedang Abadi?"

"Kurang lebih seperti itu." An Huwei tidak tahu bagaimana menjelaskan tentang game yang ada di dalam komputer kepada para kultivator yang telah mengasingkan diri cukup lama. Lalu kebetulan sekali, orang di sampingnya sudah mencapai batas waktu bermainnya.

Meskipun An Huwei datang sebagai seorang pelanggan, tetapi ia juga seorang Pemimpin kota, dan ketiga orang itu sudah jauh-jauh datang ke kota Jiuhua untuk bermain game. Jadi ia pun berkata, "Siapa dari kalian yang ingin bermain dulu? Biar nanti saya, Pemimpin kota yang akan mengajari kalian cara menggunakannya. Ini adalah salah satu ciri khas kota Jiuhua."

An Huwei menawari mereka bertiga untuk bermain.

Mereka bertiga pun saling bertukar pandang dan berpikir dalam hati. 'Master Peminum Berpedang Abadi ini sangat aneh, apalagi peraturannya juga aneh. Cara menemui master ini benar-benar aneh.'

Setelah saling bertukar pandang, akhirnya mereka memutuskan bahwa Kakek Yinlong yang akan mencoba terlebih dulu.

Kakek Yinglong pun duduk di depan komputer. Dengan panduan dari An Huwei, ia pun mulai bermain game.

Setelah cerita baru dimulai, Kakek Yinglong merasa memasuki dunia lain!

Su Tianji menatapnya dengan serius, ia ingin melihat apa yang akan terjadi. Setelah menggunakan artefak spiritual itu, apa yang akan terjadi padanya?

Game The Legend of Sword and Fairy pun segera dimulai.

Tiba-tiba mereka menyadari kalau di dalam layar komputer ada seorang pemuda yang tiba-tiba melompat dari tebing, dan mendarat menggunakan pedang kekaisaran.

"Apakah ini adalah teknik pengendalian pedang? Apakah aku baru saja mempelajari teknik pengendalian pedang?!" Seru kakek Yinlong yang merasa terkejut. Saat itu ia sadar kalau ia sedang mengendalikan karakter Li Xiaoyao untuk terbang.

"Dengan sebuah pedang di tanganku, aku bisa mengelilingi samudra! Aku merasa seperti sepuluh kali lipat lebih hebat daripada yang dijelaskan oleh Ketua sekte Ye!"

"Apakah kamu sudah mempelajarinya?" Tanya An Huwei yang semakin bingung. "Lebih hebat 10 kali lipat?"

"Bagaimana bisa Ye Songtao telah mempelajari teknik pengendalian pedang?"

Tetapi kenapa Kakek Yinlong juga menjadi lebih kuat 10 kali lipat?

Sekarang Kakek Yinglong menggunakan teknik pengendalian pedang dalam alam mimpinya yang telah dikuasai oleh Li Xiaoyao. Kekuatannya jauh lebih kuat daripada seorang pemula yang baru saja mempelajari teknik tersebut.

Pemuda itu dan pedangnya melewati langit dan bumi.

Kakek Yinlong melihat ke bawah lalu melihat ke awan yang ia injak. Lalu ada angin yang berhembus dengan sangat kencang, hingga membuatnya mundur.

Angin berhembus sangat kencang di sekelilingnya, tapi ia merasa bahagia.

Saat itulah ia merasa kalau 'Dengan menggenggam sebuah pedang, ia bisa pergi ke langit maupun dunia bawah.'

Itu adalah teknik pedang yang sangat kuat dan bagus untuk dipelajari.

Meskipun ia tidak pernah berpikir kalau ia dapat mempelajari teknik pengendalian pedang dengan cara seperti ini, tetapi itu adalah pengalaman yang sangat berharga. Dan cara tersebut juga membuat semua orang terperangah.

Nächstes Kapitel