webnovel

Kalau Ada Satu Orang Sudah Kecanduan, yang Lainnya Juga Harus Ikut Kecanduan!

Redakteur: Wave Literature

Mayoritas pelanggan berjalan keluar dengan mata merah dan sembab.

Bahkan Nalan Hongwu juga ikut menangis ketika ia mengingat kembali cerita yang baru saja ia tonton. Walaupun itu hanyalah sebuah cerita dalam game, tapi semua itu layak sekali untuk dikenang di dalam hidupnya.

Karena itulah ia mulai tak sabar untuk mengikuti cerita selanjutnya, yang akan terjadi di dalam game The Legend of Sword and Fairy.

Para pemuda malah lebih emosional daripada Nalan Hongwu.

Saat mereka keluar dari warnet, mereka masih memikirkan semua cerita yang baru saja mereka tonton dari game.

Seolah cerita tersebut terjadi tepat di hadapan mereka.

Xiaoyao adalah orang yang ceria tetapi bertanggung jawab. Yueru adalah seorang gadis yang naif dan tampak keras kepala, tetapi berhati lembut. Sedangkan Ling adalah orang yang penuh perhatian dan manis. Sementara Liu Jinyuan dan cerita si iblis kupu-kupu telah menyentuh hati mereka.

Mereka tidak pernah berpikir kalau mereka akan terpesona oleh sebuah cerita dalam game, bahkan bisa membuat mereka bahagia dan bersedih di waktu yang bersamaan.

"Semua orang harus tahu tentang orang-orang yang ada di dalam game!"

"Harus banyak orang yang tahu tentang kisah mereka!" Seru Chen Yang dengan semangat yang membara. "Iya! Semua orang harus tahu tentang cerita dari orang-orang yang berada di dalam game ini!"

"Lebih banyak orang yang tahu tentang mereka?" Gumam teman-teman yang berada di samping Chen Yang yang juga ikut bersemangat.

Mereka merasa senang karena sependapat.

Setelah mereka kembali ke sekolah Lingyun, Chen Yang dan beberapa temannya pada berkumpul. "Kemarin aku melihat pemilik warnet memainkan game The Legend of Sword and Fairy."

"The Legend of Sword and Fairy?"

"Game baru itu?"

"Apakah gamenya menarik?"

"Bukan hanya menarik, tapi alur cerita hingga teknik bela dirinya, semuanya sangat klasik." Ujar Chen Yang.

"Seperti teknik pengendalian pedang, seni seribu pedang, pedang langit... dan masih banyak lagi jurus-jurus yang kuat. Jika kalian bisa menguasai teknik pengendalian pedang, entah itu prajurit ataupun kultivator, mereka bisa terbang dengan pedang."

"Alur ceritanya juga sangat luar biasa! Aku belum pernah sesuka ini dengan alur sebuah cerita."

"Apakah sehebat itu?" Tanya mereka yang merasa ragu. "Kedengarannya seperti Celestial Warrior?"

"Cih! Apanya yang seperti Celestial Warrior? Cerita itu sangat membosankan dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan The Legend of Sword and Fairy!" Seru Chen Yang. "Kalau kalian tidak percaya, ayo besok kalian lihat permainanku."

"Wah! Kamu mau main?" Tanya mereka. "Kedengaran bagus. Kalau gamenya benar-benar bagus, kami juga mau main."

Sementara itu, Song Qingfeng, Lin Shao dan Xu Luo sedang duduk dan berkumpul di Paviliun Qingfeng dan Mingxue.

Ada berbagai macam makanan lezat yang ditaruh di atas nampan permata. Paviliun Qingfeng dan Mingxue sangat jarang menggunakan nampan tersebut, sekalipun sedang menyelenggarakan pesta.

"Terima kasih telah memperlakukan kami seperti ini, Saudara Song. Apakah ada hal besar yang terjadi?" Semua pemuda yang datang, memiliki latar belakang dari keluarga bergengsi. Tetapi mereka tetap terkejut dengan sikap Song Qingfeng.

"Tidak ada hal besar apa-apa." Ujar Lin Shao lalu tertawa terbahak-bahak. "Aku yakin kalian semua pernah mendengar tentang Super Internet, jadi aku tidak akan menjelaskan hal itu."

"Kami sudah pernah mendengarnya, tapi kami belum sempat berkunjung ke sana."

Lin Shao mengangguk seraya berkata, "Kami memanggil kalian karena harus berbagi sebuah berita yang sangat bagus."

...

Tak hanya di Paviliun Qingfeng dan Mingxue, tetapi para pemain lain juga mulai saling menyebarkan, dan merekomendasikan game baru tersebut kepada pemain lain yang belum memainkannya. "Saudara Li, lihatlah, kami sudah menyelesaikan game Resident Evil. Bagaimana kalau besok kita bermain game The Legend of Sword and Fairy?"

"Saudara Wang, aku baru saja menonton pemilik warnet main game The Legend of Sword and Fairy, dan itu benar-benar bagus. Haruskah kita.... mengganti jadwal besok?"

"..."

Liang Shi adalah pemain lama dari game Resident Evil. Setelah waktu bermainnya habis, ia melihat orang-orang yang berjalan keluar dengan tatapan penasaran. Mereka merekomendasikan game The Legend of Sword and Fairy dengan semangat. Jadi ia bertanya ke Fang Qi. "Apakah game baru ini memiliki semacam sihir?"

Fang Qi menggosok hidungnya dan berkata secara misterius. "Bagaimanapun juga, kalau ada satu orang sudah kecanduan, yang lainnya juga harus ikut kecanduan."

"Kenapa yang lainnya juga harus ikut kecanduan?" Tanya Liang Shi seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, karena ia semakin tidak paham.

"Kalau kamu tidak paham, coba saja sendiri, nanti kamu akan tahu apa maksudnya." Ujar Fang Qi lalu tertawa.

"Apakah kamu sedang mencoba untuk membuatku kecanduan juga?" Tanya Liang Shi yang merasa ingin tertawa dan sedih di saat yang bersamaan.

...

Ji Wuyou duduk miring di bangku taman Nanmu, dan angin sepoi-sepoi berhembus menerpa jubahnya.

Ia memegang dua bola batu putih di tangannya, dan memutar-mutarnya berulang kali.

"Tidak ada yang tahu dari mana datangnya toko kecil itu. Tetapi orang-orang dari keluarga bergengsi, termasuk mereka yang berasal dari keluarga Nalan, keluarga bergengsi di kota Jiuhua dan bahkan Sekte Lautan Awan juga berkumpul di sana setiap hari." Gumam seorang pria yang terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Aku jadi penasaran, apakah bermain game bisa semenarik itu?"

"Yang membuatku lebih penasaran lagi adalah, bukankah itu hanya sebuah game? Tapi semenarik apa hingga membuat mereka semua terpana dengan sebuah game?" Ujar bayangan hitam yang tiba-tiba muncul di halaman. "Apakah Nalan Ji sekarang telah berubah pikiran?"

"Nalan Ji? Dia pergi ke tempat itu setiap hari. Aku pikir aku sudah tidak bisa mempercayainya lagi." Ujar Ji Wuyou. "Selain itu, ia juga diam-diam menghapus jejak yang bisa mengarah padanya. Apakah ia tidak berpikir kalau aku akan segera mengetahuinya?"

"Sepertinya ia sudah menemukan cara lain dan sedang mencoba untuk mengakali kita." Ujar Ji Wuyou lalu tertawa. "Bagaimana menurutmu, hantu serigala?"

Lalu terdengar suara terkekeh dari dalam kegelapan.

Ada bayangan hitam yang mengangkat tangannya, dan menggerakkan lehernya seperti pembunuh yang kejam. "Haruskah aku... menghampirinya?"

"Untuk sementara waktu, jangan dulu." Jawab Ji Wuyou lalu berdiri dari kursinya, dan berjalan ke sisi halaman yang berada di atas tebing. Berdiri di sana dan membuatnya bisa melihat seluruh wilayang Jiangnan.

Ji Wuyou mengulurkan tangannya, seolah ia sedang memegang segala sesuatu yang ada di depannya.

Tetapi ia melepaskannya seraya berkata, "Sekarang wilayah Jiangnan belum dibawah kendali kita. Jika kita membunuhnya, nanti kita akan kesulitan sendiri. Lagi pula ia masih berguna bagi kita."

"Kalau begitu…." Bayangan hitam terlihat sedang menunggu Ji Wuyou melanjutkan ucapannya.

"Nalan Hongwu si tua itu juga pergi ke tempat itu setiap hari. Dia bukanlah orang yang bisa kita kalahkan dengan mudah." Ujar Ji Wuyou dengan santai. "Dan pria itu tidak pernah berpisah dari Nalan Hongwu. Mungkin kita bisa mengatasi ini dengan cara lain."

"Cara lain?" Bayangan hitam itu kemudian terkekeh. "Toko itu mengacaukan rencana kita, dan bisnisnya semakin lama menjadi semakin berkembang. Apakah Anda yakin akan membiarkan mereka lolos? Itu sama sekali bukan gaya Anda."

"Bagaimana mungkin." Ujar Ji Wuyou lalu tertawa. "Toko warga sipil yang sukses seperti itu, pasti telah menarik perhatian warga, baik dari dalam maupun luar kota Jiuhua. Dan pasti ada banyak mata-mata yang iri. Jadi kenapa kita harus ikut campur?"

Bayangan hitam itu masih terkekeh jahat. "Apa yang ingin kamu lakukan?"

Ji Wuyou kemudian kembali duduk di kursinya. Seekor kupu-kupu bersayap hitam lembut terbang di depannya. Lalu tiba-tiba ia mengulurkan tangannya untuk mengambil sayap kupu-kupu itu. Ia kemudian berkata dengan acuh. "Aku akan menyalakan api. Sepertinya ini adalah saat yang tepat."

"Mereka yang berlari terlalu cepat pasti akan jatuh!"

Nächstes Kapitel